⊱ ── ❛ 𝙴 𝚃 𝙴 𝚁 𝙽 𝙰 𝙻 ❜ ── ⊰
Di pagi harinya seperti biasa, Naje yang selalu bangun lebih awal dari Wilona akan berangkat menjemput Rakha ke apartemen nya, sedangkan Wilona sendiri pergi ke toko menggunakan mobil. Jujur ia trauma karna Naje lama menjemputnya
Sebelum berangkat kerja, Wilona menyempatkan diri untuk membersihkan rumah. Hampir semua ruangan sudah ia sapu, tapi ada satu ruangan disebelah kamar tidur mereka yang belum dijamah sama sekali
Naje bilang jangan masuk ke ruangan itu karna isinya hanya barang-barang berdebu dan barang yang tidak terpakai. Tapi larangan adalah perintah, maka dari itu gadis tersebut memberanikan diri untuk masuk
Hal yang pertama ia lihat saat pintu dibuka adalah dinding bercat merah darah, banyak gambar-gambar abstrak yang dipajang di dinding ruangan, serta patung hewan seperti harimau dan ular ada didalamnya
Di dalam ruangan tersebut masih ada satu pintu lagi yang terbuat dari besi. Dengan sekuat tenaga Wilona mendorong agar pintu tersebut terbuka
And voilaaa. Banyak berbagai macam senjata api bergantung di dinding ruangan, ada meja juga dipaling pojok yang diatasnya terdapat botol botol minuman dan belati
Wilona menatap satu persatu senjata api yang menarik perhatiannya "Naje kerja apa sih? Ngeri ngeri banget pistolnya, pasti harganya juga selangit" gumam gadis tersebut
"Desert eagle, ruger super redhawk 454 casull, SIG sauer P226. Banyak bangett" saking banyaknya senapan yang tergantung di dinding, Wilona meringis ngeri membayangkan apabila tertembak oleh salah satu senjata api milik suaminya itu
Teringat akan Kareen, gadis tersebut akhirnya segera pergi dan menutup kembali pintu besi tersebut dengan rapat seperti semula, lalu mengembalikan sapu dan mengunci rumah
⊱ ── ❛ 𝙴 𝚃 𝙴 𝚁 𝙽 𝙰 𝙻 ❜ ── ⊰
Kedatangan Wilona ke toko bersamaan dengan hadirnya seorang pemuda yang baru saja mengubah warna rambutnya menjadi coklat tua
"Hai, kita ketemu lagi" sapa Jevano membuat Wilona menoleh dan ikut tersenyum ramah membalas sapaannya
"Hai kak, mau mesen kue lagi?" guraunya tersenyum sambil terkekeh pelan
Jevano mengusap tengkuknya malu "Sesering itu ya gue mesan kue disini?"
Wilona yang tersadar akan ucapannya yang bisa saja menyinggung perasaan orang langsung menutup mulut "Eh gak gitu, aku malah seneng kok kalau kakak jadi salah satu pelanggan setia disini"
"Padahal cuma mau ketemu sama lo" gumam pemuda tersebut sangat pelan
Jevano menunjukkan layar ponselnya untuk merundingkan design kue kali ini dengan Wilona tanpa Kareen, karna gadis satu itu izin masuk terlambat ada urusan pribadi
"Ah, jadi kuenya polosan warna falu red doang? gak ada tambahan apa gitu?" tanya Wilona memastikan
Jevano mengangguk mantap
"Tulisannya apa?"
"Happy 1st anniversary Naje dan Ailyn"
![](https://img.wattpad.com/cover/307872446-288-k94605.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal || Whitory
أدب الهواة[ON GOING] Kalau kata Raditya Dika "Cinta yang terlalu lama dipendam biasanya jadi penyesalan" mungkin itu yang dirasakan Najendra saat Wilona sudah pergi dari kehidupannya dan dia mulai menyadari perasaan cinta yang ternyata sudah lama ia pendam