Pertanda

6.3K 655 68
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya kawan🥳






“Selamat datang Yuqi, ku harap kau akan senang bekerja di bawah pengawasan ku. Dan kalian, perkenalkan dia Nona Yuqi kepala pelayan baru di Pavilion ini”

Dengan ucapan selamat datang yang ramah, dan senyuman cantik yang mengembang Renjun menyambut sosok Yuqi. Seseorang yang ditugaskan Negeri Artanta untuk ikut ke Theodoric. Sikap hangat yang Renjun berikan terasa lekat oleh para manusia yang berjejer di sana. Untuk seorang Ratu kerajaan besar, perilaku Renjun terbilang sangatlah lembut pada seorang Kepala Pelayan.

Sayangnya, kehangatan dalam penyambutan itu, tak sampai pada hati si wanita cantik yang baru saja diperkenalkan. Terdapat dinding kokoh nan dingin yang membentengi relung jiwanya sehingga tak bisa gugur hanya karena ucapan santun si Istri dari Pemimpin Negeri. Bagi Yuqi semua manusia sama-sama menyimpan kemunafikan di dalam hatinya. Tak ada yang benar-benar tulus memberikan perhatian maupun kasih sayang. Semuanya hanya topeng semu yang diciptakan demi menjaga citra.

“Terimakasih Yang Mulia, ke depannya ku harap kau tidak perlu terlalu lembut. Aku hanya seorang kepala pelayan” ucap Yuqi.

“Aku melihatmu, dan memperlakukan mu semata-mata bukan karena posisimu. Melainkan bagaimana selayaknya manusia harus diperlakukan.” balas Renjun sembari menatap sosok yang kini terlihat diam dengan raut datar di hadapannya.

Yuqi tak perduli dengan ucapan Renjun. Entah sejak kapan ia memang tak bisa mempercayai seseorang. Semua manusia terasa menyembunyikan belati yang kapan saja siap menikamnya. Yang Wanita itu lakukan saat ini hanyalah untuk mempertahankan kehidupannya, dan segera keluar dari berbagai ancaman. Mengingat keluarga Kerajaan memiliki begitu banyak konspirasi, Yuqi tak ingin terlibat di dalamnya. Jadi sebelum ia terpancing dan gagal, lebih baik tak pernah coba membuka hati pada siapapun.

“Jangan sungkan untuk bicara jika kau membutuhkan sesuatu, atau ingin menanyakan beberapa hal” lanjut Renjun yang kini direspon dengan satu anggukan dari Yuqi.

Untuk pertama kali Renjun bertemu dengan seseorang yang begitu dingin. Terlihat sulit untuk ditembus, namun terlihat juga ada kekhawatiran yang membendung Yuqi, begitu juga dengan rasa takut, dan kekalutan yang coba wanita itu tutupi dengan paras angkuhnya. Banyak hal yang tersembunyi dalam diri Yuqi, dan untuk saat ini Renjun tidak berniat melihat lebih jauh. Jika suatu saat ada hal yang membuat kecurigaan muncul, barulah ia akan mulai bergerak.









Langit yang temaram, berhias bulan cantik yang bertengger apik. Meskipun tetap tampak indah, namun semua masih kurang tanpa hadirnya taburan bintang. Langit malam ini cukup terasa sepi, karena tak ada bintang di sekitarnya.

Sepasang sejoli itu saling mendekap hangat menghantarkan kasih sayang dan cinta yang melimpah. Selesai dengan pergumulan mereka, tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh keduanya selain selimut tebal yang membalut pasangan itu. Dengan kepala si Dominan yang berada di ceruk leher submissive-nya. Menghirup aroma mawar yang bercampur citrus miliknya sendiri.

“Aku suka aroma tubuhmu saat kita selesai bercinta” ucap yang lebih besar mengecupi leher yang penuh bercak merah keunguan akibat perbuatannya. “Aroma mu yang menggiurkan bercampur dengan aroma tubuhku, membuatku merasa bangga karena menyadari bahwa kau adalah milikku”

Submissive itu tersenyum mendengar ucapan yang terlontar dari bibir suaminya. “Dan aku suka saat menyadari bahwa kau hanya tergila-gila pada aroma tubuhku, bukan orang lain”

“Bagaimana aku bisa menyukai aroma yang lain saat Istriku benar-benar memabukkan? Apalagi selama seminggu belakangan ini hidungku sulit mencium aroma. Seringkali aku malah merasa mual”

Amour Éternel [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang