°°°°°°°
Kini waktu menunjukan pukul 07:30 aku bergegas menghampiri motorku dan melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.Yah aku tau kalau aku bakalan telat masuk sekolah,tapi tujuanku bukanlah sekolah tapi tempat dimana mama berada yg bukan lain tempat pemakaman.
Aku berdiri di depan sebuah batu nisan yg besar sembari berdiri lirih.
"Mama...apa kabar mama di sana?," tanyaku sendiri dengan nada suara yang sangat lirih.
"Lihat mah...Ran udah besar sekarang! Rin juga udah besar,malahan Rin jadi murid teladan di sekolah yah meski sering berantem juga sih!." Ujarku dengan sedikit cengengesan untuk menghangatkan suasana.
"Ah...mama jangan cemasin Ran sama Rin ya,kami berdua hidup bahagia kok!,Rin benar benar menyayangi Ran!." Dengan seukir senyuman yg jelas sangat di paksakan.Seketika suaraku mulai gemetar saat aku mengucapkan kebohongan yang sudah sangat jelas itu.
"....tidak....Ran sebenarnya tidak bahagia mah~" tubuhku seketika melorot dan kepalaku tertunduk,air mata yg terus terbendung kini mulai meledak membanjiri pipiku.
"Bu Aiko selalu jahat sama Ran....Rin juga,Rin sekarang sangat berbeda,sekarang Rin terlihat sangat membenci Ran!." Aduku dengan nada sedikit naik dengan kedua tanganku yg mencoba menutupi wajahku yg malang ini,tangisku tak henti di depan batu nisan mama.
.......
Tujuan kedua ku adalah ladang lyciros bunga tak berdaun atau juga disebut bunga kematian.Aku sering ke sini kalau aku sedang merasa tak ada tujuan lain,aku selalu berbaring di tengah tengah ladang sembari melepas segala beban pikiran yg terhimpun di benaku hingga aku tertidur lelap di sana.
~Pov Rindou~
"Ah...benar saja dia bolos lagi." Gumam Rindou berdiri di depan kelas Ran.
"Hei,Rin nyari abang lo lagi ya?," tanya seorang laki laki berambut pirang yg terurai panjang dengan bekas luka di kedua belah sisi mulutnya yg bukan lain teman sekaligus sahabat seperjuangan Rindou,Haruchiyo sanzu.
"Iya,sepertinya dia bolos lagi."
"Ah...si Ran kok makin bandel aja ya?,bener bener gk abis pikir gua." Sahut haruchiyo dengan mimik wajah yg terlihat kesal.
"Au ah!,kantin mending." Ujar Rindou berbalik dan meninggalkan Haruchiyo di depan kelas nya Ran.
"Eh!,Rin tunggu!." Teriak Haruchiyo mengejar Rindou yg sudah berjalan cukup jauh di depannya.
...........
"Lo mau makan apa Rin?,"
"Ramen instan aja." Dengan mimik wajahnya yg malas.
"Oke gua pesenin dulu," ucap Haruchiyo pergi umtuk memesan.
Rindou hanya terduduk malas dengan kedua tangannya sebagai penopang dagunya.
"Kenapa dia ngelakuin hal seperti itu ya," Ia berfikir kenapa Ran kakaknya bisa mencuri uang ibunya sendiri pagi tadi.
"Ah!...ini membuatku pusing!." Teriak Rindou tidak jelas sembari mengacak ngacak rambutnya itu,hingga tidak sadar kalau semua orang yg ada di kantin memperhatikannya.
"Eh!,lo kenapa?! Malu anjir diliatin noh!,teriak kagak jelas gitu kek orang stres," ucap Haruchiyo yg baru saja datang membawa makanan yg baru saja dia pesan.
"Au ah!," kesal Rindou sembari mengambil cup Ramen instan dari tangan Haruchiyo dan langsung memakannya.
"Bilang makasih kek udah di pesenin!," kesal Haruchiyo meletakan makanan nya di atas meja yg tak digubris oleh Rindou.
"Sekarang si Ran lagi apa ya?," ujar Haruchiyo di sela sela makannya.
"Lagi gelud kali," sahut Rindou memutar kedua bola matanya.
"Kok gelud sih?! Gk ada jawaban yg lain apa!." Menghentikan makannan yg belum sempat masuk ke dalam mulutnya.
"Kan bener,kerjaannya cuma gelud atau bikin onar gk di sekolah atau di luar kan!." Kesal Rindou segera menghabiskan cup ramen instan miliknya.
Vote so please!
Thank you♡
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth✓[Haitian brothers]☆
Short StoryKasih sayang,harta,teman serta sahabat,selalu mengelilingi saudara haitani termuda ini.Sebaliknya Saudara Haitani tertua yang harus hidup dalam penyiksaan kesendirian dan bahkan diperjual belikan untuk menjadi anjing peliharaan para konglomerat seba...