26

96 5 0
                                    

"Kakk" Panggil Kea, ia mengetuk pintu kamar Keo kemudian Keo membukakan pintu

"Kenapa?" Tanya Keo menatap adiknya, Kea terlihat murung dan sedih

"Hikss, Kea ngebunuh Kak Sean sama Pak Fendi hikss" Ucap Kea menangis, kemudian Keo membawanya masuk

"Gapapa Kea, jangan nangis.. Kakak ga suka adik yang cengeng" Balas Keo mengusap lembut kepala adiknya

"Ta-tapi, Yen kasian hikss.. Kakaknya ga ada, pasti dia sedih. Semua gara gara Kea hikss. Coba aja kalo Kea mati, pasti kalian semua ga perlu berusaha ngelindungin Kea" Lanjut Kea menangis sesegukan

"Kamu mau mati sekarang?" Tanya Keo kemudian Kea melihat kakaknya dan mengangguk

"Tapi kakak tidak mengizinkan" Balas Keo kemudian Kea menunduk

"Kea mau nyia nyia in perjuangan mereka?"

"Perjuangan mama, pak fendi, kak sean?"

"Bahkan yang seharusnya mati itu papa"

"Dan kakak"

"Bagaimana jika kakak saja yang mati? Kea akan bebas bukan? Kea bebas memilih hidup Kea, dan harta warisan akan jatuh ke tangan Kea saja"

"Kau tidak perlu khawatir dengan hukuman atau apapun"

"Bagaimana?" Tanya Keo kemudian Kea menggeleng tidak

"Kenapa tidak?" Ucap Keo kembali bertanya, ia memperhatikan adiknya sementara Kea sedikit menyesal berbicara kepada kakaknya

"Sudahlah kak, Kea tambah pusing. Kea ingin dipeluk" Pinta Kea kemudian Keo memberikan pelukan hangat untuk menenangkan adiknya

"Sudah merasa lebih baik hmm?" Tanya Keo khawatir dengan keadaan adiknya

"Sudah.. oiya kak, maafin Kea. Tapi jangan pernah mikir gitu pleasee.. Kea jadi ga enak sama kakak. Kita berhak bebas bareng bareng" Ucap Kea ragu, ia takut kakaknya salah menerima ucapannya

"Kamu juga" Balas Keo singkat kemudian ia tersenyum hangat

"Sekarang kembali ke kamar dan tidur" Titah Keo kemudian Kea terdiam sejenak

"Kea takut tidur dikamar sendiri. Takut Pak Fendi tiba tiba dateng terus otaknya berceceran, matanya bolong terus aaaaaaa" Teriak Kea membayangkan sosok pria tua tersebut

"Kemarin Kea bisa tidur, kenapa sekarang tidak?" Tanya Keo heran sambil melihat adik kecilnya

"Ga tau deh, tapi kayaknya gara gara Yen sumpah gituu. Terus minta kepala papa, jadi Kea keingetan Kak Sean sama Pak Fendi. Lagi kakak nyuruh bunuh orang, sadis banget si. Kea jadi takut orangnya dateng" Jawab Kea polos, ssepertinya Kea sedang dalam masa overthinking

"Sereman kakak atau mereka?" Goda Keo bertanya kepada Kea

"Kakak" Jawab Kea jujur kemudian Keo terkekeh pelan

"Kenapa?" Tanya Keo lagi sambil menatap bola mata adiknya yang indah

"Soalnya kakak hidup, terus psikopat terus ga jelas terus kadanng ngeselin" Jawab Kea polos menjawab pertanyaan kakaknya dengan jujur

"Kalo kakak mati jadi serem ga?" Lanjut Keo kemudian Kea melotot kesal

"IH DIBILANG JANGAN MATI MATI" Teriak Kea, ia mendengus kesal

"Kan kamu duluan, tiba tiba dateng ke kamar kakak, pake baju putih. Mana rambut panjang item, muka putih" Jelas Keo membuat Kea merinding ketakutan

"ih kakak mah malah nakut nakutin" Ucap Kea memukul Keo dengan bantal disekitarnya

Let Me Go ✓✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang