Part#7

199 23 0
                                    

****

"Ran!,bangun udah pagi! Siapin sarapan sana!."

Suara seorang wanita dengan nada tinggi terdengar dari balik pintu kamarku.Akupun yg baru saja memejamkan mataku kini bangkit dari tempat tidurku dan sesegera mungkin membuka pintu kamarku.

"Plakk!." Tamparan keras mendarat tepat di wajahku.

"I...ibu,a...ada apa?,kok tiba-tiba menampar Ran...?." Tanyaku memberanikan diri.

"Ada apa kau bilang?! Liat udah jam berapa sekarang!." Bu Aiko langsung menjambak rambutku sembari memperlihatkan jam yg ada di handphone nya.

"A...ah?!," Aku terkejut ketika melihat jam yg ada di handphone nya bu Aiko menunjukan pukul 06:30.Aku sekarang tahu apa alasan dia menamparku.

"Kenapa masih belum nyiapin sarapan juga hah?!!."bentaknya dengan kedua matanya yg melotot ke arahku.

"M...maaf bu,t...semalam Ran nggak sempat tidur..." Sahutku memberanikan diri sembari menahan rasa sakit dari kepalaku yg masih di jambak olehnya.

"Saya tidak peduli!,mau kamu tidur kek atau tidak juga bukan urusan saya!,paham!." Bentaknya sembari membantingku ke lantai.

Kepalaku terbentur ke lantai hingga berdarah,sikutku juga sakit akibat menahan tubuhku.Aku hanya bisa tertunduk dan menangis tanpa melakukan perlawanan.

"Ada apa ini bu?," Suara itu terdengar dari belakangku.Aku pun menengok ke belakang dan ternyata suara itu miliknya.

"R...rin?..." gumamku sembari menatapnya berharap dia akan membantuku.Tapi tidak,dia seolah olah tidak perduli sama aku kakak nya sendiri.

"Bu,ada apa ini?." Pertanyaan itu terlontar kembali dari mulutnya.Sorot matanya yg dulu sangan sayu sekaran berubah seperti seseorang yg kesal.

"Kakakmu tuh!,dia udah berani ngambil uang ibu!." Sahut bu Aiko berbohong.

"A...apa!," Seketika aku terdiam mendengar perkataan bu Aiko kepada Rin.

Aku tidak tau apa yg dipikirkan bu Aiko,kenapa bisa bisanya dia memfitnahku pada Rindou?!.

"Cih!,kau benar benar memalukan!." Ujarnya dengan tatapan jijik dan pergi begitu saja tanpa memperdulikan ku.

Serontak waktu terasa berhenti,saat aku melihat sorot matanya sama saat aku masih tk dulu.Sorot mata benci itu terpasang di matanya Rindou.

"Hei!,malah bengong aja!." Bentak bu Aiko sembari melemparkan lap yg ia bawa ke wajahku.

"M...maaf,bu." Sahut ku singkat.

"Kalau jam tujuh tiga puluh masih belum siap,awas aja!," ancamnya dan pergi.

Aku pun berdiri sembari memegangi kepalaku yg terluka,aku segera bergegas ke dapur untuk membuat sarapan.

45 menit berlalu,semua makanan yg ku masak sudah tertata di meja makan.Aku pun segera bergegas memanggil bu Aiko dan Rin.Tak sampai dua langkah aku berjalan bu Aiko dan Rin sudah ada di depanku.

"Rin sayang,kita makan dulu ya?." Tanya bu Aiko sembari menepuk punggung Rin dan yg dibalaskan dengan anggukan.

Aku tertunduk,aku pergi ke kamar mandi yg ada di dalam kamarku.Aku membasuh luka di kepalaku yg kini darahnya kian mengering.Rasa nyeri dan perih ketika aku membasuh lukaku kini kian menjadi.

"Aku ingin mati." Gumamku sembari menatap diri sendiri di cermin.Air mata yg ku bendung kini mulai membasahi pipiku,aku tertdiam sejenak.

*****

The Truth✓[Haitian brothers]☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang