Mingi langsung mendorong jongho dari atas tubuh san hingga jongho sedikit tersungkur dan hampir mengenai meja nakas yang ada di sana
Pisau yang menancap di tangan san di biarkan begitu saja fokusnya hanya pada jongho yang saat ini akan melarikan diri
Tapi dengan cekatan wooyoung langsung menutup pintu kamar sehingga anaknya tidak bisa keluar maupun mendekati pintu karena disana tertempel sebuah salib
Selain jongho yang tidak bisa mendekati pintu hal serupa juga terjadi pada mingi dirinya hanya bisa menatap pintu kamar itu dengan helaan nafas panjang
Tapi meskipun begitu setidaknya ia sangat terbantu karena jongho tidak bisa kemana-mana lagi
"Sebaiknya kalian keluar" - Mingi
"Tapi hikss mingi-ssi bagaimana dengan mu?" - Wooyoung
"Aku bisa menanganinya"
"Kau yakin?" - San
"Ckk kenapa semua orang selalu menanyakan keyakinan ku hhh"
"Aku bisa menanganinya, tuan choi san -_- lebih baik anda dan istri anda segera keluar dan mengobati luka itu"
"Tapi mingi-ssi ----"
"Nyonya woo aku tidak akan menyakiti anak mu"
"Ba-baiklah"
Keduanya pergi dari sana dan bersamaan dengan wooyoung yang membukakan pintu jongho dengan gerakan cepat mengambil kesempatan untuk keluar
Dengan cepat juga mingi memukul wajah jongho begitu keras, sebuah pukulan telak yang membuat anak itu menghantam lemari pakaiannya
Mingi melirik pintu yang sudah tertutup rapat ia bersyukur untuk itu tapi ia juga tidak bisa keluar dari sana tanpa bantuan dari orang lain
"Jesus meskipun aku tidak bisa menyentuh salib mu setidaknya kau sudah melindungi keluarga choi dari anaknya"
Ia menundukkan kepalanya untuk sesaat begitu kepalanya ia angkat kembali jongho sudah tidak ada lagi di hadapannya
Tes!!
Sesuatu dari atas plafon menetes mengenai kepalanya dengan tenang dan tetap waspada mingi mendongak keatas untuk melihatnya
Begitu ia melihat keatas lebih dari 1 liter darah membasahi dirinya seperti air yang di siramkan menggunakan ember
Darah itu berasal dari muntahan jongho yang menggantung tepat di atas plafon kamarnya
Dia menggantung seperti seekor cicak dengan kepada yang bisa berputar 90° sehingga dirinya bisa melihat kebawah dimana mingi berada
Segera menjauh dari sana mingi langsung menyeka wajahnya dan menepuk-nepuk pakaiannya berharap darah itu berkurang agar pakaian yang ia kenakan tidak terlalu basah
Ia mengambil dan menghubungi seseorang untuk meminta bantuan
"Ternyata aku tidak bisa menangani ini sendirian"
Panggilan terhubung mingi akan segera bicara tapi beberapa benda mengarah padanya dan ponsel yang tengah di pegang itu terlempar jauh kesudut ruangan
Butuh beberapa saat untuk ia mengeluarkan suara karena serangan yang terus dilakukan jongho hampir membuatnya kewalahan
"Yunho!!"
"Yunho!!"
"Kau mendengar ku?!!"
"Kau.."
Sebilah pecahan kaca mengenai pelipisnya dan itu langsung berdarah ia mencoba menutup luka itu dengan tangannya
Meskipun rasanya sakit dan perih yang bisa ia lakukan hanya merintih dengan teriakan yang tertahan
"Iyaa--haaah ini aku mingi!!"
"apa yang terjadi dengan mu mingi-ssi?"
"Tolong segera kesini dan bawa pastor atau siapapun, choi jongho kembali mengamuk!!"
Ia baru akan bicara kembali tapi ponselnya tiba-tiba saja di hancurkan oleh jongho dengan menginjaknya hingga layar ponsel menjadi retak
Iblis dalam diri jongho tertawa mengejek sekarang mingi benar-benar sendirian dan dia pikir mingi akan mudah untuk di kalahkan seperti para pendeta sebelumnya yang mengundurkan diri karena sudah tidak sanggup lagi mengeluarkan dirinya dari dalam tubuh jongho
"Iblis sialan aku tahu apa yang tengah kau pikirkan, kau tidak akan bisa melakukannya"
Mingi sedikit melirik keluar jendela yang langsung menyuguhkan pemandangan kamarnya yang berada di lantai dua
"Apa saja pekerjaan mu Hades sampai makhluk rendahan seperti ini bisa meloloskan diri dari neraka begitu saja cih"
Ia mengepalkan tangannya dengan kuat lalu berlari dan memukul pipi jongho sebanyak dua kali
Jongho sendiri berusaha melepaskan cengkeraman tangan mingi yang berada di lehernya karena terasa begitu panas
Meskipun mingi tahu dirinya bisa membahayakan nyawa jongho tapi apa boleh buat
Kalau ia harus menunggu kedatangan yunho yang entah membawa pastor atau tidak ia rasa itu sangat memakan waktu
Jika membiarkan jongho terus menerus menyerangnya maka iya yang dalam bahaya jadi lebih baik ia menghadapi jongho sendirian.
Secara tidak sadar mingi terus menekan tangannya dan menyebabkan jongho kesulitan bernafas
Brak!!
"Hey!! Apa yang kau lakukan!!"
Hongjoong segera menarik mingi dan membiarkan jongho terlepas lalu kembali menaiki dinding seperti sebelumnya
Perasaan khawatir yunho tiba-tiba saja muncul begitu dirinya melihat mingi yang di penuh oleh darah
Tangannya bergerak untuk menyeka darah yang terdapat di pelipis mingi begitu mendengar laki-laki di depannya ini meringis ia kembali tersadar dan segera menjauhkan tangannya yang kurang ajar itu
"Ehem ma-maaf aku refleks"
"Hhhmm Ya aku ..... Tau"
"Apa yang terjadi dengan mu mingi-ssi?" - hongjoong
Mingi berbalik kebelakang lalu melihat jongho yang masih di posisi menempel di dinding, wajah imutnya terus berubah-ubah menjadi wajah yang mengerikan sehingga mereka yang melihatnya pun di buat bergidik kecuali mingi
"Apa kalian akan percaya kalau aku bilang anak itu memuntahkan darah lebih dari 1 liter?"
Yunho mau pun hongjoong berekspresi kebingungan bagaimanapun mustahil manusia bisa memuntahkan darah sebanyak itu
Lagi pula kalaupun hal itu benar maka pelakunya akan mati karena mengalami kerusakan organ dalam separah itu
KAMU SEDANG MEMBACA
✔✔𝑺𝒐𝒏 𝒐𝒇 𝑯𝑨𝑫𝑬𝑺 - [𝙼𝚒𝚗𝚈𝚞𝚗] : [𝙰𝚃𝙴𝙴𝚉 - 𝙱𝚡𝙱]
FanfictionBXB | BOYS LOVE | SHOUNEN AI | GAY Jangan Salah Lapak!! (With. Ft. Inspired by) The Divine Fury What is the most number one thing in this world? God, religion and belief? both parents? or ourselves? or someone we love?. Kepercayaan bukanlah keyaki...