4

365 23 0
                                    

Bel pulang berbunyi, semua siswa dan siswi keluar dari kelas kecuali Kea

"Lo ga balik?" Tanya Celline teman didepan meja nya

"Nunggu Kak Keo"

"KEA! ADA KEA GA?!" Teriak Keo lalu masuk kedalam kelas adiknya

"Mau balik duluan atau nunggu kakak? Kakak ada rapat, tapi sebentar kayaknya" Tanya Keo kemudian Kea memiliki rencana cerdas

"Tungguin aja deh"

"Ya udah, ayo ikut" Ucap Keo kemudian Kea terkejut, dia kira dia akan ditinggal saja di kelas

"Kemana?"

"Ke ruang rapatlah, kamu kira kakak bodoh ninggalin kamu sendirian terus kamu bisa kabur" Jawab Keo kesal, dia tau rencana adiknya kemudian dengan pasrah Kea membereskan mejanya dan mengikuti langkah kakaknya

"Laper" Gerutu Kea berharap ada kesempatan untuk kabur dan benar saja Keo menghentikan langkahnya

"Mau makan apa?" Tanya Keo kemudian Kea berpikir

"Somay didepan" Jawab Kea kemudiam mereka berbalik arah. Sesampainya di abang tukang somay, Keo langsung memesan somay dan Kea langsung menjauh secara perlahan agar Keo tidak sadar kemudian dia lari sekencang mungkin

"Makasi" Ucap Keo kepada abang somay kemudian ia baru sadar adiknya kabur

"Sialan" Keo segera menelpon temannya dan izin tidak ikut rapat karena urusan mendadak, ia segera ke parkiran dan mengemudikan mobilnya

"Pelacaknya masih aktif, dasar bodoh" Ucap Keo dengan senyum seringai

°°°

Kea tengah berlari, ia merasa lelah dan berhenti sebentar, mengambil napas dalam dalam

Tanpa disadari, Keo turun dari mobil dan segera menarik kerah baju Kea dengan kasar. Ia membanting tubuh adiknya masuk ke dalam mobil, menarik rambutnya sampai Kea terduduk dan memakaikan belt kemudian ia menutup pintu. Ia masuk ke mobil dan melajukan dengan kecepatan penuh

Kea hanya diam ketakutan

"KENAPA KEA?!"

"KENAPA SETIAP KELUAR RUMAH KAMU SELALU KABUR DARI KAKAK?!!"

"KAMU SENDIRI KAN YANG BILANG MAU DIPERHATIIN PAPA, MAU DIAJAK NGOMONG PAPA, MAU KETEMU PAPA?!"

Kea menangis dan menyesal

"Kea benci papa hikss"

"Kea ga mau jadi jahat" 

"Kea ga mau jadi kayak kakak"

"KEA MAU JADI DIRI KEA SENDIRI!!"

Keo yang mendengar itu terdiam, dia melajukan mobil sedikit perlahan. Sesampainya dirumah, ia keluar dari mobil dan membuka pintu mobil adiknya. Ia mengangkat tubuh Kea yang sedang tertidur pulas lalu masuk kedalam rumah besarnya dan menempatkan tubuh sang adik di ranjang kamar Kea

"Maafin kakak ya, kakak juga ga mau jadi kayak kakak" Ucap Keo melihat wajah polos Kea. Dia mengusap pelan rambut adiknya kemudian mengecup dahi Kea. Ia meninggalkan Kea yang sedang terlelap dalam mimpinya

°°°

"Huaaammm" Bangun Kea dari tempat tidurnya. Ia berjalan keluar dari kamar menuju ruang tamu, dapur dan kamar Keo. Namun Kea tidak juga menemukan sosok kakak satu satunya itu

"Kakk.. "

"Masih marah sama Kea ya?" Panggil Kea sambil menyusuri setiap ruangan kemudian mau tidak mau dia pergi ke ruang eksekusi

"Kakk" Ucap Kea dan benar saja Keo ada disana

"Kakak lagi ngapain?" Tanya Kea ragu sambil mengumpulkan keberanian, ia mendekati kakaknya. Keo yang sadar akan kedatangan Kea menghentikan kegiatannya kemudian ia tersenyum. Ia menarik Kea yang posisinya tidak jauh dari Keo ke mainan barunya

"Cobalah, ini seru" Titah Keo menahan tangan kiri adiknya dan memaksa Kea memegang pisau pribadinya

"Sekarang kakak yang pegang kendali ya" Izin Keo mengendalikan kedua tangan Kea. Ia mengayunkan tangan adiknya, menyeyet manusia didepannya. Kea menahan rasa mual dan jijiknya. Ia dipaksa melakukan hal yang tidak manusiawi. Kea menutup matanya tapi Keo tidak suka

"Buka dulu matanya, terus liat ini siapa" Bisik Keo kemudian Kea membuka matanya perlahan. Ia sadar wajah itu, mata yang baru saja bertatapan dengannya

"Kak Sean" Kea terbata bata kemudian dia berteriak histeris. Keo sangat menikmati teriakan dan tangis adiknya, dia menikmati semua hal yang terjadi disini. Adik kesayangannya, Kea mengotori tangannya kepada pria yang seharusnya tidak dia sukai. Kea menyeyet manusia tersebut, manusia yang belum mati dengan setengah kesadaran itu tersenyum. Ia merasa beruntung karena dihari terakhirnya dia melihat sosok wanita ia kagumi

"Kak sean.. Hikss maafin Kea" Ucap Kea menangis, ia menolak tapi tangannya dalam kendali kakaknya

"Gapapa, jangan nangis ya cantik" Balas Sean terbata bata kemudian Keo memaksa tangan Kea menusuk leher dan dahi Sean hingga tembus dan seketika Sean benar benar pergi

°°°

'Terimakasi karena setidaknya aku mati ditangan wanita yang aku sukai..
Bukan ditangan iblis itu' Batin Sean menghembuskan napas terakhirnya

Let Me Go ✓✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang