Chapter 11

2.4K 223 81
                                    

"Pak Jung  Jaemin .. saya sudah selesai melakukan presentasi untuk hari ini, presentasi selanjutnya akan dilakukan 4 hari kedepan."

"Baiklah .. terimakasih Nona Roseta. Presentasi dan kerja yang sangat bagus, sepertinya saya akan tertarik bekerja sama dengan perusahaan anda."

"Benarkah? Terimakasih Pak Jung."

"Semua berkat kerja keras anda." Jaemin tersenyum sekilas, lalu berjabatan tangan dengan perempuan cantik itu.

"Terimakasih atas pujiannya Pak Jung. Dan .. kalau anda memiliki waktu luang, bisakah kita pergi makan siang bersama." Tanya perempuan itu menatap Jaemin dengan wajah penuh senyuman.

Jaemin melirik kearah Mark, sahabatnya lalu tersenyum.

"Maaf nona Roseta, tapi saya sudah memiliki janji makan siang dengan kekasih saya. Dan saya juga tidak terbiasa menghabiskan waktu makan siang dengan orang asing."

Roseta pun menundukkan kepalanya, kepalang malu.

"Jika begitu, saya permisi pak Jung. Semoga harimu menyenangkan."

Perempuan itu beserta sekertarisnya berjalan keluar tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibir Jaemin.

Lelaki tampan itu malah asik memainkan ponselnya sambil tersenyum.

"Mau kemana kau Jaemin?" Mark bertanya saat melihat lelaki tampan itu hendak berjalan keluar  meninggalkan ruang rapat mereka.

"Pulang." Jawab singkat Jaemin.

"Kau pulang kerumah? Tumben sekali, biasanya kau akan makan siang denganku atau bersama Jeno dan Renjun." Mark melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya lalu menatap Jaemin bingung.

"Sudah ku bilang kan, aku ingin makan siang bersama kekasih ku. Dia sudah menungguku sekarang." Jaemin menatap sahabatnya itu dengan senyuman miring.

Mark terkejut mendengar perkataan Jaemin. Matanya membola sempurna.

"Kau dan Keponakanmu sudah berhubungan?" Mark menatap Jaemin tak percaya.

"Dia kekasihku sekarang, Dude. Aku sangat bahagia, rasanya aku ingin memberikan seisi dunia ini untuknya." Jaemin tersenyum lebar. Perasaan cintanya semakin bertambah besar untuk Keponakan sekaligus Kekasih manisnya itu.

Mark melangkah mendekat kearah Jaemin.

"Bagaimana kalau Jeno dan Renjun mengetahui ini semua? Bagaimana kalau keluarga besar Jung dan Huang mengetahui ini? Kau  .." Mark kembali menatap Jaemin gusar. "Benar-benar sudah gila."

"Aku tidak peduli." Jaemin menatap Mark tajam. Lelaki tampan itu sedikit melonggarkan dasinya. "Kalau mereka menentang hubungan ku dan Jisung, aku akan dengan senang hati melawan mereka semua."

Jaemin memandang kearah luar bangunan perusahaan megahnya, ia mendorong pipi dalam kirinya dengan lidahnya lalu tersenyum miring.

"Karena Jisung hanya milikku, milik Jung Jaemin. Dia harus tetap berada disisi ku dan tidak ada yang bisa memisahkan kami."

Mark menghela nafas pelan, lalu menepuk pundak Jaemin. Menunjukkan kalau ia berada di pihak lelaki tampan itu.

"Lakukan apapun yang terbaik menurutmu. Sebagai sahabat, aku akan mendukung."

Jisung tersentak saat sebuah lengan kekar melingkar di pinggangnya, memeluknya dari belakang dengan erat.

"Sedang apa?" Bisik rendah lelaki tampan yang tiba-tiba datang memeluk tubuh Jisung.

"Daddy membuatku hampir jantungan."

Perfect CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang