Di kediaman Kim family,dipenuhi oleh orang-orang yang berpakaian serba hitam. Kerabat,rekan bisnis,dan wartawan juga ada disana.
Semua stasiun TV korea selatan menayangkan tentang kematian salah satu pengusaha itu.
Kim Bum,namanya tidak asing ditelinga netizen Korea ataupun pebisnis disana maupun luar negeri.
Kim Bum bukan hanya pengusaha tapi juga tokoh inspirasi untuk banyak orang.
Banyak yang menyayangkan kematian nya,beliau berpulang disaat karir nya sedang berada dipuncak kejayaan.
Dua orang gadis yang terduduk lesu, tengah menatap kosong peti yang ada didepan mereka. Sedangkan Si bungsu menyembunyikan tangisan nya dipundak sang kakak sulung.
Mereka tidak pernah membayangkan hari ini akan tiba secepat ini.
Jisoo_sulung Kim,tidak menyangka jika percakapan ditelpon dua hari yang lalu adalah percakapan terakhir dengan sang ayah._yah;Kim Bum,Daddy yang selalu menyayangi mereka,Daddy yang selalu memanjakan mereka kini telah berpulang. Karena kecelakaan yang dialaminya,Ia terluka parah dibagian kepala. Dokter sudah berusaha namun tuhan jugalah yang menentukan.
Kim Bum menghembuskan nafas terakhirnya lima jam setelah operasi,dan kata-kata terakhir yang ia ucapkan __'Jaga Chaeyoung' hanya itu. Dokter lah yang menyampaikan itu pada Sooyoung dan juga ketiga putrinya.
Rasa benci itu semakin menjadi,tidak terbendung lagi. Semua karena Chaeyoung,pikirnya.
Jisoo merengkuh tubuh kedua adiknya,saling menguatkan. Bagaimana pun dia tertua,jika ia lemah siapa yang akan menguatkan kedua adiknya.
Sooyoung tidak jauh berbeda,ia menangis dalam diam. Kepalanya tertumpu pada peti seraya memeluk foto sang suami.
Sedangkan disebuah ruangan lainnya,seorang gadis tengah menangis sembari menggedor-gedor pintu,berharap seseorang datang dan membukakan pintu untuknya.
"Eomma..!!!! Buka pintunya...hiks.."
Tangan kecilnya terus memukul daun pintu berharap suaranya terdengar. Namun nihil tidak ada yang datang,Chaeyoung menyerah. Terlebih lagi tangannya mulai membengkak berwarna keunguan karena sedari tadi gelud dengan pintu kamar.
"Buka pintunya!!aku ingin bertemu paman Kim,sebentar saja__kumohon"lirihnya tak bertenaga.
"Aku ingin meminta maaf padanya__"
Chaeyoung duduk bersandar pada daun pintu. Menangis sepuasnya,menyalahkan dirinya untuk semua yang terjadi.
Mengapa Tuhan selalu saja seperti ini padanya?
Apa Chaeyoung memang ditakdirkan untuk tidak merasakan yang namanya bahagia?
"Kalau aku Berdoa,tuhan bobo ya?"
"Jangan bobo!!aku juga mau di dengerin kalau cerita" chaeyoung menangis tersedu-sedu. Ia tidak tahu bagaimana nasibnya setelah ini.
*
*
Acara pemakaman telah selesai. Rumah megah itu kini sunyi. Sebenarnya wartawan masih ingin di sana untuk meminta keterangan lebih lanjut tentang kematian salah satu pebisnis handal itu,namun para penjaga di sana mengusirnya dengan tegas. Saat ini keluarga dari beliau tidak ingin bicara dengan media mana pun. Mereka sedang berkabung,mereka bahkan tidak punya sedikit tenaga untuk angkat bicara.
Jisoo yang tengah duduk di single sofa,berdiri menghampiri Lisa yang duduk melamun di anak tangga tak jauh dari tempatnya.
Jennie dan Sooyoung hanya diam memperhatikan.
Jisoo menepuk pelan pucuk kepala anak itu membuat Lisa tersadar dari lamunannya. Ia sedikit mendongak menatap kakak sulungnya. Penampilan Lisa cukup berantakan,matanya bengkak dan juga memerah,rambutnya juga berantakan.
Jisoo berlutut,menghapus jejak air mata yang ada di pipi chubby adiknya dan sedikit merapikan rambutnya,Lalu tersenyum kecil.
"Kita ke kamar ya? Lisa harus istirahat" kata Jisoo,suaranya serak.
Tanpa menunggu jawaban,Jisoo meraih tubuh itu lalu menggendong nya menaiki tangga. Kepala Lisa bersandar nyaman dipundak unnie nya itu,ia lelah. Ternyata menangis menguras tenaga juga.
Sooyoung beralih menatap Jennie,yang masih menatap kedua saudarinya itu.
"Jennie__" perhatian Jennie teralih.
"Istirahat lah,kamu juga pasti lelah" ucap Sooyoung seraya mengusap sayang pucuk kepala gadis yang memiliki mata indah itu.
Jennie memeluk erat tubuh wanita yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya.
"Eomma juga. Mari iklaskan Daddy,walau berat tapi kita harus melakukannya kan?"
Sooyoung tersenyum lembut lalu mengangguk.
"Daddy sudah pergi,Eomma jangan ninggalin kita ya?" Jennie melepas pelukannya dan menggenggam kedua tangan itu
Sooyoung mengusap pipi mandu Jennie pelan.
"Eomma akan selalu bersama kalian"
*
*
Bibi Jung mengendap-endap menuju kamar Chaeyoung. Ia merogoh sakunya,membuka pintu itu tergesa-gesa dengan kunci cadangan yang ia punya.
Ceklekk
Pintu kamar sedikit terbuka,kepala bibi Jung nyempil masuk,mencari sosok yang tidak dilihatnya seharian ini.
Bibi Jung membuka pintu itu lebih lebar namun tidak bisa,seperti tertahan sesuatu.
Pandangan wanita paruh baya itu turun,sontak ia terkejut saat melihat Chaeyoung terbaring tak sadarkan diri didepan pintu kamar.
Bibi Jung masuk tak lupa ia menutup pintunya. Ia memindahkan Chaeyoung ke kasur.
"Oh Tuhan! Suhu tubuhnya sangat tinggi,anak ini harus dibawa ke rumah sakit"
Bibi Jung menepuk pelan pipi Chaeyoung namun tidak ada reaksi sama sekali,ia semakin panik.
Ia berlari keluar berniat untuk memberitahukan kondisi Chaeyoung pada majikannya dan membawanya ke rumah sakit.
TBC....
Kenapa ya? Org yg gak enakkan selalu ketemu sma org yg gak tau diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Angel
Teen FictionDilahirkan oleh mu adalah kebahagiaan terbesar bagiku,namun melahirkan ku ternyata penyesalan terbesar bagimu. -Chaeyoung- #family