1.Dimana?

3.5K 447 9
                                    

Di ruangan bernuansa putih, Rukmi diam dengan keadaan menyandar ke ranjang yang di tempatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruangan bernuansa putih, Rukmi diam dengan keadaan menyandar ke ranjang yang di tempatinya. Bau khas obat-obatan menjadi salah satu alasan Rukmi menyadari ia sedang ada di Rumah sakit.

Rukmi termenung, kepalanya di penuhi hipotesis gila saat melihat keadaannya saat ini. Masalahnya ia dirawat diruangan VVIP---ruangan mahal ini loh. Sekalipun merasa bersalah, ayahnya---Bram mustahil mau mengeluarkan uang banyak untuk membiayai semua ini.

Bukan itu saja kejanggalannya, Rukmi yakin ia tidak sadarkan diri setelah di cekik Bram, namun kenapa malah kepalanya yang di perban? Dokter tidak mungkin salah diagnosis bukan?

Yang lebih mengherankan lagi, sedari tadi dokter yang menanyai kabarnya menyebut nama Hanna, padahal tidak ada kata Hanna di dalam ejaan nama Rukmi. Ya Hanna, atau lebih tepatnya saat Rukmi menanyai nama panjangnya, sang dokter anehnya malah mengatakan Hanna Zephyra.

Hanna zephyra?

Ini tidak mungkin.

Apa-apaan? Sekeras apapun Rukmi berpikir, otaknya tidak bisa lepas dari tokoh Hanna Zephyra sang antagonis yang mati tragis di novel karya Gwen, Love To Survive. Selebihnya Rukmi tidak mengenal seseorang bernama Hanna.

Tapi tidak mungkin bukan?

Ia Rukmi bukan Hanna.

"Gila."
Hanya itu yang bisa terucap dari gadis itu melihat kejanggalan di sekitarnya. Rukmi bahkan tidak terlalu mempedulikan dokter yang sejak tadi berbicara panjang lebar akan kondisinya.

"Kalau kamu ngerasa sakit kepala Lagi, kamu bisa tekan tombol darurat. Keluarga kamu juga sudah saya hubungi dan kata mereka akan segera kesini."
Pria berjas putih itu menghembuskan nafasnya kasar, apalagi melihat respon pasiennya yang tergolong tidak baik.

Setelah melakukan serentetan pemeriksaan, dokter akhirnya meninggalkan ruangan dengan menyisahkan Rukmi bersama seribu pemikirannya.

"Apa-apaan?"
Rukmi menelan ludahnya kasar. Matanya bergulir kesana kemari mencoba memahami situasi. Benar-benar gila. Sebenarnya apa yang terjadi padanya?

Melirik jarum infus yang terpasang di lengan kirinya, bukannya membuatnya menjadi lebih baik, kepala Rukmi malah menjadi bertambah lebih pening.

Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Rukmi bingung.

Pusing.

Saat terbangun ia sudah ada di sini. Semua sangat tidak masuk akal. Masalahnya, bagaimana bisa? Sekali lagi, ini sangat di luar nalar. Otak Rukmi tentu menolak fakta di depan matanya.

Meskipun tidak tamat SMA, Rukmi tidak sebodoh itu untuk tidak paham kondisinya sendiri.

Rukmi Humeera saat ini jauh dari kata baik-baik saja.

Rukmi merasa telah gila. mengingat hidup dengan penuh derita pasti telah membuatnya kehilangan kewarasan.

"Gue pasti udah gila."
Tentu saja. Bisa-bisanya ia berpikir sedang berada di dunia novel. Yang benar saja?

LOVE TO SURVIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang