⊱ ── ❛ 𝙴 𝚃 𝙴 𝚁 𝙽 𝙰 𝙻 ❜ ── ⊰
"Naje blegug! kalau mau mabok jangan pas ada client dodol" pemuda yang bertubuh lebih kecil dari Naje mengomel karna kelakuan atasannya sendiri
Naje memijat pangkal hidungnya, pening. Itu yang ia rasakan sejak tadi "Suka-suka saya! kehilangan satu client tidak membuat saya jatuh miskin. Lagian saya cuma menggantikan posisi ayah sementara" jawab Naje membuat Rakha menghela nafas pasrah
"Kekeuh mau jadi pembunuh ya lo?!" tuduh Rakha membuat Naje menatapnya galak
Pemuda berhidung mancung tersebut menunduk dan mengucapkan kata maaf. Naje memang tidak bisa diajak bercanda sama sekali "Ya abisnya muka lo mendukung sih" gumam Rakha pelan. Sangat pelan, tapi Naje masih bisa mendengarnya
"Ya jangan kaget kalau tiba-tiba saya beneran bunuh orang" ucap Naje terlihat serius
Rakha menelan saliva dengan susah payah "Waduh. Kalau ada dendam kata gue sih selesein dengan baik ya, jangan asal dijedor. Lo mah brutal orangnya"
"Nyawa tetap harus dibayar dengan nyawa. Tidak peduli kalau saya nantinya akan masuk penjara atau bahkan dihukum mati"
Setelah mengucapkan kalimat-kalimat aneh itu, Naje langsung pergi begitu saja meninggalkan Rakha dengan beribu pertanyaan dibenaknya. Rakha maklumi, mungkin itu efek dari minuman beralkohol tadi
Tapi bertahun-tahun kenal Naje sejak SMP sampai sekarang, pemuda itu tidak pernah mendengar omongan tentang bunuh membunuh dari mulut Naje. Paling mentok ya hanya membahas tentang dirinya yang ingin membuat pembunuh bundanya menderita
Terhitung hampir satu jam Naje berada didalam toilet, akhirnya pemuda itu keluar setelah berganti baju karna baju yang sebelumnya sangat bau. Bau alkohol
Ia berniat menjemput Wilona setelah membaca pesan dari istrinya kalau istrinya berada di toko kue karna merasa bosan di rumah
Banyak karyawan yang menyapa pemuda itu sepanjang perjalanan menuju parkiran, tak banyak pula yang berbisik-bisik. Ya, ia maklumi. Naje hanya mengangguk pelan saat orang-orang menyapanya
"Sayang" Naje memberhentikan langkahnya
Ia menolehkan kepalanya menatap seorang gadis yang seumuran dengannya. Itu kekasihnya "Ailyn?"
Yang namanya disebut hanya menyengir "mau kemana? akhir-akhir ini kita jarang ada waktu berdua ya Je. Jalan-jalan yuk malam ini"
Ah Naje melupakan satu fakta bahwa gadis dihadapannya ini belum mengetahui tentang pernikahannya, hanya Ailyn kekasihnya dan satu temannya dari London yang belum ia kabari. Atau mungkin tidak usah sekalian? untuk apa memberi tau kabar pernikahannya? cukup orang-orang terdekat saja yang tau kecuali Jevano
Naje tersenyum "Iya nanti. Saya masih banyak kerjaan, ayah belum sembuh. Saya harap kamu mengerti ya Lyn?" tangan besar milik sang pemuda terulur untuk mengusap pelan kepala Ailyn
Ailyn menunduk "Kita udah hampir setahun pacaran, tapi kamu masih kaku banget ngomong sama aku"
Ah here we go again "Kaku gimana? saya dari kecil emang di didik untuk selalu bertutur kata seperti ini. Saya sendiri juga bingung gimana ngerubahnya biar jadi gaul seperti Rakha, Haikal dan Jevan" jawab Naje jujur

KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal || Whitory
Fanfiction[ON GOING] Kalau kata Raditya Dika "Cinta yang terlalu lama dipendam biasanya jadi penyesalan" mungkin itu yang dirasakan Najendra saat Wilona sudah pergi dari kehidupannya dan dia mulai menyadari perasaan cinta yang ternyata sudah lama ia pendam