Chapter 10

3K 227 73
                                    

"Jaemin .." Jeno mengucap lirih nama adiknya saat matanya tak sengaja melihat Jaemin pada lantai 1 rumahnya, hari masih sangat pagi. Jam baru saja menunjukkan pukul 5 pagi.

Jeno berjalan pelan menuruni tangga dan menuju kearah adiknya itu.

"Jaemin, kau bangun sepagi ini? Apakah ada pekerjaan yang harus kau selesaikan?" Tanya Jeno saat tiba dihadapan adiknya itu.

Jaemin tampak sangat segar, bahkan lelaki tampan itu sepertinya baru saja selesai mandi.

"Tidak ada pekerjaan sama sekali. Aku hanya terbangun dan tak bisa tidur lagi." Jaemin menjawab pertanyaan kakaknya itu.

"Lalu kau, kenapa bangun sepagi ini?" Tanya Jaemin balik.

"Ah .. aku ingin mengambil air minum untuk Renjun. Kebetulan air minum dikamar kami habis, ia masih sedikit lemas. Maka aku yang mengambil air minum untuknya sekarang." Ucap Jeno.

"Apa kakak ipar sedang sakit?"

"Tidak. Kau pasti sangat tahu dengan jelas maksud dari Renjun sedang 'lemas' sekarang." Jeno memberi tanda kutip pada ucapannya itu.

Jaemin mengangguk paham.

Sangat paham.

Karena kekasih manis nan menggemaskan miliknya itu pun masih tertidur, lelah dengan 'kegiatan' semalam.

Jeno tersenyum miring.

"Kamar kami menggunakan peredam suara. Jadi aman untukmu dan juga bayi besar kami itu, agar tidak terganggu tidurnya." Jeno lalu mengambil air minum dan kembali kearah kamar miliknya dan Renjun.

Jaemin merasa lega. Pantas saja 'kegiatan panas' mereka semalam sama sekali tidak mengundang kecurigaan dari kakak dan kakak iparnya itu.

Lelaki tampan itu pun sudah sedari subuh membereskan semua kekacauan yang ia buat semalam didalam kamar Keponakannya.

Pukul 7 pagi Jaemin kembali memasuki kamar Jisung. Lelaki tampan itu menaiki ranjang lalu merengkuh dan mendekap tubuh ramping kekasih manisnya itu yang masih betah terlelap tidak merasa terganggu sedikit pun.

Jaemin sama sekali tidak mengalihkan tatapannya dari wajah Jisung. Menatap wajah damai itu, menelusuri setiap sisi wajah pemuda manis dihadapan nya. Tatapan nya terus menjelajah hingga berhenti pada bibir merah merekah nan menggoda itu.

Jaemin terus memperhatikan, tak mengalihkan sedikitpun atensinya pada bibir kekasihnya itu. Tak tahan ia mengecup bibir Jisung sekilas. Namun hal tersebut membuatnya ketagihan, hingga ia melakukannya terus menerus.

Ia memberi kecupan-kecupan ringan pada bibir Jisung tanpa henti, membuat sang empunya terganggu dari tidur nyenyaknya. Jaemin menghentikan sejenak kecupannya saat Jisung mengerang terganggu dengan apa yang ia lakukan.

Jisung membuka matanya perlahan, kemudian mengerjap lucu ke arah Jaemin dengan mata hamsternya.

"Morning, Baby." ucap Jaemin mengecup bibir Jisung sekali.

Jisung tersenyum kecil lalu menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Jaemin.

"Morning, Daddy .." balas Jisung dengan suara seraknya.

Jaemin tersenyum lalu menundukkan wajahnya untuk mengecup pelipis milik Jisung.

"Sudah pukul 7 pagi, Baby. Ayo bangun, Daddy sudah menyiapkan air hangat untukmu mandi."

Jaemin mengelus pipi gembil Jisung, lalu sedikit berbisik ke arah keponakan sekaligus kekasih manisnya itu.

"Kita juga harus segera sarapan, Baby. Kita butuh asupan pagi setelah kegiatan semalam yang sangat menguras tenaga."

Perfect CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang