14.HG

2K 151 0
                                    

sebelumnya membaca sempat kan untuk memberikan 🌟🌟.
typo bertebaran ⚠️⚠️

🦋🦋🦋🦋

"waallaikumsalam mauren"

"gw mau langsung tidur ya"ucap nya dengan nada sendu

"kamu lagi ada masalah ya?"tanya siska sambil memperhatikan mauren

"ga ada,cuman tiba tiba gw ngantuk banget"ketiga temannya tidak langsung percaya mereka yakin ada gadis itu sembunyikan, tetapi tak urang mereka iya kan

"yaudah tidur aja ren"dengan mauren yang sedang memposisikan badan nya untuk tidur, bukan nya tidur lebih cepat melainkan fikirannya yang berkelana kemana mana.

( ≧Д≦)

sementara dilain tempat,tepatnya di ndalem masih asik dalam saling melempar candaan seakan tidak merasakan ada yang kurang.

seakan tersadar ustadzah lifa langsung menoleh ketempat duduk sang adik berada

"bunda mauren mana?"bunda langsung menoleh keanak pertama nya

"ohh,tadi kata nya mau langsung kekamar mau lancarin hafalan"

"ko ga bilang?"bunda nya lantas terkekeh gemes

"kamu yang ga denger lif"

"lohh, aduh aku ngerasa bersalah bun sama mauren bun"bunda yang mendengar lantas tersenyum

"kamu ini,kan tadi keasikan bercanda sama nak abdar"abdar yang mendengar penuturan bunda mauren seakan teringat dengan gadis itu bahkan ia sedari tadi tak merasa ada kehadiran mauren.

(๑'•.̫ • '๑)

hari demi hari berganti,tak terasa 3 bulan ia berada di pesantren dengan ustadzah lifa yang juga kaka nya, hubungan nya dengan gus abdar juga seakan merenggang tidak seperti sebelumnya entah kenapa seakan ada yang hilang.

mauren semakin gencar mendekati gus abdar tetapi hanya dibalas dengan acuhan,jika ia menyapa maka gus abdar selalu saja berbicara sibuk atau ada urusan jadi tidak ada waktu yang pas untuk mauren mengajak gus abdar mengobrol

2 minggu lagi acara kelulusan mauren dan saat ini kedua orang tua nya sedang berada di pesantren tepatnya di dalam ndalem entah apa yang sedang dibicarakan.

saat ini mauren berjalan kearah ndalem untuk menemui kedua orang tua nya sudah sangat rindu kepada mereka 2 bulan tidak berjumpa saat nya melepas kerinduan

samar samar terdengar suara diruang tamu ndalem yang ditempati keluarga umi siah dan bundanya

"jadi bagai mana vano apakah putri mu setuju dengan perjodohan ini"

"bagaimana sayang apakah kamu siap dijodohkan dengan nak abdar"

degg... jantungnya seakan berhenti berdetak keringat sudah mengucur deras di pelipis nya,
apa tadi apakah ia tak salah dengar kaka nya dijodohkan dengan gus abdar?

kembali ia berdiam diri memastikan apakah pendengaran nya yang salah atau?

"lifa siap bunda ayah"

"bagaimana dengan kamu nak"

"inshallah umi abdar siap untuk dijodohkan dengan ustadzah lifa"

bagai dihantam batu besar refleksi kaki nya memundur dengan tangan yang berada di depan dada dan mata yang sudah panas ingin menumpahkan air mata yang sudah tergenang dipelupuk matanya

krekk

sontak semua yang berada diruang tamu menoleh kaget kearah pintu yang terbuka lebar menampilkan wajah mauren yang sudah menitikkan air matanya

"sayang kamu ngapain disana"langsung saja bunda nya menghampiri mauren yang berdiri kaku dengan wajah yang sudah banyak jejak air mata

refleks mauren yang didekati memundurkan badan nya

"sayang kamu kenapa, kenapa nangis"mauren yang mendengar menggelengkan kepala

"mauren..mauren cuman terharu"jawabnya dengan senyum palsu nya,abdar yang melihat raut kecewa diwajah gadis itu merasa bersalah ini lah alasannya kenapa menjauhi gadis itu.

"mauren pamit assalamualaikum"

"waallaikumsalam mauren?"ucapan bunda sudah tidak terdengar lagi lantaran mauren sudah pergi tak tentu arah perasaan nya berkecemuk,

apakah bunda nya pura pura tidak tau atau memang tidak tau bahwa ia selama ini menyukai laki laki yang sudah dijodohkan dengan kaka nya itu?

sakit rasanya sangat sakit melihat serta mendengar seseorang yang kita cintai dijodohkan dengan kaka sendiri,
bahkan dalam perjodohan tersebut dirinya tidak tahu menahu diundang ke ndalem juga tidak dan buat kaka nya bahkan ia selalu bercerita tentang gus itu dengan tidak menyebutkan namanya berharap kakaknya tahu.

tapi apa ini?

seraya memukul dadanya yang sangat sesak meremas rasa sakit yang tak kunjung hilang,bagai ditusuk oleh jarum tajam berkali kali.

menangis berharap rasa sakit nya cepat menghilang nyatanya tidak penglihatan nya yang semakin memburam dan kepala yang pening tak berapa lama penglihatan nya meredup semua hitam mauren pingsan tepatnya ditaman,

aisyah yang tak sengaja berjalan melewati taman langsung berteriak lantaran temannya yang jatuh pingsan

"MAUREENNNN"

HI GUS!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang