Rasa Takut

4.2K 725 78
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya kawan ✌️











“Jaehyun-ah, putramu sekarang sudah semakin besar. Untuk pertama kalinya ia merasakan hidup di tanah yang menjadi tempat lahir ayahnya. Jaemin mu menyimpan banyak luka di hatinya... Aku merasa sepertinya memang langkah kita salah, seharusnya aku tidak pernah menerima mu kembali di dalam hidupku”

Doyoung bergumam menatap lukisan suaminya yang terpajang di dinding kamarnya. Melihat senyuman manis milik putranya kerap kali luntur setelah ia tinggal di sini, membuat hati Doyoung berdenyut sakit. Seandainya ia dan Jaehyun dahulu tidak memaksakan cinta mereka, mungkin saja semua ini tidak akan terjadi.

Taeyong memang bersikap baik padanya. Ratu Utama Theodoric yang kini sudah menjadi Ibu Suri itu bahkan kerap kali menanyai tentang kesukaan Jaemin, dan keadaan sang putra. Doyoung bersyukur Taeyong menerima Jaemin dengan baik. Tapi, melihat luka pada netra anaknya membuat Doyoung berpikir apakah ia salah menerima ajakan keluarga Kerajaan untuk tinggal di Istana?

“Hormat hamba, mohon maaf tapi Yang Mulia Raja Jeno berkunjung, dan saat ini berada di depan Pavilion menunggu izin anda untuk masuk” ucap salah seorang dayang Kerajaan menghampiri Doyoung.

“Biarkan ia masuk, aku akan menemuinya” jawab Doyoung. Dayang itu bergegas pergi memberi kabar pada sang Raja Muda Theodoric. Doyoung menarik nafasnya dalam sebelum beranjak dari kamarnya ke ruangan depan Pavilion guna menemui Jeno.

“Salam hormat ku Ibunda” sapa Jeno kala melihat Doyoung keluar dari ruangan pribadinya. Doyoung membalas sapaan Jeno, dan tersenyum pada putra lain dari suaminya itu.

“Kenapa tidak langsung masuk? Kau adalah seorang Raja nak, kau tidak perlu menunggu izin hanya untuk bertemu dengan ibumu” ucap Doyoung menuntun Jeno untuk duduk di kursi.

“Maaf Ibunda, tapi rasanya tidak sopan jika masuk tanpa izinmu” balas Jeno diiringi senyuman tulus yang menghilangkan kedua matanya. Doyoung selalu tersentuh dengan tatakrama yang melekat pada diri Jeno. Jaehyun dan Taeyong sangat beruntung memiliki Jeno yang begitu dermawan pikirnya.

“Jadi ada apa Raja muda ini datang menemui ku?”

“Aku mendengar Ibu sangat menyukai teh telang, jadi aku membawakannya untuk Ibu. Teh ini sangat terkenal di Theodoric, aku berharap ibu akan menyukainya” ucap Jeno sembari meletakkan satu kotak kayu berukir cantik, berisikan teh telang andalan Theodoric.

Doyoung terdiam menatap kotak itu. Ia punya satu kotak yang sama persis dari mendiang suaminya. Ketika mengunjunginya, Jaehyun pernah membawakannya teh telang dengan kotak yang sama persis. Seketika kenangan lama terukir kembali di benaknya.

“Kau mengingatkanku pada ayahmu nak” ucap Doyoung lirih.

“Semoga itu bukan kenangan yang buruk. Jika itu buruk, aku akan sangat menyesal telah menemui mu, Ibunda”

Dari sebuah kotak berisikan teh, kini netra Doyoung beralih menatap Jeno dengan sendu. “Tidak, itu adalah kenangan yang manis... Ibu punya satu kotak yang sama persis dari ayahmu”

“Saat menginjakkan kaki pertama kali di Theodoric, aku seperti melihat Jaehyun kembali hidup ketika aku memandangmu” lanjut Doyoung. Sayangnya ucapan Doyoung sama sekali tidak membuat Jeno bahagia. Melihat Jaehyun dalam dirinya artinya bisa jadi Doyoung juga merasakan luka di hatinya.

“Aku sangat menghormati ayah, tapi Ibunda, jika kau melihatku bagaikan luka yang berputar kembali. Maka jangan lihat aku sebagai ayah... Aku tidak ingin membuat Ibuku hanya mengenang rasa sakit. Aku dan ayah berbeda, dan akan terus seperti itu sampai kapanpun”

Doyoung tertegun untuk sesaat. Ternyata tidak hanya Jaemin yang terluka karena ayahnya, tapi ia juga bisa melihat rasa sakit di mata Jeno. Kedua buah hatinya sama-sama sakit, bedanya Jeno bisa menutupi hal itu dengan baik. Melihat Jeno yang begitu enggan membawa Doyoung kembali dalam kenangan buruknya, Doyoung mengerti seberapa besar cinta Jeno pada kedua ibunya.

Amour Éternel [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang