Chapter 1

3.8K 297 82
                                    

Suasana bandara siang itu nampak sangat ramai. Jeno bersama istri dan anaknya sedang berdiri menunggu kedatangan adiknya itu, adik yang sudah belasan tahun meninggalkan Korea dan lebih memilih menetap di Australia.

"Itu Jaemin. Akhirnya datang juga anak itu." Tunjuk Jeno pada seorang lelaki tampan yang nampak sangat gagah.

Renjun dan Jisung menoleh kearah yag ditunjuk oleh Jeno.Renjun pun tersenyum dan menoleh kearah sang anak.

"Itu paman kelincimu sayang.. jangan lupa untuk memberi salam padanya." Ucap Renjun membuat Jisung menganggukan kepalanya. Pandangannya masih terus tertuju pada lelaki tampan nan gagah itu tanpa berkedip sama sekali.

"Paman tampan sekali!" Ucap Jisung jujur.

"Seperti Papa kan?" Sang Papa menatap anaknya meminta jawaban.

"Tidak. Paman jauh lebih tampan dibandingkan Papa." Jisung tertawa saat melihat ekspresi kesal yang dibuat-buat oleh Papanya.

"Oke. Uang jajan-nya Jie dipotong." Jeno pura-pura kesal.

"Mama..Papanya jahat sama Jie." Jisung mengadu pada sang Mama.

"Suamiku sayang, kita sedang dibandara loh. Mau anaknya nangis disini, kamu yang bujuk ya nanti."

"Papa bercanda sayang. Uang jajan-nya Jie tidak dipotong.Sekarang tersenyumlah, Pamanmu sudah sangat dekat dengan kita." Ucap Jeno berusaha membujuk anak semata wayangnya itu.

"Owkeyy.. Mama memang yang terbaik."Jeno hanya dapat mengusap dadanya pelan saat melihat istri dan anak-nya itu bertos ria.

Saat saudaranya itu sekarang berada didepannya. Jeno pun memeluk dan menepuk-nepuk punggung adiknya yang berbeda 4 tahun dengannya itu, melepas rindu.

"Kau semakin tampan dan gagah sekarang. Bagaimana sudah menemukan seseorang yang pas untuk dijadikan pendamping hidup?" Tanya Jeno saat melepaskan pelukannya.

"Belum ada yang menarik, tapi setelah sampai disini sepertinya aku menemukan seseorang yang menarik." Jawab Jaemin, ia pun memandang kearah Reniun dan seorang pemuda manis yang tampak menggemaskan dimatanya itu.

Jeno melihat keseluruh sudut bandara, menerka-nerka siapa orang yang beruntung disukai oleh adiknya itu setelah sampai disini.

"Halo kakak ipar, kau semakin bersinar dan semakin awet muda saja.Sayang sekali kau harus berjodoh dengan si kakek tua ini." Ucapan Jaemin mendapatkan pukulan keras dibahu kanannya oleh sang kakak,Jeno.

"Adik kurang ajar. Dari pada kau tak laku-laku." Ucap Jeno meremehkan, tentu saja dalam konteks bercanda dengan adiknya itu.

"Kalau ini siapa? Apakah Jisung?" Jaemin menatap Jisung yang hanya terdiam sedari tadi melihat keadaan sekitar.

"Sayang kenalin, ini adiknya Papa. Namanya Paman Jaemin." Jeno memperkenalkan anaknya pada Jaemin.

"Beri salam sama Pamannya sayang .."
Mendengar ucapan Mamanya pun, akhirnya Jisung tersenyum singkat dan membungkuk didepan Pamannya.

"Hai Paman. Kenalkan aku anak manisnya Mama dan Papa." Jisung tersenyum kearah sang Paman. "Namaku Jung Jisung. Senang bisa mempunyai Paman setampan Paman Jaemin hehhee."Jisung terkekeh diakhir kalimatnya.

Jaemin mengelus rambut Keponakannya itu sayang.

"Keponakan Paman manis sekali, sangat mempesona." Ucap Jaemin diakhiri dengan kedipan matanya kearah Jisung.

