14

907 66 9
                                    

Aksa terbaring lemas di atas tempat tidurnya di hadapannya Janu berdiri dengan raut wajah yang datar.

"ck gue benci lemah banget lo" ucapa nya ketus.

Aksa hanya terkekeh kecil mendengar ucapan yang di lontarkan Janu untuknya perlahan Aksa mencoba untuk bangun dengan cepat Janu membantu nya.

"Nayla aman kan?"

"Aman, lo gimana sih kenapa handphone ga aktif" tanya Janu pada Aksa pasalnya dia yang terus mengoceh untuk terus memberikan informasi tentang Nayla namun dia sendiri yang menghilang untung saja setiap Nayla menanyakan kemana dan kenapa Aksa tidak aktif Janu mempunyai 1000 jawaban. 

"Ada, sengaja gue matiin" ucapnya pelan membuat Janu seketika melotot.

"Sembuh ke lo jadi orang jangan nyusahin"

"Gue bingung harus gimana kedepannya keadaan gue gini gini aja gue tau yang di ucapin bunda sama dokter tadi itu bohong"

"so tau bener jadi orang" lagi lagi Janu berbicara dengan nada ketus

"Gue ga tuli gasengaja gue denger ucapan mereka cuci darah yang gue jalanin selama ini ga ada hasil nya sama sekali" ucap nya dengan sedikit nada kecewa.

"Anjing" umpat Janu sambil memalingkan wajahnya ke arah lain

Memang benar adanya tadi saat Dokter berada di ruangannya dan berbicara dengan bunda Aksa mendengar semuanya dia hanya berpura pura tertidur, tubuh dan ginjal nya tidak menerima obat obatan yang setiap hari dia minum dan juga cuci darah yang selama ini di jalani tidak ada hasilnya sama sekali. Setelah itu dia tidak mendengar apa apa lagi karna sang bunda pergi keluar bersama dokter.

"punya ginjal ga berfungsi ribet taugasi lo"

"mau gimana lagi Janu yang ganteng" ucap Aksa dengan menaik turunkan alis nya membuat Janu muak.

"kalo selama 2 tahun ini lo bisa berarti lo gaboleh nyerah inget lo itu captein" Aksa menghela nafas lalu tersenyum sangat tipis "waktu gue ga banyak jan gue juga harus mikirin Nayla". 

"kelulusan 4 bulan lagi pikirin itu" setelah mengucapkan itu Janu melangkah kan kaki nya keluar kamar sudah di pastikan Janu pulang.

Aksa tersenyum tipis dia bahagia sekali bisa di kelilingi orang orang yang sayang padanya namun pada nyatanya dia menyayangi Nayla sih.

Aksa memutuskan untuk tidur dia akan mengabari Nayla saat malam nanti.

💫💫💫

sudah di jam istirahat ini tapi Fajar tidak sama sekali mengucapkan satu katapun jika ditanya dia hanya menjawab dengan anggukan dan gelengan saja. Bahkan di saat ada Desty pun Fajar hanya diam sibuk dengan handphone nya itu.

"Nambah gih gue traktir" ucap Aksa pada semua nya. Seketika Desty dan Janu pergi kembali mengambil makanan yang di inginkannya kesempatan emas tidak boleh di sia sia kan.

"Saa.." panggil Nayla dengan pelan mata Nayla menuju kepada Fajar yang hanya diam. Aksa hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"kamu ga jajan lagi hm?"

"Ini aja bakso belum abis" Aksa terkekeh pelan "sok abisin dulu"

"Jar tumben gamau lo kenapa?" ucap Aksa yang sudah tidak tahan dengan diam nya Fajar dari tadi pagi.

Lagi lagi Fajar hanya menggelengkan kepalanya tanpa melihat kepada Aksa sama sekali Sampai dimana Desty dan Janu datang kembali Fajar tidak peduli.

"ah ga seru diem mulu sariawan lo?" Tanya Janu sontak semua mata menuju kepada Fajar. 

Fajara hanya memandang Janu tanpa sepatah kata dia langsung pergi entah kemana.

"Des lo tolak lagi?" Tanya Aksa memastikan

"dari kemarin dia ga ngechatt gue sama sekali" Desty pun bingung ada apa dengan Fajar mengapa dia tidak menganggu nya.

"udah makannya abisin dulu nanti kita cari tau ini ada masalah apa" ucap Nayla.

💫💫💫

Janu dan Aksa kompak mencekal Fajar agar tidak keluar dari kelas. "apaansi lepas!! gue mau balik" ucap Fajar dengan ketus.

"Jar lo kenapasi kalo ada masalah ngomong jangan diem terus kaya cewe tau ga lo" timbal Janu tidak kalah ketus

"cerita jar jangan di rahasiain masalah lo, kita sahabat lo disini lo boleh cerita apa aja" ucap Aksa dengan hati hati.

"sahabat? Masih nganggap gue lo?"

"mau lo apa anjing ga jelas banget" tanya Janu pada Aksa dengan sorot mata yang sudah emosi.

"Tanya sama sahabat lo" tunjuknya pada Aksa. Aksa menarik jaket Fajar namun dengan cepat Fajar menepis nya "lepas anjing".

"anjing ribet kaya cewe" gerutu Janu

Keduanya saling diam fokus pada pikirannya masing masing, sikap Fajar sangat aneh padahal sebelumnya mereka tidak masalah apa apa termasuk dengan Aksa.

Aksa kembali meringis sambil meremas pinggangnya hal itu membuat Janu tersadar.

"lo gapapa?" Tanya Janu terdengar sangat santai namun raut khawatir sangat jelas dari raut wajahnya.

"gue okey" jawab Aksa sambil mengangkat jempol nya

"balik sa lo harus istirahat, kita pikirin soal fajar nanti aja".

Aksa dan Janu melangkah kaki nya menuju parkiran. Untung saja Janu membawa mobil jadi aman untuk membawa Aksa, di dalam mobil Aksa hanya memejamkan mata dengan keringat dingin yang sudah bercucuran dan tangannya yang masih meremas pinggangnya itu.

"Serius njing kita ke Rumkit aja lah" celetuk Janu yang tidak Munafik dia takut terjadi sesuatu pada Aksa.

"anter ke rumah aja" Aksa menjawab dengan suara lemah nya.

"jangan mati di mobil gue sat"

"ssttt diem deh gausah bawel kaya Nayla"

"Najis" Janu mendelikkan matanya. Janu menambah kecepatan mobil nya agar cepat sampai di rumah dia tidak tega melihat Aksa yang menahan rasa sakit. 






                              TBC

segini dulu ya xixi..
Aku harap kalian ga bosen sama cerita nya. Tunggu up selanjutnya ya temen temen🤍

Ehh sebelumnya minal aidzin walfaidzin!! Gimana dapet ampau banyak ga kalian wkwk?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aksa's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang