29

130 4 0
                                    

"Kakak suka sama Yen ya?" Tanya Kea kemudian Keo menambah kecepatan mobilnya

"Diam Kea, kakak sedang emosi" Balas Keo singkat, ia menatap lurus jalanan didepannya

"Baiklah" Gumam Kea pelan lalu Keo berhenti disalah satu apotek, setelah itu ia membeli aqua botol. Keo masuk kedalam mobil dan dengan cepat ia membuka bungkusan obat tersebut, menelan beberapa pil sambil meminum aqua botol yang baru saja ia beli

"KAK!! OBAT APAAN ITU!!"

"Minumnya jan napsu, satu satu ga sekaligus gitu kali"

"DIAM KEA!! KAKAK BILANG DIAM YA DIAM" Bentak Keo kepada Kea, Kea yang khawatir sekaligus kesal langsung mengambil obat yang baru saja dibeli kakaknya. Namun belum sempat ia baca, obat tersebut sudah direbut lagi oleh Keo

"jangan kurang ajar" Ucap Keo datar kemudian ia melirik adiknya tajam

"Maaf.. Oiya kak, sekarang kita mau kemana?" Tanya Kea kemudian Keo tersenyum

"Kembali ke rumah" Jawabnya santai sementara Kea melotot tidak percaya

"Nanti kalo papa-

"Kakak ada rencana" Potong Keo kemudian Kea hanya diam dengan rasa ingin mencabik kakaknya

'Terus lo ngapain bawa bawa gue ke rumah Yen anying'

"Rencana nya apa?" Tanya Kea kemudian Keo tersenyum

"Kamu ikutin perintah kakak aja" Jawab Keo enggan memberi tahu rencana di otaknya

"Okee"

"Kakk"

"Hmm"

"Kea keingetan kata mama, sejahat apapun papa. Itu tetep papa kamu" Jelas Kea kemudian Keo menghela napas panjang

"Lalu"

"Kalo kita ngebunuh papa, durhaka dong" Lanjut Kea menjelaskan kemudian Keo melirik adiknya

"Jangan dengerin kata mama sayang, sesat.. Dengerin kata kakak aja ya. Inget kata mama"

'Kea nurut sama apa kata kakak ya'

"Hmm, okee" Balas Kea tidak berani membantah

"Oiya oiya, kakak nanti kalo bebas mau jadi apa? Gaboleh jadi pembunuh bayaran yaa.. Kalo Kea mau jadi psikolog" Ucap Kea kemudian Keo mendengarkan dengan senyum

"Kenapa?" Tanya Keo kemudian Kea menyengir dan Keo melihat adiknya dari kaca mobil dengan heran

"Biar kakak curhat ama Kea, biar kakak ga marah marah mulu, ga emosian, ga bunuh bunuh orang lagi terus ga tau deh apalagi" Jelas Kea kemudian Keo melirik adiknya sekilas

"Kamu ngatain kakak stress?" Tanya Keo kemudian Kea mengeluarkan senyum cengirnya

"Iyaa hehe" Ucap Kea polos, Keo yang moodnya sedang baik melanjutkan kata kata nya

"Kan kamu sumber ke stress an kakak" Lanjut Keo kemudian Kea melirik kakaknya

"Iyakah? Masa?" Tanya Kea dengan nada candaan

"Bodo" Ucap Keo melanjutkan lalu Kea tertawa. Keo tersenyum tipis mendengar tawa adik kecilnya

"Oiyaa kalo kakak mau jadi apa?" Tanya Kea penasaran sementara Keo tengah berpikir

"Hmm, jadi.. Jadi mafia minyak goreng aja kali ya" Jawab Keo ragu sambil tersenyum kecil menahan tawa melihat ekspresi adiknya dari kaca mobil

"Janganlahh! Ntar kak Keo diserbu emak emak, ntar kan Kea jadi emak emak. Ntar Kea puyeng, ntar Kea ikut nyerbu kakak, kea teror" Ucap Kea panjang kali lebar

"Emang berani?" Lanjut Keo sambil membelokkan setir

"Engga" Jawab Kea dengan sangat amat polos

"IH KAKAK MAH, YANG BENER MAU JADI APA?" Kea kembali bertanya dengan kesal kemudian Keo yang sadar sebentar lagi akan sampai, ia terdiam sejenak

