5

466 14 2
                                    

Flashback on'

"Berani beraninya dia mengancam!!!" Ucap Keo menggertak pengawalnya. Baru saja dia mendapat telpon dari teman lamanya Sean

'Bebaskan Kea atau seluruh informasi xyloned gua sebar'

Rekaman yang terus diputar Keo

"Darimana dia bisa tau?" Gumam Keo kemudian ia tertawa keras

"Baiklah, TANGKAP SEAN DAN BAWAKAN DIA HIDUP HIDUP!" Perintah Keo kemudian tidak ada 12 jam, Sean berhasil ditangkap

"Yahh, padahal aku nyaris merestui hubungan kalian. Tapi sepertinya tidak. Apa permintaan terakhirmu?" Tanya Keo sementara Sean hanya tertawa

"Sudah kuduga kau xyloned, aku hanya ingin kau melepaskan adikmu. Adik kandungmu Kea" Jawab Sean kemudian Keo yang mendengarnya kesal dan mulai memukuli Sean habis habisan hingga tergeletak tak berdaya

Tapi Sean pria yang kuat, ia masih memiliki setengah kesadaran.

"Gua ga akan mati semudah itu xyloned" Gumamnya tertatih

Keo menaruh tubuh lemah Sean di ruang eksekusi, ia menyeyet dan menusuk beberapa bagian tubuh Sean. Sean menahan teriakannya, menahan rasa sakit dan nyeri disekujur tubuh. Dia tau jika dia teriak, Keo akan lebih menyiksanya bahkan langsung membunuhnya. Hingga seorang gadis datang

"Setidaknya biarkan aku mati di tangannya" Pinta Sean melemah, dia terus melihat Kea dengan tatapan harap. Semoga dia bisa melihat wanita itu untuk terakhir kalinya

"Gua juga punya keinginan sama kaya lu, gua punya rencana sendiri. Dia belum siap.. Xyloned tidak pernah pandang bulu" Bisik Keo menghentikan kegiatannya kemudian dia tersenyum dan menarik adiknya. Keo menahan tangis dan rasa sakitnya karena harus membunuh dan menyakiti sahabatnya..
Tapi jiwanya puas
Sangat puas..

Flashback off'

°°°

Kea masih menangis dalam pelukan kakaknya, dia kecewa tapi dia butuh pelukan Kak Keo. Pelukan hangat yang mampu menyalurkan rasa tenang. Saat dipeluk Kak Keo, ia merasa memiliki keluarga yang bahagia dan harmonis. Pelukannya adalah candu saat ia sedih. Walaupun penyebab rasa sedihnya adalah obat dari rasa sedih itu sendiri

"Hikss, kakk.. Kea mau Kak Sean" Gerutu Kea sambil menangis sementara Keo bingung harus apa. Jika dia tidak membunuh Sean maka nyawa Kea dan dirinya akan terancam

"KAKAK JAHAT!! PASTI INI PAPA YANG SURUH?? YA KAN?!"

"KAK KEO KAKAK YANG BAIK, KAK SEAN SAHABAT KAKAK KAN?!"

Pertanyaan dan teriakan dari Kea terus terlontar tapi Keo terus memeluk adiknya dan menenangkannya. Dia mengusap ngusap rambut adiknya dan sesekali mengecup pucuk rambut hingga Kea kembali tenang

"Shuttt, Kea benci ya sama papa?" Tanya Keo kemudian Kea melihat wajah kakaknya itu dengan mata yang penuh dendam

"KEA BENCI PAPA" Jawabnya penuh penekanan

"Jadi kayak kakak ya, biar semua cepet selesai" Ucap Keo kemudian ia mengangkat tubuh adiknya dan menyuruh Kea tidur karena esok mereka harus sekolah

°°°

"Kea ga mau sekolah, gurunya bosenin banget, Kea juga belum dibeliin tas, belum beli buku. Seragamnya juga ga asik banget, jelek, kegedean" Gerutu Kea saat makan, dia tidak peduli jika harus mendapat hukuman lagi. Keo hanya mendengar celotehan anak manja itu dan ketika ia selesai makan, Keo membersihkan mulutnya dengan tisu yang sudah tertata rapih di meja makan

Let Me Go ✓✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang