Kuda hitam berpacu begitu cepat. Perjalanan itu menjadi saksi dari seorang insan yang pergi mengejar sang pujaan hati. Dengan mengenakan jubah perangnya, lengkap dengan senjata di sisi kanan dan kiri, ia terus melenggangkan kudanya untuk menepati sebuah janji.
Gerbang perbatasan memasuki negeri yang ia tuju sudah terlihat di depan mata. Sepanjang perjalanan, netranya disuguhkan oleh perbukitan yeng begitu lebat dengan tumbuhan. Hingga ia tiba tepat di depan gerbang menuju negeri itu ia berhenti.
“Katakan pada Raja mu, kami rombongan dari negeri Theodoric” Sungchan sang panglima kerajaan turun dari kudanya untuk memberikan pesan pada prajurit Gardenia tentang kedatangan putra mahkota Theodoric.
Jeno menghirup nafas dalam. Untuk pertama kalinya ia datang ke Gardenia bukan untuk urusan formal kerajaan menyangkut kerjasama dua negara. Kedatangannya kali ini demi menjemput salah satu penghuni cantik dari negeri itu. Akhirnya setelah gerbang dibuka, Jeno langsung memacu kudanya cepat untuk segera menuju istana Gardenia.
Kabar kedatangan Jeno telah sampai di telinga Renjun. Jantungnya berdegup kencang, setelah sempat berpikir bahwa Jeno tidak akan datang melamarnya. Mengingat pangeran taurus itu tidak kunjung datang.
Renjun mengintip kedatangan rombongan Theodoric dari atas Jendela besar kastilnya. Netranya bergulir mencari sosok yang selama tiga tahun ini terus mengirimkan surat cinta dengan bahasa yang manis. Begitu sosok itu tertangkap oleh pandangannya, Renjun tersenyum melihat Jeno benar-benar datang dengan baju besi yang begitu gagah. Renjun terus memperhatikan Jeno dari kejauhan.
Di sisi lain, kedatangan Jeno disambut baik oleh Raja Yuta, dan Ratu Winwin. Mulanya cukup terkejut karena Jeno datang seperti hendak berperang dengan kerajaannya. Tapi begitu mendengar penuturan dari salah satu ajudan Theodoric, Yuta akhirnya mengerti maksud kedatangan Jeno dan rombongannya.
Kini Jeno dan para ajudannya, sudah berada di aula pertemuan kerajaan Gardenia. Para pelayan berbaris untuk masuk, dan meletakkan berbagai hidangan kudapan untuk para tamu. Jeno merasa terhormat dijamu dengan baik oleh kerajaan itu.
“Aku cukup terkejut dengan kedatangan mu pangeran, ku pikir kau berniat menyerang negeri ku”
Jeno tersenyum, kedatangannya memang tidak terlihat seperti hendak membawa sebuah lamaran. Ini semua terkesan seperti sebuah penyerangan. “Mohon maaf karena kedatangan kami rupanya telah menimbulkan salah paham, dan membuat kegaduhan” ucap Jeno dengan sopan.
Yuta dan Winwin terkekeh. Ini pengalaman pertama bagi mereka untuk menyambut sebuah penyerangan pikirnya. “Ini akan jadi cerita yang lucu untuk sejarah negeriku kelak pangeran, jadi boleh kita langsung ke inti? Kiranya apa tujuan pasti dari kedatangan pangeran kemari?”
Jeno menarik nafas panjang, membulatkan tekad dan hatinya. Menatap berani pada Yuta sang pemimpin negeri sekaligus ayah dari sosok yang ia cintai. Jeno harus menunjukkan keseriusan, dan kegigihannya.
“Maksud kedatangan hamba ke sini adalah untuk meminang salah satu pangeran mu yang Mulia. Aku, Lee Jeno putra mahkota Theodoric, datang kemari untuk langsung menyampaikan niatku melamar bunga cantikmu Huang Renjun”
Yuta saling memandang dengan sang istri sebelum menjawab pernyataan putra mahkota Theodoric itu. “Aku sudah mendengar bahwa kau menyukai putraku sejak tiga tahun lalu. Aku juga tahu kenapa kau baru datang hari ini untuk menyampaikan maksudmu. Terimakasih banyak sebelumnya atas pinangan mu, karena segala keputusan ada pada putraku sendiri. Jadi mari kita biarkan dia mengambil keputusannya”
Winwin meminta salah satu pelayan kerajaan untuk memanggil Renjun ke aula pertemuan. Tak berselang lama, Renjun hadir di tengah-tengah pertemuan. Renjun tidak berani memandang setiap orang yang berada di sana. Entah kenapa jantungnya tidak bisa lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Éternel [SUDAH TERBIT]
Romance"Aku bersumpah demi nama rakyatku dan mendiang ayahku. Jika aku berani melukai Renjun sedikitpun, maka potong kedua tanganku dengan pedang ku sendiri. Untuk apa aku punya sepasang tangan jika ku gunakan untuk menyakiti orang yang ku cintai? Ku rasa...