Draco, please...

636 49 7
                                    

"Dia sudah mati, Molly Weasley.." laporan dari Draco sesaat setelah ia kembali ke Manornya atau bisa dibilang markas Pelahap Maut.

"Draco.... hahahaha matilah kau weasley!!!"
"Kerja bagus, itu baru keluargaku..." ujar Bellatrix sangat girang namun berubah jadi dingin dan kejam setelahnya

Draco hanya menunduk, dengan membunuh Molly Weasley dan ada sanksi yang melihat ia memberikan kutukan kematian membuat kepalanya— sakit. Draco yakin identitasnya terkuak, dan seluruh warga sihir sudah mengetahui bahwa ia kembali menjadi Pelahap Maut yang kali ini digawangi oleh bibinya, Bellatrix Lestrange.

"Montague!!" teriak Bellatrix memanggil salah satu ajudannya

"Draco berhasil membunuh Molly Weasley, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya.. biarkan aku memberi imbalan atas jasa keponakanku..." ujar Bellatrix sambil mengayunkan tongkat sihirnya

"Baik, Dark Queen." jawab Montague

"Draco..."
"Katakan ke Fenrir bahwa kita akan mengadakan pertemuan segera." perintah Bellatrix

"Baik, segera kulakukan Dark Queen."

Bellatrix mengayunkan kepalanya dan tersenyum sinis.

Pertemuan itu berlangsung di Ruang Makan Malfoy Manor, ruang yang cukup besar memuat beberapa orang didalamnya.

"Baiklah— seperti yang kalian ketahui, aku adalah Dark Queen. Penguasa kegelapan di dunia sihir dan berupaya menghempaskan segala penyihir-penyihir yang menjijikan. Mudblood! Atau— penyihir bodoh yang mempunyai darah campuran."

Draco duduk di dekat Bellatrix, mengamati bibinya yang kejam dan berambisi untuk menghilangkan mudblood dan penyihir berdarah campuran membuat batinnya panas. Hermione— ia harus mencari cara untuk melindunginya, dan bayinya. Keturunannya, yang sedang dikandung Hermione.

"Pure Blood is everything!!!"
"Bahkan— aku berencana untuk membuat tunduk para penyihir non Slytherin. Mari kita tunjukan kekuatan penyihir mahsyur Slytherin.." ujar Bellatrix dengan sinis dan sangat ambisius

***

Siang itu diadakan pemakaman untuk Molly Weasley, dihadiri banyak penyihir, alumni Hogwarts dan guru-guru Hogwarts, serta para petinggi Kementrian Sihir.

"Ginny... aku turut berduka atas kepergian Molly. Aku sungguh— minta maaf."

Ginny hanya mengangguk, ia harus kehilangan ibunya karena dibunuh oleh Draco Malfoy. Sejujurnya itu membuat Ginny sangat dendam dengan Malfoy, dan sedikit marah dengan Hermione karena bagaimanapun Hermione dikatakan pernah bertunangan dengan Malfoy dan sedang mengandung buah hati Malfoy.

Lucian paham situasi ketegangan antara Hermione dan Ginny, ia langsung mendekat ke Hermione dan menggandengnya untuk menjauh dari Ginny saat itu.

"Lucian.."

"Kau harus membiarkannya sendiri dulu. Aku yakin situasi ini sangat berat baginya." ujar Lucian meyakinkan

Mereka semua menyaksikan Charlie sedang memberikan pidato terakhirnya di pemakaman Molly.

"Apa kau mendengar beritanya? Draco." ujar Hermione membuka pembicaraan

"Ya. Dikatakan ia kembali menjadi anggota Pelahap Maut." jawab Lucian sambil menoleh ke Hermione

Hermione hanya menghempaskan nafasnya, kepalanya sungguh pusing. Perutnya sedikit kram.

"Sejujurnya, mereka semua sempat datang berkunjung ke kedaiku. Bukan Draco, hanya Fenrir Greyback dan Montague."

"Berkunjung ke kedaimu?"

"Ya. Mereka menawarkanku menjadi anggota Pelahap Maut. Semua penyihir keturunan Slytherin ditawarkan untuk itu kurasa." cibirnya

HER LAST LOVE (part II) | DRAMIONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang