Darkness

787 55 5
                                    

Hari berikutnya, Hermione masih terbaring lemah menjalani perawatan di Hospital St. Mungo

"Auntieeee" suara James yang girang menyapa Hermione

"Oh Jamie.. kemarilah." sapa balik Hermione

"Auntie, how are you?"

"Terlihat baik. Ah— aku rindu denganmu..."

"Hermione, apa yang kau rasakan? Apa kau masih merasakan sakit?" tanya Ginny

Siang itu Ginny datang bersama James Potter, menjenguk Hermione sembari membawakan sebuket bunga mawar putih yang indah.

"Kurasa lebih baik, sejujurnya— tulangku masih terasa sakit dan terkadang perutku kram." ujar Hermione sembari mengelus perutnya

"Kehamilan sihir benar-benar menguras tenagamu..." ujar Ginny prihatin

Hermione meringis setuju, ini benar-benar menguras tenaganya.

"Ginny..."
"I don't understand..." lanjutnya

"Tidak mengerti?"

"Rasanya, aku— merindukannya. Ini menyiksaku."

"Draco?" tanya Ginny memastikan

Hermione hanya mengangguk pelan, ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan perasaan rindu nya kepada Draco.

"Dia... tidak pernah berkunjung kesini kan?" tanya Hermione dengan nada putus asa

Ginny menelan ludahnya, mengatupkan bibirnya dan mengangguk setuju.

"Hermione..."
"Kau tidak perlu khawatir. Aku dan Harry dan seluruh anggota Laskar Dumbledore akan selalu ada untukmu dan bayimu. Bahkan— kau tahu, Lucian selalu ada disampingmu." ujar Ginny menorehkan senyumnya berharap Hermione akan feel more better dengan itu

"Aku tidak tahu, Ginny. Aku— tidak bisa menyamakan rasanya bersama Draco dan rasa bersama Lucian."

"Aku mengerti."
"Apa aku harus pergi ke Manornya untuk berbicara dengan Draco?" tawaran dari Ginny

"Tidak! Tidak usah— dia tidak datang kepadaku. Dia tidak mengunjungiku. Dia— mungkin tidak... membutuhkanku." tangisnya jatuh, bangun dari mimpi indahnya benar-benar menyakitkan.

Ginny tak merespon apa-apa, ia langsung memeluk Hermione yang terisak di atas tempat tidurnya.

"Auntie, me dont like auntie crying!" protes James

Segera Hermione tertawa dan memeluk mengelus pipi James Potter yang duduk disampingnya.

***
Draco's POV
(saat Hermione tak sadarkan diri di Hospital St. Mungo)

Draco hanya duduk terdiam di kursi ruang makannya, tangannya menjadi tempat bertumpu untuk dagunya.

"Knockk...knock...." terdengar bunyi ketukan pintu di Manornya, segera peri rumah Malfoy menuju ke depan dan membuka siapa tamu Tuan Malfoy.

"Where's Draco?!" tanya laki-laki itu, wajahnya seram, badannya tinggi dan besar

"Tuan... tuan Malfoy ada dirumah."

Tanpa permisi laki-laki tersebut beranjak melangkahkan kakinya untuk masuk ke Malfoy Manor, namun segera dihentikan oleh peri rumah Malfoy.

"Kau bisa menunggunya disini, aku akan memberitahu tuan Malfoy dahulu." ujar sang peri rumah, sedikit ketakutan melihat pria berbadan besar tersebut

"Katakan padanya bahwa aku utusan Bellatrix Lestrange."

"Ba—baik."

Segera sang peri rumah menuju ke ruang makan Malfoy Manor, mengganggu lamunan Draco disana.

HER LAST LOVE (part II) | DRAMIONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang