3

1.9K 280 11
                                    







Sepulang sekolah,chaeyoung selalu meluangkan waktunya untuk mampir ke tempat ayahnya.hanya sekedar menceritakan tentang hari-harinya.

Disinilah Chaeyoung sekarang,berdiri disamping sebuah makam,dengan satu tangkai bunga mawar putih ditangannya.ia sedikit membungkuk,meletakkan mawar itu diatas makam ayahnya.

Chaeyoung meletakkan tas ranselnya,lalu ia duduk dengan kaki yang ditekuk.

"Chaeyoung datang,appa!"

"Appa tidak bosan kan?"chaeyoung terkekeh pelan.

Chaeyoung mengusap nisan yang tertulis jelas nama sang ayah disana,Park Bogum.

"Andai appa tidak bertindak bodoh dengan menyelamatkan ku waktu itu,mungkin sekarang appa masih bersama eomma,dengan begitu eomma tidak semakin membenciku"kata chaeyoung,ada air dipelupuk matanya.

"Andai saja kau membiarkan penculik itu menembak ku,pasti sekarang appa masih ada"air mata chaeyoung mengalir tanpa bisa ia cegah.hanya ditempat inilah ia bisa menangis sepuasnya.

Park Seojun,mantan pebisnis yang ditembak mati oleh seseorang saat akan menyelamatkan putrinya yang hendak diculik.

Kejadian itu adalah pukulan terbesar bagi Chaeyoung dan Sooyoung.

Sooyoung yang awalnya memang tidak menyukai Chaeyoung,semakin membencinya.menurutnya,Chaeyoung adalah pembawa sial.karena sebelum chaeyoung lahir,kehidupan Sooyoung dan Seojun begitu sempurna,hidup dengan bergelimang harta,disegani dan dihormati.tapi semenjak kehadiran chaeyoung,semuanya berubah.harta dan pangkat yang mereka banggakan lenyap dalam sekejap. Seojun gagal dalam proyek terakhirnya yang menyebabkan kerugian besar.bukan hanya itu,dia juga tipu habis-habisan oleh salah satu koleganya.

Sooyoung begitu membenci chaeyoung,bahkan hanya melihat wajahnya saja ia merasa muak.tak jarang chaeyoung mendapatkan sumpah serapa dari Sooyoung.

Chaeyoung mengerti dengan sikap ibunya.maka dari itu ia tidak pernah mengeluh sebab memang benar,ialah penyebab kekacauan dalam kehidupan orang tuanya.

Chaeyoung menarik nafas panjang.

"Hari ini terasa begitu berat,appa__ dan tak ada satupun yang bertanya apa aku baik-baik saja"lirih chaeyoung.


"Appa__chaeng rindu"



















Kening chaeyoung berkerut bingung saat melihat mobil mewah terparkir didepan rumahnya.

"Mobil siapa ini?apa ada tamu?"gumam chaeyoung.

Chaeyoung mengedikkan bahunya acuh,kemudian ia melangkah masuk.

Chaeyoung terdiam saat melihat eommanya sedang berbincang dengan seorang pria.sesekali Sooyoung melempar senyumnya pada pria yang chaeyoung tidak tahu siapa.sepertinya pria itu dari kalangan atas,bisa chaeyoung lihat dari pakaiannya dan juga mobil didepan yang ia yakini milik pria ini.

Chaeyoung hendak pergi,ia tidak ingin mengganggu pembicaraan mereka.lagipula ia tidak ingin membuat Sooyoung marah dan berakhir memukulinya karena kehadirannya disana.

Terakhir kali saat chaeyoung masuk ketika teman Sooyoung berkunjung,eommanya begitu marah.ia memukul chaeyoung menggunakan rotan dan menguncinya dikamar mandi sampai esok hari.chaeyoung tidak tahu kesalahannya dimana,yang jelas Sooyoung begitu tidak suka chaeyoung muncul didepan temannya.




"Hey nak,kemari lah!"panggil pria berjas itu.

Langkah chaeyoung terhenti diambang pintu.apa ia harus lari sekarang?

Beberapa detik berlalu,chaeyoung masih tetap pada posisinya.

Pria itu tersenyum."ayo kemari lah".

Dengan langkah ragu,chaeyoung berjalan mendekat.ia melirik takut pada Sooyoung yang menatapnya dingin.

Pria itu bangkit dari duduknya menghampiri chaeyoung.lalu ia menyamakan tingginya dengan anak itu.

"Siapa namamu,nak?"pria itu bertanya.

"C-chaeyoung"balas chaeyoung gugup.

Pria itu masih mempertahankan senyumnya."nama yang bagus"

"Terima kasih"

"Namaku Kim Bum,chaeyoung bisa memanggilku paman,daddy juga boleh"Kim Bum tertawa malu.

Chaeyoung tersenyum kaku.

"Aku ke dalam dulu"kata Sooyoung pada pria itu.Sooyoung melangkah ke dapur.

"Ayo duduk sini"chaeyoung duduk dengan perasaan tidak tenang.bagaimana kalau nanti Sooyoung memarahinya atau memukulnya?

'Aku tidak akan selamat hari ini' batin chaeyoung.

Pria itu berdeham untuk menarik perhatian chaeyoung.dari gelagatnya,pria itu terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi ia gugup?

"Aku harus memulainya dari mana?"gumam pria itu yang masih bisa didengar chaeyoung.

Pria itu menarik nafas panjang,membuat chaeyoung menatapnya bingung.apa sesusah itu mengatakannya?

"Hmm begini,maksud paman kemari ingin__emmm melamar Sooyoung,eomma mu.apa chaeyoung tidak keberatan?"kata Kim Bum to the poin,ia benar-benar gugup didepan anak berusia 11 tahun.

Chaeyoung mengerjap,ia masih loading.

Apa ia akan memiliki ayah baru?

Apa ayahnya tidak akan marah,kalau ibunya menikah lagi?

Sebenarnya chaeyoung tidak masalah sama sekali,justru ia merasa senang.ia akan memiliki keluarga yang utuh lagi,meskipun tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi ayahnya dihatinya.



"Dia setuju atau tidak,kita akan tetap menikah"kata Sooyoung yang datang membawa nampan berisi secangkir kopi.

"Tidak bisa seperti itu Sooyoung-ah.dia putrimu,persetujuannya itu penting"balas Kim Bum.bukannya ia tidak tahu jika calon istrinya itu sangat membenci putrinya.beberapa kali Kim Bum menanyakan perihal anak dari Sooyoung tapi wanita itu selalu menghindar,terakhir kali ia mengatakannya dengan nada ketus jika ia sangat membenci putrinya.

Kim Bum memiliki tiga orang putri,ia tidak ingin salah memilih ibu untuk ketiga putrinya.tapi Sooyoung meyakinkan jika ia akan menyayangi putrinya dengan baik karena rasa bencinya hanya berlaku untuk chaeyoung.

Tapi tetap saja,ini salah.

Kim Bum tidak bisa bertanya lebih jauh lagi,biarlah Sooyoung sendiri yang bercerita padanya apa alasan ia begitu membenci chaeyoung,padahal anak itu terlihat manis dan juga polos.

Chaeyoung menatap Kim Bum lekat,kemudian ia tersenyum tulus dan itu membuat hati Kim Bum menghangat.bagaimana mungkin Sooyoung begitu membenci anak semanis chaeyoung.tidak ada paksaan ataupun kepalsuan didalam senyumnya.





"Aku mempercayakan eommaku padamu,paman"bisik chaeyoung.







TBC....

Dewi Dajjal pengen kawin!!!

Little AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang