Jaemin mengepalkan tangannya kuat, amarahnya seakan berada dipuncak dan siap meledak saat itu juga.
"Sungchan, panggilkan dokter kepercayaan kita dan segera obati Jeno."
Sungchan menganggukan kepalanya lalu memapah Jeno ke kamar pribadi lelaki tampan itu dan segera menghubungi dokter.
Setelah kepergian Sungchan dan Jeno. Jaemin menolehkan wajahnya menatap Mark.
"Dan kak Mark, kau ikut denganku memeriksa seluruh CCTV didalam mansion ini. Aku ingin lihat siapa yang berani-beraninya memasuki teritorialku dan mengambil paksa apa yang telah ku tandai!"
"Baiklah Jaemin, sebaiknya kita bergegas ke ruangan pemeriksaan CCTV sekarang." Mark menyetujui ajakan Jaemin.
Jaemin dan Mark pun langsung bergegas menuju ruangan pemeriksaan CCTV.
Sesampainya disana, Mark mendudukan dirinya tepat didepan monitor mencoba memeriksa CCTV diseluruh mansion mereka. namun hasilnya nihil, membuat Mark sendiri tak percaya.
"Tidak bisa dipercaya Jaemin, semua CCTV hanya merekam sampai kemarin malam. setelah itu dimatikan ... atau memang sengaja dimatikan oleh orang itu untuk menghilangkan bukti." Mark menatap Jaemin yang sedang duduk disampingnya.
"Mungkinkah diantara kita berkhianat? Kemarin malam kau kemana kak Mark? Dan kemana juga Jeno dan Sungchan?" Jaemin bertanya curiga.
"Seperti biasa, aku menjemput Haechan. Kalau kau tidak percaya, coba tanyakan pada Haechan. Kalau Sungchan ia mencari jalang diluaran sana kemarin, sedangkan Jeno malamnya aku mendengar ia berteriak dan saat ku tanya ia mengatakan kalau ia sedikit sakit kepala maka dari itu ia terlebih dahulu beristirahat." Mark menjelaskan panjang lebar.
"Lalu siapa? Apakah mungkin orang kepercayaan kita? Atau seperti yang Sungchan katakan kalau itu perbuatan kakaknya Jisung?"
"Tidak mungkin perbuatan kakaknya Jisung, karena ku dengar Jisung dan kakaknya hanyalah orang biasa dan juga yatim piatu. Mereka tak mungkin bisa melakukan hal seperti ini." Mark menatap Jaemin dan meneruskan ucapannya.
"Tapi Jaemin, bisa saja kakaknya Jisung kalau dia mendapatkan ... pertolongan dari seseorang."
***
"Bagaimana keadaanmu Jeno?" Tanya Mark. Dia dan Jaemin memasuki kamar pribadi Jeno.
"Lumayan, orang seperti kita luka ini tak ada artinya." Jeno menatap Jaemin "dan maafkan aku Jaemin, aku gagal menjaga Jisung saat mereka mengambilnya. Kau boleh membunuhku sekarang."
Jaemin terkekeh.
"Tak apa, kau tak bersalah Jeno. Lagi pula Jisung tak akan pernah bisa pergi jauh dariku. Aku akan mendapatkannya kembali, anggap saja aku saat ini sedang membiarkan dirinya menghirup udara segar diluaran sana." Jaemin tersenyum miring.
Jeno, Mark dan Sungchan menatap Jaemin dengan dahi berkerut.
"Kau aneh Jaemin, selama ini saat kau sudah puas merasakan tubuh orang-orang biasa seperti Jisung atau para jalang diluaran sana kau akan membuang mereka dan bahkan kau tak segan-segan untuk membunuh mereka dengan keji. Tapi, kenapa dengan Jisung berbeda? Kau bahkan sangat marah saat ia hilang dari mansion ini?" Sungchan bertanya mewakili Jeno dan Mark.
"Aku belum puas merasakan tubuhnya. Dan dia harus menjadi budak sex ku sampai aku sendiri yang akan membuangnya atau sampai aku bosan dan membunuhnya dengan tanganku sendiri." Seringaian bak iblis kembali ditunjukan Jaemin membuat Jeno diam-diam semakin merasa bersalah jika suatu saat nanti Jaemin kembali mendapatkan Jisung.
"Apa yang kau pikirkan Jeno?" Mark melihat wajah Jeno yang terlihat sedang berpikir.
"Tidak ada yang kupikirkan kak Mark, hanya sedikit nyeri saja." Jeno mencoba tersenyum dan kembali melihat Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Need Your Love [Re-publish] 🔞
FanficKetika sosok yang dianggap Malaikat dipertemukan dengan sosok Iblis, keduanya akan sangat bertolak belakang. Ketika yang satunya bernafsu untuk menghilangkan nyawa maka sudah menjadi tugas yang satunya untuk menyelamatkan nyawa itu. ∆ BxB! ∆ NO SALP...