Feel guilty

199 18 3
                                    

Yi Hyun dan Saebom kembali kerumahnya. Saebom duduk di kursi ruang tamu. Dengan tatapan kosong tidak bisa mengontrol pikirannya sendiri.

Sementara Yihyun membersihkan dirinya dari bekas darah dikamar mandi.
Setelah selesai, Yihyun kedapur menuangkan air digelas.

"Mau segalas air?" Yihyun mencoba mencairkan suasana.

"Tidak terimakasih, aku perlu beristirahat" Saebom bangkit dari kursinya. Dia melewati Yihyun tanpa memandangnya dan pergi masuk ke kamar.

Yihyun hanya terdiam, tapi dia tau Jika membahas apa yang baru saja terjadi, pembicaraan ini tidak akan berakhir baik.

Sejam kemudian Saebom membuka pintu kamarnya yang sudah rusak.

Yi Hyun yang sedang berbaring disofa. Dengan cepat bangkit dari sofa dan menemui Saebom.

"Bisa kita bicara sekarang?" Yihyun menjulurkan tangan kirinya .

"Ya" Saebom menggenggam tangan Yihyun.

Yihyun membawa Saebom kebalkon.

"Kenapa kamu melakukannya?" Yihyun bertanya dengan suara lembut sambil memandang Saebom.

"Aku tidak ingin kamu terluka" Saebom juga memandang Yihyun.

"Tapi Kita berjanji akan melewatinya bersama kan?"

"Tidak semua janji bisa ditepati" Saebom dengan dingin menjawab.

Yihyun menghela nafas.

"Saebom, kamu melakukannya karena tak percaya padakukan?"

"Apa itu penting sekarang, semuanya sudah selesai, aku aman km juga"
Saebom memandang ke arah langit.

"Kenapa kamu bicara seperti ini?"

"Jawaban apa yang kamu butuhkan?"

"Kenapa kamu mengurungku, kamu tidak percaya padaku? Atau kamu takut aku malah menjadi beban buatmu?"

Mendengar perkatan Yihyun , Saebom kembali memandang Yihyun dengan tatapan kesal.

"Ya benar aku tidak percaya padamu, saat pertama kali kita mendengar mereka datang, gejalamu mulai muncul, menurutmu aku akan membiarkan kamu menghadapi mereka.Aku tidak berniat bertaruh untuk kehilangan kamu"

"Lalu kamu pikir tidak apa-apa jika aku yang harus kehilangan kamu, mereka tidak hanya ingin darah mu tapi juga otak mu Saeboma" Yihyun mulai emosi membayangkan hal buruk yang bisa saja terjadi.

"Lalu apa? Membiarkan mu pergi bersama ku, mereka bahkan membidikan senjata di dahi Han Taeseok dengan mudahnya,
Bahkan jika kamu tidak terinfeksi sekalipun mereka juga pasti akan membunuhmu jika kamu melawan mereka"

"Tapi setidaknya aku masih bisa bersamamu Saebom, bahkan jika aku mati, aku masih bisa bersamamu untuk terakhir kali,aku tidak akan menyesal mati untuk menyelamatkan mu"

Mendengar hal itu Saebom marah.

"Kamu gila, jika hal itu terjadi ,kamu fikir aku akan bertahan melalui itu . Bahkan saat mereka membidikan senjata ke kepala Han Taeseok , aku benar-benar merasa gila, aku takut jika dia mati didepanku ,aku takut jika dia mati karena aku, rasanya hatiku sangat sakit, badanku seperti terbakar melihatnya. Saat dia menatapku rasanya seperti itu tatapan terakhir yang bisa kulihat darinya,dan kamu tau apa yang kufikirkan, aku lebih baik bunuh diri dari pada melihatnya mati didepanku.Dan sekarang kamu berharap kamu bisa berada disisiku disaat terakhirmu, apa kamu fikir aku mampu menanggung nya?"
Saebom kini tak dapat lagi membendung air matanya.

Yihyun hanya terdiam, dia merasa bersalah mengatakan hal seperti itu, wanita kuat yang dia kenal ini ternyata hatinya pun begitu rapuh, terkadang karena melihat betapa mandiri dan kuatnya Saebom , Yihyun sering kali lupa untuk melihat hati Saebom yang sesungguhnya.

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang