Langkah Pertama

4.2K 757 48
                                    

Jangan lupa vote dan komen kawan✌️



















Ruangan pertemuan itu terasa sesak dan panas. Mungkin memang bukan pertama kalinya hal ini terjadi di ruang rapat Kerajaan. Tapi, kali ini permasalahan yang menjadi perdebatan dianggap cukup rumit, dan tidak masuk akal bagi para menteri.

Hari penobatan dilaksanakan dengan suka cita. Theodoric menyambut Raja baru mereka, dan masyarakat turut bersuka cita. Tidak seperti sebelumnya, setelah penobatan, biasanya akan diberi jarak beberapa hari untuk Raja Muda berdiskusi tentang kebijakan-kebijakan baru yang dibuat. Berbeda dengan Jeno yang langsung menggelar rapat setelah kenaikan takhtanya.

Sudah dua jam berlalu rapat ini belum menemukan titik terang tentang peraturan baru yang Jeno terapkan. Banyak hal yang dianggap terlalu beresiko jika nantinya hal itu di wujudkan. Beberapa menteri menentang dengan tegas apa yang baru saja Jeno usulkan.

“Yang Mulia, semua para petinggi Theodoric tau akan janji yang kau buat saat menyetujui pernikahan dengan pangeran muda Gardenia. Tapi, kami tidak menyangka bahwa hal itu benar-benar akan kau laksanakan dan kau jadikan kebijakan” ucap Menteri Pertahanan Theodoric. Mengingat terkadang kerjasama antar negara akan lebih kuat dengan adanya keterikatan, seperti saling menikahkan antara dua keturunan Kerajaan, Hwang Hyunjin selaku Menteri Pertahanan menganggap Jeno terlalu terpaku pada janjinya dengan sang istri. Hyunjin berpikir bahwa tidak seharusnya urusan pribadi bercampur dengan peraturan ketatanegaraan yang akan merusak jalannya kerukunan antar bangsa. Dan lagi bagi Hyunjin itu hanyalah peraturan konyol.

“Benar Yang Mulia, ada baiknya anda pikirkan kembali tentang peraturan baru itu” timpal Bangchan selaku Menteri yang mengatur perekonomian negara.

Mendapat sanggahan dari para Menterinya, Jeno berpikir bahwa peraturan ini tidak akan mengganggu apapun yang berjalan di Theodoric. Masih ada seribu satu cara untuk melaksanakan kerjasama tanpa adanya ikatan pernikahan. Ternyata pemikiran dari para Menterinya masih sedangkal itu.

“Masih banyak cara yang bisa kita lakukan untuk terus mendapatkan kerjasama kenegaraan. Kenapa kita hanya berpatokan pada satu persoalan? Biar ku tanya, Mendiang Yang Mulia Jaehyun menikah atas dasar politik hanya satu kali. Setelahnya apa ada lagi pernikahan lain? Tidak! Karena kita berhasil mendapatkan yang kita inginkan dengan banyak cara.” Jawab Jeno yang disetujui oleh beberapa Petinggi lain di pihaknya.

“Keputusan mu tidak bijak jika itu hanya karena kecintaan mu pada Istrimu Yang Mulia” sanggah seseorang dalam rapat.

“Yang kau bicarakan itu permaisuri utama kerajaan! Tolong perhatikan cara bicaramu. Kelak dia juga akan ikut dalam membela kerajaan, dan terjun membantuku dalam dunia politik. Tugasnya bukan hanya diam menungguku di paviliunnya” Jawab Jeno tegas.

Cara bicara Jeno sudah lebih keras dari sebelumnya. Raja Muda itu menegaskan posisi sang Istri saat ini yang bukan lagi pangeran Muda dari Gardenia, melainkan sudah menjadi permaisuri utama Theodoric. Para Menterinya harus mengerti, dan harus paham akan batasan mereka dalam bicara.

“Dan lagi, jika kalian berpikir ini tentang urusan pribadiku. Tidak hanya itu, aku sudah memikirkan banyak hal. Terlebih tentang rasa kemanusiaan. Apa kau rela menjadikan putra-putri mu hanya seperti barang yang dapat kau tukar dengan perjanjian antar negara? Aku tidak akan pernah sudi melakukannya sampai kapanpun! Kelak keturunan ku adalah permata yang berharga, bukan hanya sebagai alat tukar untuk mendapatkan kekuasaan”

Amour Éternel [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang