Pagi-pagi sekali Irina dan Sean berhasil berlayar meninggalkan Negeri Cahaya setelah semalaman berkuda menuju pantai pinggiran Elyxir. Irina bersyukur karena ia menyembunyikan salah satu kapal milik Elkrana dari perampasan prajurit Artemis, sehingga ia dapat menggunakan satu-satunya aset peninggalan ibu angkatnya. Tak perlu waktu lama bagi Irina dan Sean untuk mengemudikan kapal itu menjauh dari bibir pantai. Sean memegang kemudi utama manakala Irina duduk bersila di sampingnya dengan hamparan peta Elyxir dan kompas di tangan kanannya. Mereka adalah Viper, tidak ada yang tidak bisa mereka lakukan.
Irina dan Sean berencana menuju Cresbel. Status Irina sebagai pasangan darah sekaligus pengantin Raja Negeri Cahaya akan membuat ia diburu. Tidak ada Negeri di Alfheimr yang aman untuk mereka berdua, sebab Siagren tidak akan membiarkan Irina lolos dengan begitu mudahnya. Baik Negeri Musim, Negeri Kegelapan, dan Negeri Tezzar akan mencari Irina mengingat ia adalah pewaris sah takhta Vallahan. Maka keputusan terakhir adalah Cresbel. Irina dan Sean berencana memulai kehidupan baru di tempat yang terlepas dari pemerintahan Negeri dan hidup dengan bebas.
Mereka bergerak dengan cepat, sebab jika tidak prajurit kerajaan akan menemukan mereka. Sean yakin selebaran bergambar wajahnya sudah tersebar di seluruh penjuru kota. Ia adalah pencuri yang paling dicari di seluruh penjuru Elyxir dan ide Irina untuk pergi dari Negeri Cahaya adalah ide yang sangat brilian baginya, sebab Sean yakin tidak ada lagi tempat untuk mereka dapat berdiam diri dengan aman di seluruh Negeri yang baru saja mereka tinggalkan.
"Wah, tak kusangka kau membawa semua yang terlihat oleh matamu," Irina bersedekap dada sembari menatap Sean.
Pria itu tersenyum pongah. Ia berjongkok di samping peti yang berisikan emas dan permata. Koin-koin emas dan batangan serta berlian berkilauan memantulkan sinar matahari. "Aku awalnya ingin menyisakan setengahnya. Tapi, sama saja, bukan? Mau kubawa setengah atau seluruhnya, mereka akan mencariku."
Irina mengambil kalung permata lantas memerhatikan berlian merah yang memantulkan bayangan wajahnya, "kau buronan nasional, Sean. Bagaimana bisa seorang prajurit kerajaan mencuri harta milik atasannya, huh?" Irina tersenyum miring, "kau memang rekanku yang cerdik."
Sean memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Pria itu mengenakan pakaian kulit berwarna hitam, begitu pula dengan Irina. Sebilah pedang menyilang di punggungnya dan beberapa belati di pinggang pria itu.
"Ayo kita makan enak seumur hidup dengan uang hasil penjualan benda-benda ini."
Irina menutup peti itu lantas keluar dari ruangan kemudi kapal. Ia berpegangan pada pembatas ruangan paling atas. Rambutnya yang tergerai beterbangan. Embusan angin menyapu seluruh tubuhnya. Dari sana, Irina dapat melihat hamparan samudera biru yang begitu luas. Layar terbentang, menghalau angin untuk menjalankan kapal. Butuh waktu beberapa hari untuk mereka sampai di Cresbel dengan kecepatan mereka saat ini. Irina tidak menyesalinya, sebab ini adalah keputusan akhirnya. Entah apa yang terjadi jika ia pergi dengan perjanjian darah yang masih mengikat dirinya dengan Siagren. Irina hanya perlu memastikan untuk tidak terluka. Bukan karena ia peduli pada pria itu, melainkan karena Irina tidak mau merasa bersalah lebih jauh.
"Kau mau makan apa, Irin? Haruskah kita memancing? Persediaan makanan masih banyak, tapi aku akan mencari ikan jika kau mau," Sean berjalan menuruni undakan tangga.
Irina hanya mengembuskan napas pelan sembari mengikuti Sean. Akan tetapi, langkahnya terhenti manakala di sisi kiri kapalnya terdapat seekor Siren yang berenang mengikuti arah perjalanan mereka. Irina mendekat ke pembatas, memandangi Siren itu. Tubuhnya berkilauan dengan ekor yang berwarna merah. Semburat kebiruan menghiasi ekornya dan sisik-sisik yang lebih muda. Rambutnya ikal berwarna senada dengan ekornya.
Bukan pertama kalinya Irina melihat Siren. Namun, yang menarik perhatiannya adalah Siren itu berenang dengan sesekali tersenyum kepadanya. Seakan-akan ingin mengatakan sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Sword (Tamat)
Viễn tưởngIrina Eärwen adalah pembunuh bayaran dan ahli pedang yang berjiwa bebas. Hari-harinya diisi dengan berlatih bersama Sean, teman sehidup sematinya di Gelanggang. Suatu malam, sosok yang tak disebutkan namanya membayar mereka untuk menghabisi pria be...