21

87 7 4
                                    

"Kenapa lagi? Makanannya kok cuma diaduk aja hmm? Masakan kakak ga enak ya?" Tanya Keo memperhatikan adik kecilnya

"Enak kokk, cuma kebayang otak mulu" Jawab Kea dengan letih lesu lemah lungloy

"Jangan dibayangin makanya. Liat kakak aja, nanti nafsu makannya nambah" Canda Keo, sebenarnya Kea daritadi bingung karena untuk pertama kalinya Keo mengajaknya bicara ketika makan. Padahal biasanya ia menyuruh Kea diam atau hanya sekedar deham dan bicara secukupnya untuk memperingati kesalahan adiknya di meja makan

"Kak" Panggil Kea bingung

"Kakak ga panas kan? Atau sakit?" Tanya nya bingung kemudian Keo hanya mengangkat bahunya tidak tau

"Ga kok" Jawab Keo santai, sepertinya mood Keo sedang naik. Ia memakan makanannya dengan puas

"Oiya, kakak mau adain pesta besar besaran buat kamu" Ucap Keo kemudian Kea melihat kakaknya

"Untuk?" Tanya Kea dengan wajah bingung

"Merayakan keberanian adik kakak mungkin" Jawab Keo dengan ekspresi yang sangat gembira

"Keberanian atau"

"kematian pak fendi? " Tanya Kea ragu kemudian Keo memunculkan senyum seringainya

"Adik yang pandai, kita akan merayakan keduanya" Jawab Keo kemudian Kea menatapnya lelah

"Ga dua duanya deh, beliin Kea makan enak aja Kea udah seneng banget sama jalan jalan beli baju sepatu sendal tas juga gapapa. Ngapain pesta pesta ngabisin duit" Balas Kea kemudian dia memakan makanannya

"Baiklah, kakak akan mengurungmu dikamar" Ucap Keo menyelesaikan makannya kemudian ia berdiri dari bangku dan menarik paksa adiknya

"Kok Kea dihukum? Kea ga ngapa ngapain lohh" Tanya Kea dengan perasaan tidak terima. Tapi ia pasrah, kakaknya sedang dalam mode tidak waras mungkin. Akhirnya dia diam dikasur kesayangannya sementara Keo menutup kamar adiknya. Kea bersikap acuh dan menikmati hukuman tidak jelasnya ini. Entah hukuman atau hadiah, dia bisa tidur sepuasnya. Dan untuk antisipasi lapar nya, ia sengaja menyembunyikan beberapa makanan dan minuman di lemari pakaian, bawah ranjang dan beberapa tempat lainnya

°°°

"Huammm" Kea terbangun dari tidurnya yang lelap sementara Keo sedaritadi duduk disampingnya

"Gimana tidurnya? Nyenyak?" Tanya Keo menyambut hangat adiknya. Kini hari telah sore

"Ga mau jawab, Kea marah sama kakak" Jawab Kea enggan menjawab pertanyaan kakaknya. Ia masih kesal tangannya diseret seret

"Marah kenapasiii cantik?" Keo kembali bertanya sementara Kea mendengus kesal

"Masa Kea ga ngapa ngapain Kea dikunciin dikamar, mana tangan kea diseret"Jawab Kea dengan nada kesal kemudian Keo memberi nya coklat

"Kakak ga ngunciin kamu kok, tadi kakak cuma nutup pintu ga dikunci. Biar kamu istirahat. Maaf ya, kakak narik tangan kamu kasar banget" Ucap Keo menyodorkan coklat yang tak kunjung diambil adiknya. Kea melirik coklat almond kesukaannya

"Cuma satu coklatnya?" Tanya Kea kemudian Keo terkekeh pelan

"Kalau empat gimana?" Jawab Keo mengeluarkan 3 coklat

"Mauuuuu!! Kea sayanggg bangettt sama kakakkk. Terimakasii Kak Keoo" Ucap Kea gembira mengambil empat coklat dari kakaknya

"Dimaafin ga kakaknya?" Keo kembali bertanya sambil memperhatikan adik kecilnya

"Dimaafin tapi jangan diulangin" Balas Kea kemudian Keo tersenyum tipis

"Ga akan kakak ulangin kalo Kea ga nakal" Ucap Keo dengan senyum seringainya

"Jangan senyum gitu ah, jelek banget. Kaya gorila nyengir" Balas Kea kemudian Kea menunduk sambil tertawa kecil

"Baiklah, sekarang kamu mandi ya. Sebentar lagi papa datang" Titah Keo kemudian Kea mengangguk

"Oiya kak, jadi pesta ga?" Tanya Kea kemudian Keo berpikir sejenak

"Kamu mau?" Keo kembali bertanya kemudian Kea menggeleng tidak

"Baiklah"

"Oiya.. Kakak sudah menyiapkan pakaian untuk Kea di dalam kotak biru. Kakak ingin Kea memakainya" Titah Keo kemudian ia pergi meninggalkan adiknya

°°°

"Lihatlah putriku sangat cantik" Pamer papa pada Kak Keo sementara kakak hanya tersenyum tipis

"Terimakasii paa.. Kakak yang membelikan baju ini untuk Kea, jadi wajar jika Kea sangat cantik" Ucap Kea dengan penuh percaya diri kemudian ia duduk di samping kakaknya

"Papa dengar Kea sudah berani membunuh seseorang, benarkah Kea yang membunuh nya sendiri hmm?" Tanya Papa kemudian Kea mengangguk, Keo terus mengawasi adiknya dengan tatapannya yang tajam

"Iya pa"

"Siapa orang itu?" Tanya papa kemudian Kea melihat kakaknya

"hmm- Pak Fendi" Jawab Kea ragu kemudian papa tersenyum miring

"Bagus Keo, pasti kakakmu yang mneyuruh ya?" Papa kembali bertanya kemudian Kea mengangguk ragu

"Sepertinya kau masi dendam dengan pria tua itu" Ucap papa kemudian Kea melihat kakaknya heran

"Baiklah, sepertinya papa sudah kenyang. Jaga baik baik Kea, sepertinya adik kecil yang sangat menyayangi Keo sudah lupa kalau Keo membencinya" Lanjut papa kemudian Keo mengepalkan tangannya

"Jika kakakmu berusaha membunuhmu lagi, papa akan menerima kehadiranmu. Kapanpun" Bisik papa kemudian ia pergi dari rumah anak anaknya

"Kak.. Maksud papa tadi apa?"

"Kak Keo sayang kan sama Kea?"

"Hiraukan pria bodoh itu Kea, kakak sangat menyayangimu" Titah Keo kemudian Kea hanya diam. Ia berpikir keras tentang apa yang terjadi sebenarnya

°°°

Let Me Go ✓✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang