Zara sedari tadi mondar mandir di depan gerbang sekolah. Sesekali ia membujuk satpam yang menjaga gerbang sekolah.
"Ayo dong pak, nanti Zara beliin rokok sama kopi deh kalau dibukain gerbangnya" Bujuk Zara.
"Gak bisa neng, nanti yang ada malah bapak dimarahin sama bu Gita karna mebukakan gerbang murid telat" Ujar pak Samin
Tak lama bu Gita datang menghampiri pak Samin dan Zara. Pak Samin yang paham pun membukakan gerbang dan Zara pun masuk.
"Ikut ibu!" Perintah bu Gita.
Zara hanya pasrah mengikuti bu Gita. Ia akan menerima dengan lapang dada hukuman yang diberi bu Gita.
"Kamu hormat bendera sampai jam pelajaran kedua" Final bu Gita dan meninggal Zara.
Dengan senyum yang terpaksa Zara hormat bendera untuk menjalani hukumannya ini.
Selang beberapa menit bu Gita menggiring tiga cowok yang juga telat datang ke sekolah. Dan menyuruh ketiga cowok itu ikut hormat seperti Zara.
Edgar, Revan, Fathur pun pasrah dan menjalankan hukuman yang memang sudah menjadi makanan sehari hari mereka.
Sedari tadi pandangan Zara tak lepas dari wkaah tampan Edgar. Kalau kayak gini gue mah ikhlas ngejalanin hukuman ini batin Zara.
"Tumben telat Ra?" Tanya Revan.
"Kesiangan" Jawab Zara.
"Makanya jangan begadang. Baca wattpad mulu lo" Sahut Fathur.
"Emang kenapa kalau gue baca wattpad" Zara menaikkan alisnya satu.
"Karna baca wattpad lo jadi keseringan halu. Yang pengen punya pacar ketua geng motor, ketua OSIS, badboy, punya suami duda, CEO, mafia"
"Lama lama selera lo gak ngotak Ra" Lanjut Fathur.
"Suka kok sama yang fiksi. Udah gak nyata mati pula" Sindir Revan.
"Gak papa daripada lo udah gak ada yang suka, jomblo lagi. Ck!" Zara menggelengkan kepala.
"Gimana gak jomblo orang cewek yang gue suka malah suka sama cowok lain" Ungkap Fathur.
"Kasihan jadi sadboy" Ejek Revan.
"Gak usah ngejek lo ju-"
"Berisik"
Ucapan Edgar mampu membuat ketiga orang itu diam seketika. Setelah itu hanya ada keheningan diantara mereka berempat.
"Capek gue" Zara memijat pelipisnya. Zara memiliki darah rendah maka dari itu ia anti dengan berdiri lama.
Edgar yang pada dasarnya malas menjalankan hukuman pun pergi meninggalkan lapangan untuk ke kantin.
"Woy kemana lo?" Tanya Revan.
"Kantin"
"Ikut"
Ketiga makhluk itu pun mengikuti kegiatan sesad Edgar yaitu lari dari hukuman dan bolos ke kantin. Sampainya dikantin mereka membeli minum untuk menghilangkan haus.
"Thur lo yang pesen gih" Suruh Zara
"Ya udah apa"
"Gue susu vanilla aja" Ucap Zara.
"Gue es teh" Kata Revan
"Lo apa Gar?" Tanya Revan pada Edgar
"Samain"
"Lo gak beli es Ra?" Tanya Revan.
"Gue gak boleh minum es, kecuali es buatan bunda gue sendiri" Jawab Zara
Tak lama Fathur datang dan membawa pesanan ketiga temannya.
"Makasih Fathur yang paling ganteng se kebun binatang" Zara tersenyum manis
"Sama sama"
Tak lama bell istirahat berbunyi. Para murid yang berada di kelas keluar dan menyerbu kantin untuk mengisi perut mereka yang berdemo untuk minta diisi.
Brak
Erina menggebrak meja "Enak banget ya lo disini. Kemana aja lo tadi!"
"Gue tadi telat terus dihukum dan gue ngikut tiga cowok ini ke kantin" Jelas Zara.
"Udah tau mereka sesad masih aja lo ngikut" Erina tak habis pikir.
"Maksud lo apa ngatain gue sesad" Ujar Fathur tak terima.
"Kan emang bener"
"Kampret lo!"
:::::
Gadis dengan rambut sepundak yg dibiarkan tergerai tengah duduk di bangku belajar yang ada dikamarnya. Jari lentiknya menulis sesuatu di buku tulis dengan lihai.
Hanin. Ya gadis itu adalah Hanin, ia menutup buku tulis dan berjalan menuju balkon kamarnya. Hanin mendongakkan kepalanya keatas senyuman manis terbit dibibirnya saat melihat bintang yang bertaburan diatas.
"Pasti mama ada disana ya"
Hanin menghembuskan nafas "Hanin rindu mama"
Tok tok tok
"Hanin papa boleh masuk" Ucap Nicollas--papa Hanin dari luar.
"Masuk aja pa"
Nicollas pun masuk ia melihat putri semata wayangnya berada di balkon kamar. Nicollas menghampiri Hanin.
"Kamu belum tidur besok sekolah lho sayang" Kata Nicollas sambil mengusap surai hitam Hanin
"Ia ini mau tidur"
"Besok habis pulang sekolah papa anterin chek up"
"Iya"
Nicollas menatap putrinya dan menghembuskan nafas berat "Papa kenapa?" Tanya Hanin.
"Maaf papa belum dapetin donor hati buat kamu sayang. Tapi papa usahakan untuk segera mendapatkannya"
"Iya gak papa, kan Hanin masih bisa minum obat papa gak usah khawatir"
Nicollas terseyum dan mencium puncak kepala putrinya itu "Makasih Hanin kamu sudah bertahan sejauh ini"
"Iya pa Hanin kan pengen nemenin papa terus. Selama selamanya"
Nicollas membawa Hanin kedekapannya "Nara lihat putrimu kita dia sangat kuat bisa bertahan sejauh ini"
Hay hay hay, gimana seru ngga? Jelas ia
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian. Oke kalian bole panggil saya senyaman kalian, say bisa, sayang juga bisa, honey juga bisa, pokoknya jangan kakak. Soalnya aku masih bochill.
See you next time kawan. Jaga kesehatan kalian ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Z atau H [On Going]
Teen FictionPLAGIAT JAUH JAUH DARI LAPAK SAYA! Judul awal : Azara Aurellia Di ubah: Z atau H "Ketika orang yang kita cinta mencintai orang lain" Mengisahkan seorang gadis yg mengejar cintanya selama 3 tahun, meskipun ia sering mendapatkan penolakan dan kalimat...