"Kea" Ucapnya dingin memanggil nama adiknya

"Iya? Kenapa" Tanya Kea menyahut

"Feeling kakak, papa ada dirumah" Jawab Keo berhati hati, ia memelankan mobilnya

"Lalu" Balas Kea bertanya kepada kakaknya

"Kita bakal ditangkep terus dibawa ke rumah papa mungkin" Lanjut Keo santai, ia memperhatikan keadaan di sekitarnya

"Terus Kea harus apa?" Tanya Kea bingung tapi Keo hanya diam

"Papa tidak akan membiarkan kita mati. Dia hanya akan menyiksa kita"

"Jadii"

"Patuhi saja kata papa, Kea bisa menahan sakit hukuman papa kan?" Tanya Keo kemudian Kea menggeleng tidak

"Ga, Kea ga mau dihukum" Jawab Kea kemudian Keo menghentikan kendaraannya

"Baiklah, kalau begitu kau diam saja" Lanjut Keo kemudian ia kembali menjalankan mobil

"Kea ga dikasih tau rencananya?"

"Ga, kamu ember" Jawab Keo kemudian Kea menghela napas panjang

"Ga kok, Kea ga ember... Kasih tauuu yaaa" Bujuk Kea tapi Keo tetap saja diam

"Bawa ini" Ucap Keo memberikan pisau kecilnya

"Dan ini" Lanjut Keo memberikan pistol kepada adiknya

"Simpan baik baik, kalau hilang Kea kakak pecat jadi adik"

"Kakak bercanda atau?" Tanya Kea kemudian Keo tertawa ringan

"Bercandalah" Jawab Keo santai sementara Kea hanya menarik napas menahan sabar

"Bisa bisanya kaya gini masih bercanda" Gumam Kea sambil memegang kepalanya yang pusing

"Oiya, di laci depan kamu. Kakak nyimpen pisau yang lebih kecil sama kanzashi"

"Kanzashi apaan?" Tanya Kea bingung sambil membuka laci mobil

"Jepit rambut" Jawab Keo singkat

"Taro pisau disepatu sama pake jepitannya di rambut kamu"

"Hati hati"

"Ada racunnya, sekali serangan bisa buat orang lain mati"

"Hmm oghei" Balas Kea mendengar penjelasan kakaknya

"Kakak gimana?" Tanya Keo sambil menaruh pisau di sepatunya

"Itu urusan kakak" Jawab Keo kemudian Kea mendengus kesal

"Ga asik, Kea ga dikasi tau mulu" Balas Kea kesal kemudian Keo terkekeh pelan

"Sok asik banget si" Ucap Keo kemudian Kea hanya menahan kesal kemudian mereka sampai di rumah mereka sekarang

"Ga ada siapa siapa kak" Kea melihat sekeliling, dia hanya melihat para maid dan guard. Keo hanya diam dan masuk kedalam rumah sementara Kea hanya mengikuti langkah kakaknya

"Yahh, sepertinya papa tidak datang" Ucap Keo kemudian dia menarik napas lega dan duduk di sofa

"Silahkan istirahat adik cantik, besok kita samperin papa. Kita pake plan b" Titah Keo kemudian Kea duduk disamping Keo

"Ga mau ah, pengen nonton tv dulu" Ucap Kea kemudian Keo mengejamkan matanya

"Seterah kamu deh, kakak mau tidur" Lanjut Keo kemudian Kea yang melihat kakaknya tidur, ia ikut merasa ngantuk

"Ga jadi deh, pengen tidur aja" Ucap Kea berjalan ke kamarnya. Ia membuka pintu kamar dan mendapati kamarnya yang gelap. Ia mencari cari saklar lampu dan meyalakan lampu kamarnya

'Sejak kapan kamar gue gelap' Batinnya merasa ada yang aneh

Ia mengeluarkan pisau kesayangan kakaknya dan berjalan dengan perlahan

"nice to meet you again" Bisik seorang pria membius Kea dari belakang. Pisau yang sedari tadi dibawanya terjatuh dan Kea mulai kehilangan kesadarannya secara perlahan

"Kak Keo, tolong-

Let Me Go ✓✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang