Chap 2

1.8K 146 51
                                    

"Akhirnya kita bisa pulang ke rumah" ucap Chenle pada Jisung saat keduanya melangkah menuju parkiran. Jisung mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Tindakan kriminal akhir-akhir ini marak sekali, aku heran apa keuntungan untuk mereka menghilangkan nyawa orang seperti itu" Chenle berucap lagi.

"Mungkin itu akan membuat mereka senang" jawab Jisung.

Chenle berdecak mendengar jawaban Jisung "semoga polisi cepat menemukan pelakunya, agar keadaan di Seoul kembali aman. Sangat tidak nyaman jika harus di selimuti ketakutan setiap hari"

Jisung menganggukkan kepalanya setuju "ya aku juga berharap begitu"

"Kau ingin ku antar atau menunggu kak Renjun menjemput mu?"

"Aku menunggu kak Renjun saja, kau berhati-hati lah"

Chenle mengangguk lalu masuk kedalam mobilnya "kalau perlu apa-apa kau bisa hubungi aku" ucapnya dari dalam mobil.

Jisung mengangguk sembari tersenyum kecil pada Chenle. Chenle menaikkan kaca mobilnya lalu menjalankan mobilnya melaju meninggalkan area rumah sakit.

Jisung mendudukkan dirinya di halte sembari menunggu Renjun menjemputnya.  Malam ini angin berhembus sepoi-sepoi, meniup halus helaian rambut Jisung.

Jam tangannya menunjukkan pukul 8 malam. Seharusnya Renjun sudah menjemputnya tetapi sampai sekarang kakaknya itu masih belum terlihat. Dokter dan perawat yang lain sudah menawarkan Jisung tumpangan tetapi semua di tolak Jisung dengan alasan menunggu kakaknya.

"Apa dia masih sibuk ya?" gumam Jisung.

Jalanan di depannya mulai sepi. Suasana di sekitarnya juga terasa mencekam. Jisung putuskan untuk mulai berjalan kaki saja kerumahnya.

Jisung mencoba menghubungi kontak Renjun namun tidak di jawab oleh Renjun. Jisung pasrah sepertinya ia memang harus berjalan kaki ke rumahnya.

Jisung berjalan perlahan sambil sesekali mengecek ponselnya, namun sepertinya belum ada balasan dari kakaknya itu. Saat langkah kakinya semakin menjauh dari halte yang didudukinya, sebuah mini van berhenti tepat disampingnya. Beberapa lelaki bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam serta penutup kepala keluar dari mobil tersebut dan langsung membius Jisung lalu menarik paksa tubuh jisung untuk memasuki mobil tersebut.

"Bos, kita sudah mendapatkannya."

"Pekerjaan yang bagus, cepat bawa dia kemari."

***

Jaemin tengah duduk disebuah kursi didalam kamar pribadinya, kedua matanya menatap tajam seorang pria manis yang masih tertidur karena pengaruh obat bius yang diberikan para anak buahnya.

Jaemin beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati pria manis itu yang ternyata adalah dokter bedah yang menyelamatkan salah satu musuhnya, dokter muda Park Jisung.

"Aku ingin sekali membunuhmu sekarang juga karena kau berani sekali ikut campur dalam urusanku, tapi kenapa wajahmu ini membuatku tak tega. Kau begitu manis sayang sehingga membuatku ingin merasakannya" Jaemin mengelus lembut pipi Jisung

Karena usapan yang diberikan Jaemin itu, perlahan membuat Jisung membuka matanya dan terkejut saat ia mengetahui kalau sedang berada dikamar yang sangat asing baginya ditambah dengan seorang pria yang menatapnya tajam.

"Siapa kau? Dan dimana aku sekarang?"

Jisung hendak bergerak, namun ternyata tangan dan kakinya terikat diatas tempat tidur itu.

"Apa yang kau lakukan padaku?"

Jaemin tertawa saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Jisung.

Don't Need Your Love [Re-publish] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang