hai, maaf ya aku baru bisa update huhu.
semoga kalian enjoy dengan lanjutan ceritanya! terimakasih untuk support yang sudah diberikan, ily!✨part ini ada adegan 18+ ya, jadi yang belum cukup umur please skip bagian ini. terimakasih.
____________________________
Keesokan harinya, Hermione bangun dengan perasaan gelisah. Benar saja, ia tak menemukan ada Draco disana.
"Kemana Draco?" tanya Hermione
"Good morning, Granger." sapa Theo
"Dia pergi untuk melakukan tugasnya, ke Manornya. Sangat pagi sekali." lanjutnya"Kenapa dia tidak memberitahuku?" protes Hermione
"Entahlah, mungkin karena ia tidak ingin menganggu tidurmu. Kau tidur sangat lelap kau tahu."
"Lucian?"
"Dia pergi ke kedainya untuk mengecek segala sesuatunya, dan tentu, memberitahu Thorin bahwa dia baik-baik saja."
"Kuharap Draco baik-baik saja." gumam Hermione
"Roti lapis?" tawaran dari Theo
Pagi itu, Theo menyiapkan sarapan untuk Hermione. Sebuah roti lapis yang terlihat sangat lezat.
"Thanks."
Hermione duduk disamping Theo, mereka menghabiskan waktu untuk makan pagi di rumah singgah Hermione.
"Kau tahu, sejak di Hogwarts, aku melihatmu sangat attractive. Kau membuatku terkesan." ujar Theo
"Benarkah? Haha, aku— tidak tahu harus berkata apa.."
"Ya. Draco— sangat beruntung mendapatkanmu."
Hermione hanya tersenyum mendengarnya.
"Bagaimana denganmu? Apa kau mempunyai kekasih?" tanya Hermione
"Tidak. Stock wanita berkualitas sudah sangat langka. Aku— tidak tertarik untuk mencari lagi."
"Wanita berkualitas?" tanya Hermione sembari mengernyitkan alisnya
"Sepertimu, atau seperti Ginny Weasley. Aku selalu mempunyai tempat khusus untuk gadis Gryffindor. Menurutku kau dan yang lainnya itu sangat menarik,mudah bergaul,dan tidak kaku seperti gadis Slytherin."
Pernyataan itu benar-benar membuat Hermione tertawa heran.
"Kau bekerja di Kementrian Sihir?" sambung Hermione
"Ya. Dan itu banyak menyita waktuku. Belakangan ini aku mengajukan protes agar tekanan kerjaku dikurangi. Aku tak peduli berapa Galleon yang mereka tawarkan. Aku cukup lelah dengan pekerjaanku."
"Well, sepertinya kau memang butuh beristirahat dari aktivitasmu."
"Hermione..."
"Kudengar bahwa— kau juga dekat dengan Lucian?""Apa?!" pertanyaan itu hampir saja membuat Hermione tersedak daging asap yang sedang ia kunyah
"Apa benar? Bahwa kau juga dekat dengan Bole?"
"Hahaha, tidak, tentu tidak. Maksudku— aku dan Lucian hanya sebatas teman. Seperti aku dengan Harry."
"Kulihat Lucian menaruh harapannya kepadamu.." sambung Theo sembari mengigit roti lapisnya
"Hmm. Aku— tidak tahu. Hanya saja, aku benar-benar berharap bahwa Lucian bisa menganggapku hanya sebatas teman. Aku menyayanginya, sudah jelas. Namun bukan seperti perasaan istimewa."
KAMU SEDANG MEMBACA
HER LAST LOVE (part II) | DRAMIONE
Fanfiction[DRAMIONE INDONESIA] ps. aku saranin kalian baca part I dulu biar nyambung ceritanya. -------- Draco Malfoy, terus menjauh, tanpa kabar meninggalkan Hermione. Ia merasa sangat putus asa, bayinya tumbuh semakin besar namun sampai detik ini Draco...