1.

4.4K 222 10
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







"Kakak... Cepetan turun !!"
"Adek... Yuk sarapan dulu nak !!"

Sambutan pagi hari yang sudah teramat biasa di kediaman Kim, memiliki dua orang putra dengan sifat bertolak belakang sangat memerlukan kesabaran bagi pasangan Kim ini.

"Selamat pagi ibuuu..  ayah.." Sapa si bungsu saat turun dari kamarnya, lelaki itu juga langsung duduk dikursi meja makan.

"Pagi adek, kakak mu mana?" Si bungsu hanya mengangkat bahu tanda tak tahu.

"MONNINGGGG EPRIBADIH.."
"Jangan teriak-teriak kak !! Masih pagi ini." Peringat sang ayah.

"Hehe, maaf ayahhh."
"Iya, sana duduk !!"
"Owkay." Kini si sulung sudah bergabung di meja makan.

Acara sarapan keluarga Kim sudah siap dimulai, sekarang mereka sedang mengisi piring masing-masing.

"Selamat makan."
"Selamat makan." Balas anggota keluarga saat si kepala keluarga sudah membuka acara sarapan.

Mereka berempat sarapan dengan tenang, seperti biasanya tanpa banyak hambatan apapun.

"Ayah mau kemana?"
"Ayah?" Si sulung mengangguk sambil tetap mengunyah. "Emang nya kenapa kak?" Si ayah malah tanya balik.

"Tumben pake kemeja item, mau ngelayat?"
"Iya."
"Uhuukk.."
"Pelan-pelan dong kak, minum nih !!" Si sulung mengambil gelas yang ibunya sodorkan, setelah lebih baik dia kembali menatap ayahnya.

"Makasih bu." Ibunya hanya mengangguk. "Ayah beneran? Siapa yang meninggal?" Tanyanya lagi.

"Mungkin kamu udah lupa sama keluarga mereka, soalnya mereka udah lama banget pindah di Jepang."

"Terus ayah sekarang mau kejepang?" Lelaki paruh baya itu hanya mengangguk singkat.

"Kakak ikut deh..."
"Gak boleh !!" Si sulung melihat wajah manis ibunya. "Kakak jangan pura-pura lupa kalo sekarang ada ujian yah !!" Sudahlah, si sulung tidak lagi bisa mengelak.

"Oh iya, ayah mau ngomong sesuatu."
"Apa?" Kali ini si bungsu yang bersuara, dia juga sudah menghabiskan sarapan nya.

Kepala keluarga Kim itu melirik istrinya, kemudian menarik nafas sebelum menyampaikan ucapanya.

"Kenapa sih? Jangan bikin penasaran dong !!"
"Sabar dong kak !!" Si sulung hanya mendengus pada adiknya.

"Yang mau ayah kunjungi ini adalah sepupu jauh kita, mereka mengalami kecelakaan parah sampai merengut nyawa keduanya dan karena itu ayah memutuskan untuk mengambil hak asuh anak tunggal mereka."

Tidak ada respon apapun, si bungsu lanjut meminum susunya sedangkan si sulung masih berusaha menghabiskan sarapan di piringnya.

"Hei, gak mau naggapin ucapan ayah?" Sekarang kedua kakak adik itu menatap ibu mereka.

"Kita harus kasih tanggapan apa?"
"Ya yah... Pendapat kalian gimana?"
"Adek sih biasa aja, lagi pula kalo ayah sama ibu udah ngambil keputusan berarti udah tahu juga konsekuensi nya kan? Selama itu pilihan terbaik Doyoung sih gakpapa." Jawab si bungsu.

"Sekarang kakak gimana?"
"Asal gak nyusahin sama gak ngengaggu sih Junkyu mah oke oke aja." Setelah mendengar ucapan kedua putranya, si ayah berseru lega.

Tidak bisa dibohongi jika kedua orangtua itu takut kalo anak-anak mereka menentang, yah normal saja lah jika ada penolakan tapi untungnya kedua putra Kim itu ternyata sudah mulai bijak dalam bertutur dan berpikir.

Brother CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang