“Apa aku memasang peralatan ini dengan benar?” Ai bertanya pada Arthur seraya memasang Scuba Diving Mask-nya.
Arthur menoleh pada Ai. Ia mengangguk.
“Cuacanya agak mendung. Kita akan menyebur sekarang?” tanya Wezen seraya memasang regulator ke mulutnya.
“Tidak.” Arthur menggeleng, “Jarak titik segitiga itu dengan boat ini cukup jauh. Kita perlu mendekat. Jika kita memaksa berenang di sini, itu memang aman, karena kemungkinan daerah ini belum tercakup arus air. Namun, itu akan menghabiskan waktu cukup lama.”
Wezen mengerutkan dahi. “Hey, tapi menyebur di sini itu lebih aman, Arthur. Jika di sana, bagaimana saat memasuki air kita langsung terseret arus? Hey, ini termasuk tindakan penelitian ilegal. Kita tidak dapat izin pemerintah! Oh, bahkan pemerintah mungkin tidak tahu bahwa kita akan memasuki tempat itu.”
“Mengapa kau mendadak penakut begini?” Zeen menyela, matanya menatap lurus ke arah Wezen. “Jika kau takut, mengapa kau tidak turun saja dari boat ini dan berenang ke tepi pantai?”
Wezen menghembuskan napas gusar. Dua lawan satu. Ia kalah telak. “Kalian terlalu gegabah. Zeen, kau kekanak-kanakan,” ujarnya sebelum bungkam.
Arthur dan Zeen memilih tidak menanggapi Wezen. Arthur kembali ke posisinya—kali ini ia memutuskan untuk mengendarai boat Adam.
Sementara itu, Ella datang menghampiri Wezen yang tengah duduk di lantai boat. Ia menepuk-nepuk pundak pemuda Jerman itu pelan. “Tenanglah.”
“Aku tidak ingin mati di usia muda, Ella,” sahut Wezen dengan nada meninggi.
Ella tersenyum tipis. Ia menghentikan tepukan pada pundak Wezen. “Yah … kita berdoa agar mendapatkan hasil penelitian di permukaan, sehingga tidak perlu menyelam terlalu dalam.”
“Dengar!” Wezen menggerakkan badan Ella agar berhadapan dengannya. “Segitiga Bermuda itu hanyalah arus laut sialan! Hey, apa yang hendak kita cari di sana? Jangan katakan kau memikirkan teori-teori yang ditulis di sulit kabar.”
“Aku tidak memikirkan teori itu, sungguh. Aku hanya penasaran dengan segitiga bermuda itu. Aku juga ingin tahu ke mana kapal-kapal dan pesawat itu hilang.”
“Jelas sudah mereka tertarik magnetik bumi yang kuat dari bawah sana, lalu mereka terseret arus itu saat menyentuh permukaan laut! Ayo kita kembali saja ke Miami!”
Ella tersenyum lagi, pandangannya tertuju ke belakang boat. “Lihat, kita tidak melihat daratan lagi, itu berarti jarak kita dengan daratan sudah jauh. Apa kau mau berenang sejauh itu ke daratan?”
Wezen terdiam, sementara itu Ella mulai pergi meninggalkannya.»»——❀——««
Bersambung ....
“Satu vote setara dengan bibit semangat untuk kami." ♡´・ᴗ・'♡
Ada kritik, saran, atau sesuatu yang ingin disampaikan? Please drop it in the comment. ✧(。•̀ᴗ-)✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Triangle
Science Fiction• Bloody Triangle • (a collaboration stories) Written by RiVeRa Terletak di perbatasan Miami, Kepulauan Bermuda, dan Puerto Rico, Bermuda Triangle atau yang biasa dikenal dengan nama Segitiga Bermuda masih menjadi salah satu misteri dunia. Apa yang...