"Ayo sekarang kita pulang kerumah ku. Kau harus tinggal sementara bersama keluargaku sampai rumah mewahmu itu selesai dikerjakan." Ajak Jeno pulang bersama.

"Aku tidak akan menolak ajakan kakak ku ini tentu saja. Ayo Jisung, kau duduk bersama dengan Paman dikursi tengah. Paman ingin lebih mengenal keponakan manisnya Paman lebih dalam." Jaemin menarik tangan Jisung untuk jalan berdampingan bersama dengannya kearah mobil Jeno.

"Ku rasa kalian berdua akan sangat akrab." Ucap Renjun saat menaiki mobil mereka, duduk disamping suaminya yang akan mengemudikan mobil.

"Tentu saja. Kita akan sangat akrab, bukankah begitu sayang?" Jisung hanya mengangguk dan tersenyum, Pamannya itu sangatlah tampan dan mempesona.

"Sepertinya begitu. Anak kesayangannya Papa
terlihat sangat bahagia melihat Paman super
tampannya."Jeno sengaja menyindir anaknya yang sama sekali tidak memperhatikan dirinya lagi.

"Papanya Jie sangat tampan kok. Tapi..Paman Jaemin lebih amat sangat tampan." Ucapan Jisung semakin membuat sang Papa cemberut.

"Papa tetap paling tampan dimatanya mama kok. Tenang saja." Ucap sang istri menenangkan suami tampannya itu.

Mendengar itu pun Jeno tersenyum
lalu mencium pipi kanan istrinya, setelah itu
menjalankan mobilnya meninggalkan bandara.

•••

"Masuklah Jaemin, kau ingin makan atau beristirahat terlebih dahulu?" Tanya Renjun saat mereka tiba di rumah.

"Aku ingin bersih-bersih terlebih dahulu kak. Dimana kamar mandinya?" Jaemin menatap keseluruhan rumah kakaknya itu.

"Karena beberapa kamar sedang direnovasi. Kau  tak masalahkan berbagi kamar dengan Jisung, jika kau mau.."

"Tentu saja aku mau. Dia keponakanku,tidak masalah kalau kita saling berbagi kamar. Malahan aku takut jika keponakanku ini yang keberatan nantinya."

"Tidak Paman. Jie sama sekali tidak keberatan
kalau satu kamar bersama Paman, sekarang lebih baik Paman bersih-bersih dan kita akan makan siang bersama. Ayo, Jie tunjukan kamarnya."

Jisung menarik tangan Pamannya kearah lantai dua, kamarnya tepat disebelah kanan kamar kedua orangtua-nya.

"Ini kamarnya Jie, Paman." Ucap Jisung saat membuka pintu kamarnya.

"Kamarnya bersih dan wangi sekali sayang" Jaemin menduduki ranjang milik Jisung.Mata setajam mata elang itu menelusuri seluruh sudut kamar.

"Itu karena Mama selalu menyuruh Jie untuk rajin bersih-bersih kamarnya Jie. Dan kalau wangi, itu wangi parfum yang biasa Jie pakai." Jelas Jisung kepada Pamannya.

"Paman suka wangimu sayang. Bukan hanya wangi parfum tapi tercium seperti wangi lembut seorang bayi." Jaemin menatap intens keponakannya itu membuat Jisung mengalihkan tatapannya.

"Paman kalau ingin mandi, disini kamar mandinya." Jisung membuka kamar amndi itu, membuat Jaemin beranjak dari duduknya berjalan kearah sang Keponakan.

"Sangat bersih dan juga wangi .." Bisik Jaemin tepat ditelinga Jisung.

Pemuda manis itu berbalik dan tersentak kaget mendapati sang Paman begitu dekat dengannya.

Jisung sedikit mundur kearah dinding kamarnya membuat sang Paman semakin memojokkannya diantara kedua lengan kokoh itu.

"Paman akan membersihkan diri."

Cup!!

Jaemin mencium pipi Keponakannya.

"Terimakasih sayang"

Jaeminpun memasuki kamar mandi itu meninggalkan Keponakannya yang mematung dengan degupan jantungnya yang begitu cepat.

TBC.

Perfect CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang