Chapter 11 😯

2.8K 196 10
                                    

Haiii...

Makasih buat yang udah nungguin ceritaku🤗🤗

Selamat membacaa...

🐰🐰

Di markas utama Black Drake

Setelah sampai di markas, Dirga, Ray, dan Delvin disambut oleh banyak Bodyguard yang menjaga markas itu.

Ketiganya nampak memancarkan aura pemimpin dan tentu saja mereka sangat disegani oleh anak buahnya.
Mereka lantas masuk ke ruang bawah tanah, disana ada Bryan dan kedua temannya dalam keadaan terikat.

“Lepaskan kami sialan”, ucap Bryan

“aku sudah memperingatimu untuk tidak macam-macam dengan adikku, sekarang tanggung sendiri akibatnya!”, jawab Ray

“Papa tidak ingin berlama-lama”, ucap Dirga pada kedua putranya

Dirga menembak tepat di jantung dan kepala kedua teman Bryan

Dor

Dor

Dor

Dor

Ray dan Delvin hanya memperhatikan apa yang dilakukan papanya

“Kau salah karena berani macam-macam dengan keluarga Avilash”, ucap Dirga pada Bryan

Dor

Dirga menembak perut Bryan

“Akhhh…s-sialan”

Dirga lantas memotong jari-jari tangan Bryan hingga terpotong seluruhnya

“Akhhh”

“sekarang giliranmu son”, ucap Dirga pada Delvin
Delvin lantas memotong kedua tangan Bryan. Bryan tak mampu berkata-kata lagi, ia hanya merintih kesakitan
Setelah itu Ray menembak beberapa kali dikepala dan jantung Bryan dengan revolver kesayangannya.

Dor

Dor

Dor

Dor

“Buang mayat mereka dan jangan tinggalkan jejak” perintah Ray pada anak buahnya

“Baik tuan muda” ucap salah satu anak buahnya

“Kita kembali ke mansion dan berganti baju, setelah itu kita kerumah sakit”, ujar papa

“Baik pa”, ujar Ray dan Delvin

.

.

.

Di rumah sakit (pukul 8.30 malam)

Delvan sudah bangun dari tidurnya, saat ini demamnya sudah mulai mereda. Delvan dan Daniel duduk di ranjang sambil memakan cake coklat buatan mamanya.

Diana hanya memberikan mereka masing-masing satu slice saja. Diana duduk disamping ranjang sambil memperhatikan kedua putranya yang sedang meenikmati kue buatannya itu.

Kedua putranya sangat imut dengan pipi yang menggembung penuh dengan kue buatannya.

“Makannya pelan-pelan aja sayang, ngga ada yang minta kok”, ucap Diana

“tapi ini enak mama…”, ucap Daniel dan di iyakan oleh Delvan

“Mama, boleh lagi ngga cakenya?”, ucap Daniel

“makannya besok lagi yaa baby, sekarang udah malam ngga boleh banyak-banyak makan cakenya”

“mama janji yaa?”, ucap Delvan

“iya prince, mama janji”

“yeeeee”, ucap Daniel dan Delvan dengan kompak sambil mengangkat kedua tangannya keatas

“Sini tangannya sama mulutnya mama bersihin dulu”
Diana mengambil tisu basah yang ada diatas nakas lalu mulai membersihkan tangan dan mulut kedua putranya.
Setelah bersih, Diana memberikan keduanya susu vanila

“ini diminum dulu lalu gosok gigi dan tidur”

“iya mama”, ucap keduanya

Susunya sudah habis, Diana menggendong iel untuk membantu anaknya menggosok gigi. Selanjutnya ia membantu Delvan untuk berjalan ke kamar mandi.
Kedua putranya sudak berbaring di ranjang, Diana menyelimuti kedua putranya lalu mengecup kening mereka.

Cup

Cup

“good night baby, good night prince”

“good night mama”

Mereka berdua tidur sambil berpelukan.

Pukul 9 malam, Dirga, Ray, dan Delvin tiba dirumah sakit.
Mereka masuk ke dalam ruangan itu.

Baru saja mereka masuk sudah disuguhi pemandangan yang membuat hati mereka menghangat dan membuat mereka tersenyum tipis. Dua orang yang sangat mereka jaga sudah tertidur pulas sambil berpelukan.

Mereka lantas duduk di sofa

“Ma, apakah mereka sudah tidur dari tadi?”, tanya Delvin

“mungkin baru setengah jam yang lalu”, jawab Diana

“sebenarnya apa yang terjadi pada Delvan, kenapa mukanya lebam seperti itu?”

Ray menceritakan kejadiannya

“tidak ada luka yang serius kan?”, tanya Diana

“tidak ada sayang, jangan khawatir”, ucap Dirga

Dirga tadi telah menyuruh anak buahnya untuk membawakan tempat tidur tambahan lalu mereka semua pun memasuki alam mimpi.

🐰🐰

Maaf ya karena aku kebanyakan cerita tentang Delvan :(

Boleh banget yang mau komen, biar aku nambah semangat buat ceritanya...

Thankyou🤗🤗

Daniel dan DelvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang