Waver

120 12 1
                                    

Saebom berada diruang kendali.
Ada satu layar dari cctv yang mencuri perhatiannya.

Yaitu Tempat dimana Han Taeseok berada. Saebom membesarkan layarnya. Dia melihat pria itu menangis . Ada rasa tak nyaman dihati Saebom, saat melihatnya.

Saebom memandangi layar itu dengan seksama sampai dia sadar ada hal yang tak beres. Saat dia melihat Han Taeseok mencoba meraih senjatanya.

Saat Han Taeseok membuka kunci dari senajat itu, Saebom sadar dan tangannya gemetar, dia tidak bicara
dan bergegas untuk menemui Han Taeseok.

Saebom lari melewati lorong demi lorong.

"Sial , apa mungkin dia ingin melakukannya, tidak mungkin , dia Han Taeseok . Sial aku harus menemuinya, jangan berfikir bodoh , tolong tetap hidup" Saebom bergumam dalam hatinya.

Saebom masih berlari kencang sedangkan orang lain bingung melihatnya.

Akhirnya Saebom hampir sampai, pintu ruangan itu sudah terlihat, tapi dia tau jika terlambat mungkin dia tak akan pernah melihat Han Taeseok lagi.

Dia dengan cepat merebut senjata dari petugas penjaga. Didekatnya.

Dia mengarahkan senjata itu kekepala petugas itu.

"Aku pinjam , aku harus menyelamatkan Let.Han"

Saebom dengan cepat menembaki pintu ruangan itu dari jauh beberapa kali.

"Kumohon, Han Taeseok" Saebom berteriak kencang.

Para tentara tentu saja tidak tinggal diam. Mereka dengan cepat menghentikan Saebom.

Badan Saebom ditahan oleh dua tentara, tapi Saebom meronta , ingin menuju keruangan itu, dia takut karena Han Taeseok tak kunjung keluar dari ruangan itu.

"Lepaskan aku, tolong periksa Han Taeseok, dia dalam bahaya" Saebom berteriak kencang. Kakinya melemah, sadar mungkin dirinya telah terlambat. Dia lemas terjatuh dilantai. Para tentara mencoba membantunya berdiri.

"Lepaskan dia" Han Taeseok keluar dari ruangan itu, dia melihat pintu ruangan itu rusak karena telah dihantam oleh 3 peluru.

Para tentara itu melepaskan Saebom. Memberikan ruang untuk Saebom.

Saebom menyadari suara familiar itu, dia melihat kearah depan. Dan berdiri berlari memeluk Han Taeseok tanpa sadar.

Sementara mata Han Taeseok yang merah dan urat-urat yang timbul didahinya akibat despresi, terpejam mendapat pelukan hangat dari wanita yang telah mengganggu hatinya.

Saebom melepaskan pelukannya, dan memandang wajah Han Taeseok.

Plaakkk.. tamparan keras mengenai pipi pria itu. Pria itu hanya diam mendapat kejutan dari Saebom

"Dasar bodoh, jangan pernah melakukan hal ini lagi"

Saebom menangis.

"Seseorang berjuang keras untuk hidup, kenapa kamu ingin mati, jangan bodoh, aku benar-benar membencimu" Saebom memukuli dada pria didepannya.

Han Taeseok sadar wanita didepannya ini tau apa yang sedang dalam pikirannya tadi . Dia menahan tangan Saebom, dan menarik Saebom dalam pelukanya.

"Maafkan aku" Han Taeseok memejamkan matanya dalam pelukan Saebom.

"Jangan pernah melakukannya lagi"
Saebom merasa bingung.Dengan apa yang dia rasakan sekarang.

Disaat yang sama, mendengar keributan dan suara tembakan, Jisoo beregegas mencari sumber masalahnya.

Saat dia sampai, hatinya terasa begitu sakit melihat Pria yang baru saja mencampakannya sekarang berada dalam pelukan orang lain.

Air matanya menetes tanpa izin.
Dia menaruh tangannya didepan dadanya. Mencoba untuk menggapai rasa sakit yang ada dihatinya.

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang