⊱ ── ❛ 𝙴 𝚃 𝙴 𝚁 𝙽 𝙰 𝙻 ❜ ── ⊰
Wilona melangkahkan kakinya tanpa ragu memasuki aula hotel yang sudah didatangi oleh banyaknya tamu, gadis itu melihat seluruh penjuru ruangan mencari Jevano
Tangan kokoh milik seseorang tiba-tiba saja menyentuh bahu kanannya membuat Wilona terkejut. Tidak bukan terkejut karna ada sebuah tangan yang memegang bahunya, melainkan terkejut karna rasa sakit seperti menyetrum dibagian bahu sempit sang gadis
"Gue panik nyariin lo kemana-mana, taunya disini. Kenapa bajunya diganti? padahal off shoulder tadi bagus" pemuda yang menyentuh bahu Wilona adalah Jevano
Pemuda itu tampak bosan, terlihat dari sorot matanya yang memang tidak antusias akan acara yang diselenggarakan oleh Naje
Wilona tersenyum kecil "Dress yang tadi resleting nya rusak, jadi aku minta tolong sama temen yang tinggalnya gak jauh dari toko baju untuk nyariin dress yang lain. Kenapa? gak bagus ya?" gadis dengan mata indah tersebut memiringkan kepalanya menunggu jawaban dari Jevano
Jevano menggeleng "Bagus kok, lo selalu terlihat cantik mau pakai apapun"
Yang dipuji hanya bisa mengangguk sambil menatap satu persatu para tamu undangan yang mulai meninggalkan aula
"Udah selesai ya acaranya?" gadis itu selalu bertanya, tapi tatapannya mengarah ke yang lain. Untunglah lawan bicaranya saat ini bukan Naje
Pemuda yang ditanyai mengangguk, Jevano memasukkan tangannya kedalam kantong celana karna aula ber ac dan keadaan diluar sedang rintik menyebabkan telapak tangannya seperti membeku seketika "Lo pergi selama tiga jam, jelas orang-orang udah pada pulang. Coba lihat itu"
Jevano menunjuk jendela yang mengarah langsung ke parkiran "Hujan mulai turun. Mungkin itu juga salah satu alasan kenapa tamu undangan cepet pergi. Siapa coba yang mau lama-lama disini, kalau kelamaan paling diusir Naje" cibir Jevano sembari menatap Naje yang membelakanginya dari jarak yang cukup jauh
Wilona menunduk ia menghela nafas gusar dan merasa bersalah "Terlambat ya? maaf"
Alis milik Jevano mengerut "Lo gak salah, jangan minta maaf. Lagian cuma acara perayaan satu tahun hubungan Naje Ailyn doang, tahun depan paling mereka ngerayain lagi kalau masih langgeng hubungannya"
Seketika Wilona menatap iris hitam milik lawan bicaranya dan tersenyum secara paksa "Iya. Benar juga"
"So? mau pulang sekarang?" Jevano mengeluarkan tangan kanannya dari kantong dan berniat meraih pergelangan tangan Wilona, namun gadis tersebut menggeleng menolak
"Kamu duluan aja kak, aku pulang sama...sama si itu anu" Wilona menatap satu persatu orang-orang yang masih ada didalam aula
Jevano mengerutkan kening mencoba memahami arti tatapan Wilona yang gelisah dan kebingungan "Sama siapa?"
"Nah. Sama dia" Wilona menarik tangan Rakha yang kebetulan lewat
Sedangkan Rakha yang ditarik paksa hanya bisa kebingungan melihat istri sahabatnya menggenggam erat tangannya. Ingin memberontak tapi ia masih sayang nyawa
Sontak tawa Jevano pecah "Lo kenal ni monyet?" pemuda itu menunjuk Rakha
Rakha mempelototi Jevano "Mulut lo gue geprek juga lama-lama njeng. Ngeselin banget lo tai" umpat Rakha membuat tawa Jevano semakin menggelegar
![](https://img.wattpad.com/cover/307872446-288-k94605.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal || Whitory
Fanfic[ON GOING] Kalau kata Raditya Dika "Cinta yang terlalu lama dipendam biasanya jadi penyesalan" mungkin itu yang dirasakan Najendra saat Wilona sudah pergi dari kehidupannya dan dia mulai menyadari perasaan cinta yang ternyata sudah lama ia pendam