Chapter 18

1.8K 166 107
                                    

"Ada apa dengan wajahmu itu Jie? Kau terlihat sedih hari ini, atau hanya firasatku saja." Chenle bertanya saat mereka duduk pada kursi didalam sebuah kafe.

"Aku baik-baik saja. Dan aku tidak sedih, firasatmu itu sangatlah tidak benar Chenle." Elak Jisung.

"Tapi sedari tadi ponselmu bergetar dan kau hanya memandangnya sekilas lalu menyimpannya lagi kedalam tas, sudah hampir belasan kali kau melakukan hal itu." Beomgyu menimpali.

"Itu .. aku hanya malas mengangkat panggilannya. Tidak penting juga."

"Apa itu dari kekasihmu? Kalian sedang bertengkar? Atau kau yang sedang marah dan kecewa kepadanya?" Chenle bertanya menyelidik.

"Tidak Chenle, kau salah menebak." Jisung menatap Chenle dan mengisyaratkan sahabatnya itu untuk tidak bertanya banyak lagi.

"Humm baiklah .. aku kira kau sedang sedih jadi mungkin kau ingin cerita kepada kami berdua. Siapa tahu kami bisa membantu." Beomgyu menganggukkan kepalanya.

"Sebenarnya aku ingin menceritakan ini dan kuharap kalian berdua bisa memberikan saran yang tepat." Jisung menatap kedua sahabatnya itu bergantian. "Jangan menyela dan dengarkan saja .." ucap Jisung lagi saat Chenle sudah akan mengeluarkan suara.

Beomgyu dan Chenle pun saling tatap lalu membuat gerakan seolah mengunci mulut mereka masing-masing.

"Ceritanya begini .. Pamanku sudah memiliki kekasih yang manis dan juga menggemaskan, mereka saling mencintai. Nah .. pagi tadi, ada seorang perempuan cantik yang tiba-tiba datang ke rumah Mommy dan Grandpa. Ternyata perempuan itu adalah teman masa kecil pamanku, mereka akrab, sangat akrab. Berbincang banyak hal tentang kenangan mereka dulu, bahkan kekasih pamanku itu diabaikan begitu saja tanpa diajak berbincang bersama mereka. Kekasih pamanku seakan tak kasat mata, mereka asik dengan nostalgia masa lalu. Kira-kira menurut kalian, jika kalian diposisi kekasih pamanku apakah kalian akan merasa kecewa atau tidak? Dan sikap apa yang harus diambil oleh kekasih Pamanku itu?"

Jisung bercerita panjang lebar lalu meminta pendapat kedua sahabatnya.

Beomgyu dan Chenle saling lirik lalu melakukan hal yang sama seperti tadi sebelum Jisung bercerita. Bedanya kali ini mereka membuka kunci mulut mereka agar bisa bicara.

"Kalau aku jadi kekasih pamanmu, aku pasti akan sangat kesal. Kecewa juga, aku sangat tidak suka diabaikan." Beomgyu yang pertama berucap.

"Benarkan .. aku juga sangat kesal. Kecewa karena tak dianggap." Jisung keceplosan, ia lantas berdehem pelan lalu kembali berucap. "Maksudku .. kekasih pamanku itu pasti merasa kalau dia tak dianggap, makanya ia kecewa."

"Lalu .. apa sikap yang harus diambil dalam hal ini?" Jisung kembali bertanya.

"Tetap tenang, tapi jangan sampai kekasih pamanmu itu lengah. Bisa saja, perempuan itu cinta monyet atau bisa juga cinta pertama Pamanmu."

"Kau tau sendirikan Jie, cinta monyet, cinta pertama itu sulit untuk dilupakan. Apalagi kalau rasa itu masih ada."

Jisung terdiam mendengar ucapan kedua sahabatnya.

'Apa iya? Apa karena itu aku diabaikan tadi?'

'Tidak mungkin Jisung .. kau terlalu berpikiran negatif tentang kekasihmu itu.'

Jisung tidak sadar menggelengkan kepalanya. Menepis pikiran-pikiran negatif yang muncul disana.

"Katakan pada kekasih pamanmu itu untuk tidak bersedih terlalu lama. Semangat untuk menjaga apa yang harus dijaga."

"Jangan sampai apa yang menjadi milik kekasih pamanmu itu dicuri. Kau mengerti maksudku kan?"

Jisung menganggukkan kepalanya lalu tersenyum, tak lama bunyi ponselnya kembali terndengar.

Perfect CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang