10

1.1K 132 23
                                    

Vote dulu YU!


"cepet anjing lama bet udah ga kuat kebelet nih gue" gerutu Fajar pada Janu

"sabar astaghfirullah halazim"

"yaa lo yang lam--" ucapan Janu terpotong matanya terbelalak melihat Aksa yang tidak sadarkan diri.

"AKSA!!" teriak Janu terdengar khawatir

Fajar dan Janu saling pandang raut terkejut dan khawatir sangat tercetak jelas di wajah mereka. Dengan cepat mereka berlari menuju Aksa berada.

Pada awal nya mereka datang hanya untuk menumpang untuk mengisi perut saja, sangat aneh memang tapi hal itu sudah tidak asing lagi bagi mereka.

Mereka membawa Aksa kedalam kamarnya, dan Fajar yang langsung menelfon Anisa memberi tahu bahwa Aksa sedang tidak baik baik saja saat ini.

"ck anjing mau makan, tapi kenapa malah begini" gerutu Janu

"gue udah hubungin bunda, lagi otw kesini"

Mereka berpikir apa yang menyebabkan Aksa seperti ini, mereka jarang melihat Aksa seperti ini bahkan tidak sama sekali. Tadi pun keadaan Aksa masih baik baik saja tapi kenapa tiba tiba seperti ini.

"cari minyak kayu putih cepet" Janu langsung mengobrak ngabrik kamar Aksa yang membuat Fajar geleng geleng "ngapain tolol, minyak kayu putih kan ada di depan"

"lupa hehe biasa refleks" ucap Janu sambil tersenyum tanpa dosa.

beberapa detik kemudian Janu sudah kembali, mereka langsung bergegas supaya Aksa cepat sadar. Janu sudah mengecek suhu Aksa dan suhu nya pun normal tidak panas.

"ini anak sakit apaan si anj badan ga panas ga apa"

"kecapean ini mah iya ga sih jar?" Fajar hanya menganggukkan kepalanya.

BRAKK...

Pintu di buka dengan kencang Anisa berjalan tergesa-gesa menuju Aksa berada.

"kenapa bisa kaya gini?" tanya nya dengan khawatir

"gatau bunda tadi pas masuk Aksa udah kegeletak deket meja makan" ucap Janu jujur.

"bangun sayang, Jangan bikin bunda khawatir"

"bund kita bawa ke rumah sakit aja gimana? ini ko ga bangun bangun" Usul Fajar

"enghh.." semua langsung tertuju pada Aksa, matanya perlahan terbuka.

"bundaa sakitt" lirih nya pelan

"obat nya di minum engga?" Tanya Anisa yang mendapat gelengan dari Aksa sebagai Jawaban. Ingin sekali rasanya Anisa marah bisa bisa nya putra kesayangannya ini telat minum obat.

"Janu ambilin obatnya di meja belajar"

Janu mengambil obat itu dengan fikiran yang terus-menerus berputar obat apa ini? dan Aksa sakit apa sebenarnya.

"bunda kebawah dulu mau bikin bubur, sama makanan buat Janu sama Fajar"

"eh bunda ga usah ga jadi minta makan hehe" ucap Janu dan Fajar.

"gapapa, jagain aja nih temennya ya"

Selepas Anisa meninggalkan kamar Janu dan Fajar bergegas mendekati Aksa yang terlihat jelas dari raut wajahnya menahan rasa sakit.

"sa lo sakit apa?" tanya Janu pelan

"ga sakit"

"dih anjing gengsi banget sih lo, ngomong aja kenapa perasaan lo baik baik aja nih badan lo ga panas" gerutu fajar sambil mengecek suhu badan Aksa, yang langsung di tepis oleh Aksa "berisik pusing nih gue"

"kenapa megang pinggang terus?" ucap Janu dengan serius kali ini dia tidak bisa bercanda seperti yang di lakukan oleh Fajar yang bodoh itu.

"encok gue"

"masih muda ko encokkan"

"Fajar anjing bisa diem ga lo?!"

"iyaa jamu tradisional kuu" ucap nya dengan nada yang menjijikkan

"obat itu dan lo encok, ga! ini.. ini ga mungkin sa gue ga tolol. Lo kenapa?" penekanan Janu kepada Aksa semakin menjadi, Janu tidak bodoh untuk kali ini.

"serius anjing ah tanya aja bunda"

Saat Janu akan kembali bicara, Fajar menahannya dengan memberikan isyarat agar Janu diam. Ini bukan saat nya untuk mempertanyakan hal itu kepada Aksa.

"Makanan udah jadi makan dulu kesini!" Teriakan Anisa membuat Aksa tenang setidaknya kedua Sahabatnya ini akan pergi makan dan tidak akan terus menanyakan pertanyaan yang berulang.

Janu dan Fajar pergi menuju meja makan meninggalkan Aksa sendiri.

"makasih bunda maaf ya Janu ngerepotin"

"heh setan suka banget sih lo noyor pala gue!" ucap Fajar tidak terima

"lagian lo berlindung di balik nama gue titisan anjing lo"

"udah makan ga usah adu mulut, bunda mau ngasih bubur ini dulu ke Aksa"

"iya bunda"

•••••

"kenapa bisa lupa minum obat nya jadi begini kan kamu"

"iya lupa bunda namanya lupa ya lupa"

"kalo tadi mereka ga dateng kesini kamu gimana? Kamu tuh keras banget di bilangin"

"Ya mati lah bunda Anisaa yang lebih suka di panggil Nisaa" ucap Aksa dengan Enteng.

Tidak bisa di pungkiri Hati nya sakit saat Aksa mengucapkan kata itu. Perlahan air matanya turun membasahi pipinya.

"bunda? ko nangis sii kaya Nayla aja" ucap Aksa yang sebenarnya panik melihat bunda kesayangan ini menangis

"bunda ga suka kamu ngomong kaya gitu, mati mati apaan kaya gitu! Bunda bilangin ayah tau rasa kamu!"

"nangis ko masih tetep marah marah gimana sih" Aksa berucap terus melenceng agar suasana kembali seperti awal, dia paling tidak suka berada di keadaan seperti ini.

"Bunda ga suka kamu ngomong mati mati"

"aksa kan emang bakal mati" celetuk nya tanpa dosa.

Keadaan hening Anisa terdiam apa kata anak nya ini memang benar semuanya memang akan mati, tapi perkataan Aksa itu lain lagi.

"makannya udah yaa kenyang ini" ucap Aksa mengalihkan topik.

"iyaa, besok kita ke rumah sakit"

Lagi lagi kata itu dan tempat itu "Aksa mau sekolah bunda"

"tapi waktunya besok sayang"

"tapi Aksa udah capee" ucap nya dengan lirih.





                               TBC

Halooo!!
Jangan lupa vote and comments nya di larang PELIT!!
Salam sayang🖤

Aksa's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang