16.

1.7K 135 6
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






Sekarang keduanya sudah berdiri di ruang keluarga, hanya Haruto yang masih bisa menunjukkan wajahnya sedangkan Junkyu sudah menunduk sambil terus menangis.

Dia gak sanggup kalo harus ngeliat raut kecewa keluarga nya, terkhusus kedua orangtua dia.

Bahkan saking takut dan merasa bersalah, isakkan Junkyu semakin terdengar pilu.

"Berhenti menangis !! Jelaskan apa yang harus kalian jelaskan?" Untuk pertama kalinya Junkyu mendengar nada suara yang biasa ayahnya gunakan di kantor, kini harus dia pakai dirumah dan semua itu karena ulahnya.

Rasanya Junkyu ingin menangis sambil berteriak tapi dia hanya mampu menahan isakan dan segukannya, dia juga masih menggenggam erat tangan dingin Haruto.

Bohong kalo lelaki yang berdiri tegap dan wajah datarnya masih berani menatap ketiga anggota keluarga Kim didepannya itu tidak takut, dia sudah sangat nyaman dengan keluarga ini jadi Haruto juga gak mau kalo sampe mengecewakan mereka.

"Sudah bisa bicara?" Haruto mengangguk pelan. "Bagus, jelaskan semuanya !!" Sekarang Haruto menatap satu persatu wajah sosok didepan dia.

Wajah ibunya yang masih menunjukkan raut kaget dan itu sangat membuat hati Haruto mencelos, pantas saja Junkyu sampai tak sanggup melihat wajah sang ibu karena ekspresi itu sangat jarang bahkan hampir tidak pernah Xiumin munculkan tapi sekarang ekspresi itu tergambar jelas di wajah manisnya, dan semuanya karena Junkyu dan Haruto.

Lalu manik tajamnya Haruto menatap pasangan ayah dan anak yang sedang menatapnya, tatapan Doyoung terkesan santai tapi penasaran juga namun sosok kakak keduanya terlihat berusaha acuh.

Sedangkan tatapan ayahnya sangat jelas menuntut penjelasan, seolah siap melobangi tubuh Haruto dengan tatapan matanya. Kalo boleh jujur Haruto juga takut, takut kalo semua tindakan yang dia ambil sekarang itu salah.

Mereka memang saling menyayangi tapi rasa sayang antara keduanya bisa saja pudar seiring waktu, sedangkan rasa sayang orangtua tidak akan pernah lekang oleh waktu, makannya mereka sangat takut mengecewakan.

"Ayah ibu, sebelumnya Ruto minta maaf kalo mengecewakan, tapi sedari awal Ruto masuk rumah ini perasaan itu juga ikut tumbuh. Awalnya Ruto cuma menganggap ini hal biasa atau kagum semata tapi sayang, semakin waktu bertambah maka semakin kuat juga perasaan yang tertanam."

Tidak ada yang buka suara, hanya terdengar segukan Junkyu yang masih berusaha agar tidak pecah.

"Maaf juga ini memang salah Ruto, kalo aja Ruto gak menuntut untuk perasaannya dibalas pasti kak Junkyu juga gak bakal terlibat, maaf bikin kalian kecewa."

"Sudah?" Haruto mengangguk. "Kenapa kau menyukai putra ku?" Haruto menatap Suho takut-takut, lalu menarik nafas dalam.

"Saya mencintai semua yang ada pada dirinya, kelebihannya yang mampu melengkapi saya dan kekurangannya yang bisa saya lengkapi. Jika cinta pertama saya adalah orangtua, maka saya akan memilih kak Junkyu sebagai cinta sejati saya."

Brother CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang