Chapter 8

2.7K 209 144
                                    

"Anak manisnya Mama kelihatan senang sekali hari ini." Renjun menatap anak manisnya itu.

"lya dong Mama. Jie kan tadi ke taman bermain Everland dan cobain semua wahana disana bareng Da-ehh..Paman Jaemin."Jisung ingin sekali memukul mulutnya yang hampir keceplosan
menyebut 'Daddy'.

"Apa itu Da.. sayang? Papa seperti mendengarnya barusan?" Jeno menatap anaknya itu meminta jawaban.

"Ah itu..Daging ayam panggang setelah bermain semua wahana disana terasa sangat lezat Papa. Paman Jaemin yang membayarnya untuk Jie." Jisung menggigit pipi dalamnya, takut-takut kalau Papa dan Mamanya tidak percaya akan apa yang dia katakan.

"Kuras saja uang Paman mu itu sayang. Jangan ragu-ragu,Papa sangat mendukungmu.Hehehe"

Ucapan Jeno mendapatkan tepukan dilengannya oleh sang istri.

"Jangan seperti itu. Kasihan Jaemin nantinya, Jie kan kalau sudah dijajani tidak kira-kira. Semuanya pasti anakmu ini akan beli."

"Mama~" Jisung merengek. Dia kan cuma seperti itu kalau dengan Mama dan Papanya, kalau sama orang lain dia akan menjaga imagenya sebaik mungkin.

"Kan memang benar sayang. Hehehhe" Renjun terkekeh mendengar anaknya merengek, lucu dan menggemaskan sekali.

"Tapi kan uang Mama dan Papa adalah uang adek juga. Punya Jie juga, jadi Jie bebas dong minta apa saja ke Mama dan Papa." Jisung mengerucutkan bibirnya.

"lya sayang .. semua yang Jie mau akan Jie dapatkan. Papa dan Mama kan kerja buat bayik besar Papa dan Mama ini." Jeno mengusap rambut anaknya.

"Benarkah? Kalau begitu Jie boleh minta apapun?" Jisung menatap kedua orang tuanya dengan mata berbinar.

"Semuanya. Semuanya yang Jie mau, akan Papa dan Mama kabulkan. Jie mau apa sekarang?" Jeno dan Renjun sekarang terfokus pada anak tunggal mereka.

"Jie belum mau mengatakannya sekarang. Jie hanya mau dipeluk sama Papa dan Mama, bolehkan?"

Renjun dan Jeno saling bertatapan dan mengangguk.

"Tentu saja boleh."

Jeno dan Renjun berucap bersamaan, lalu memeluk anak manis mereka itu.

"Maafkan Jie...Jie tahu ini salah,tapi Jie sepertinya benar-benar mencintai Paman Jaemin." Jisung semakin memeluk kedua orang tuanya, setitik air mata keluar dari pelupuk matanya.

Renjun yang merasa bajunya sedikit basah, melepas pelukan anaknya itu.

"Kau kenapa sayang?" Renjun mengusap air mata pada pipi gembil anaknya.

Jisung menggeleng dan kembali memeluk Renjun.

Jeno yang melihat itu pun hanya mengelus
punggung anaknya memberi ketenangan.

"Jie sayang sekali sama Mama dan Papa."
Jeno terkekeh,anaknya ini masih seperti bayi.

"Papa dan Mama juga sangat sayang Jie. Jangan menangis lagi humm? Bagaimana kalau Pamanmu itu datang dan melihat Keponakannya ini sedang menangis seperti balita berumur 2 tahun?"

Jisung melepaskan pelukannya pada tubuh Renjun dan mengusap cepat air matanya.

"Dasar bayik besar." Ledek Jeno kepada anaknya.

"Mama.. Papanya jahat sama Jie. Jangan dikasih jatah selama setahun ya?" Jisung meminta bantuan kepada Mamanya itu.

"Oke sayangnya Mama!"

Persetujuan Renjun membuat Jeno membulatkan matanya.Bisa merana dia kalau tidak dikasih jatah selama itu, sehari saja tidak menyentuh tubuh istrinya itu Jeno sepertinya tidak bersemangat mengerjakan apapun.

Perfect CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang