Pstt.. pstt.. jangan lupa vote & komen yap
Berada jauh dari seseorang yang kau cintai memang begitu sulit rasanya. Apalagi mengetahui bahwa cintamu itu terbagi. Ia tak sepenuhnya milikmu, dan kau tak bisa untuk selalu bersama.
Meskipun begitu, bersyukur setidaknya wajahnya masih bisa kita lihat. Kabarnya masih bisa kita dengar, dan kita tahu bahwa dia baik-baik saja. Berbeda cerita jika ia tiada untuk selamanya. Karena setelah itu, tidak ada yang tersisa kecuali kenangan.
Kaki Doyoung bergetar ketika menginjak tanah lahir suaminya. Selama bertahun-tahun menjadi pendamping seorang raja dari negeri yang besar, tidak pernah sekalipun ia menginjakkan kaki di kerajaan. Bahkan tidak pernah ia harapkan hal itu terjadi. Cintanya tulus, tidak pernah mengharapkan takhta atau mengambil titel yang seharusnya ia dapatkan sebagai istri raja. Kesetiaannya pada mendiang Jaehyun tidak pernah luntur sedikitpun meskipun terpaut jarak, dan kasta yang berjauhan.
Setelah sekian lama tak bertemu dengan sang suami, sekalinya ia mendapat kabar dan itu bukan kabar bahagia melainkan kabar duka. Hatinya hancur berkeping-keping. Dirundung duka selama berhari-hari, ia bahkan berharap lebih baik ikut pergi bersama cintanya dalam keabadian.
“Aku merelakan hatiku yang terluka karena berada jauh darimu. Tak apa karena setidaknya aku tau kau baik-baik saja di sana. Tapi kali ini... Kau pergi dan tidak akan pernah kembali lagi. Untuk yang satu itu, aku tidak bisa merelakan hatiku. Kenapa kau begitu jahat dengan selalu meninggalkanku?”
Doyoung dan sang putra semata wayang dijemput oleh utusan kerajaan untuk tinggal di istana. Awalnya Doyoung menolak, apalagi Jaemin yang begitu membenci anggota keluarga kerajaan mengingat ia yang tumbuh tanpa didampingi oleh sang ayah. Jaemin benci karena kenyataan begitu pelik.
“Harusnya kita tidak perlu ikut ke sini” ucap Jaemin yang baru saja turun dari kudanya, menghampiri sang ibu yang baru saja keluar dari tandu kerajaan. “Untuk menghormati mendiang ayahmu, setidaknya untuk sekali saja kita perlu mengimbangi tanah lahirnya” jawab Doyoung.
“Ayah yang tidak peduli pada kita?”
Doyoung menatap putranya sendu “Jaemin..”
“Kenapa kau begitu mencintainya di saat dia menyakitimu berkali-kali ibu?” tanya Jaemin penuh dengan amarah.
Ketika Doyoung hendak menjawab amarah putranya, seorang pengawal datang memotong kalimat yang baru saja ingin keluar dari bilah istri Jaehyun itu. “Yang Mulia maaf mengganggu, permaisuri dan putra mahkota sudah menunggu di dalam” ucap si pengawal. Doyoung menelan ludah, untuk pertama kalinya ia datang dan merasa begitu gugup. Bagaimana nasibnya kelak di istana ini? Apakah ia akan dihukum karena melakukan pernikahan tersembunyi dengan Jaehyun?
“Jika di dalam mereka menghina kita, maka aku tidak akan pernah memaafkan mereka ibu, camkan itu” ucap Jaemin sebelum menggandeng jemari sang ibu, dan mengikuti langkah pengawal yang menunjukkan jalan.
Ruangan yang begitu indah, dengan interior yang mewah. Lukisan dari Raja terdahulu berjejer rapi sepanjang lorong di istana. Doyoung mengakui bahwa semua tampak begitu cantik, tapi rasanya begitu sunyi karena tak ada Jaehyun di sana.
Hingga kakinya melangkah masuk pada aula singgasana yang biasa di tempati oleh sang suami. Ia tahu bahwa di sanalah biasanya sang suami memimpin kerajaan. Netranya berhenti pada satu titik sudut, di mana terpasang kanvas besar yang indah dengan bingkai emas dan permata. Cat yang tertuang pada kanvas itu membentuk tiga insan tersenyum sangat manis. Terlihat sebagai keluarga yang begitu harmonis dan bahagia. Hatinya berdenyut ngilu mengingat Jaemin bahkan tak pernah memiliki lukisan bersama ayahnya. Kini dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat lukisan besar yang menggambarkan keluarga kerajaan. Tanpa sadar tangannya mengeratkan genggaman pada sang putra. Betapa malang hidupnya dan Jaemin selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour Éternel [SUDAH TERBIT]
Romance"Aku bersumpah demi nama rakyatku dan mendiang ayahku. Jika aku berani melukai Renjun sedikitpun, maka potong kedua tanganku dengan pedang ku sendiri. Untuk apa aku punya sepasang tangan jika ku gunakan untuk menyakiti orang yang ku cintai? Ku rasa...