Chapter 9. Bertemu Putra Cilik Keluarga Watson

213 30 12
                                    

Si kembar Jannuar dan Jannette hanya menunjukkan wajah mereka sebentar. Mereka menghilang begitu selesai memperkenalkan diri saat acara dibuka. Layaknya anak-anak pada umumnya, mereka tak ingin merasa bosan berasa di pesta orang dewasa. William dan Amie tahu betul watak kedua anak mereka jadi mereka sengaja menyediakan area khusus untuk anak-anak yang terletak di samping kolam ikan koi. Selain itu, karena mereka juga memang mengizinkan para tamu undangan untuk membawa anak, mereka tentu perlu menyediakan tempat khusus anak-anak selama pesta berlangsung. Tempat yang dikhususkan untuk anak-anak terletak di samping kolam ikan koi. Di sana juga terdapat beberapa mainan seperti ayunan dan perosotan. Selain itu meja makanan yang ada di sana khusus menyajikan berbagai camilan manis yang sangat digemari anak-anak. Tak lupa, William secara khusus meminta Fred untuk berjaga di sekitar tempat itu. Tak cukup banyak tamu yang membawa anak rupanya, tapi setidaknya Jannuar dan Jannette tidak kesepian. Mereka dengan cepat menjadi akrab dengan anak-anak yang lain.

Pesta sudah berlangsung hampir sejam ketika akhirnya John, tamu yang paling dinantikan Amie datang bersama istri dan putranya.

"Maafkan kami karena datang terlambat. Tiba-tiba ada pasien yang harus kutangani." Ujar John sambil membungkuk dalam-dalam sebagai permintaan maaf. Mary dan putra mereka juga membungkuk.

"Tidak masalah sama sekali, Mr. dan Mrs. Watson. Aku justru sangat berterima kasih karena Anda telah meluangkan waktu Anda yang berharga untuk datang kemari." Seru Amie sambil meminta mereka berhenti membungkuk seperti itu.

"Oh, lihatlah siapa pria muda yang rupawan ini?" ujar Amie untuk memecah kecanggungan.

Mary secara kooperatif merespon, "Ini anak kami, Anon." tanpa disuruh, pemuda cilik berambut pirang campuran warna dari kedua orang tuanya dengan usia kira-kira sembilan atau sepuluh tahun itu memperkenalkan dirinya, "Selamat sore, Mr. dan Mrs. Goldsmith. Perkenalkan, nama saya Anon Watson. Senang bertemu dengan Anda sekalian." ujar Anon dengan satu tangan di dada sambil sedikit menundukkan kepala memberi salam.

Amie akan berbohong jika ia bilang bahwa ia tidak terpesona. "Ya ampun, sopan sekali anak ini." tidak seperti anak-anakku yang hanya tahu berlarian ke sana kemari.

"Senang juga bertemu denganmu, Anon." Senyum Amie mengembang cerah. Amie selalu menyukai anak-anak, terutama yang sopan seperti ini. Namun bukan berarti ia membenci anak-anak yang tidak bisa diam.

Dengan santai Amie berjongkok untuk menyamai tinggi badannya dengan Anon, ia lalu berkata, "Aku punya dua orang anak. Mereka lebih muda darimu, tapi kurasa tidak ada salahnya kalian berteman. Kamu juga jadi punya teman untuk bermain dan tidak merasa bosan di pesta ini." Melihat binar semangat menyeruak di sepasang mata biru jernih anak itu, Amie melanjutkan, "Mereka di sana," tunjuknya pada sepasang anak berambut pirang yang sedang menyantap kue cokelat sambil menunduk. Ketika jari telunjuk Amie menunjuk ke arah mereka, yang laki-laki terlihat menyadarinya dan berkata sesuatu pada anak perempuan di sebelahnya, membuat perempuan cilik itu mengangkat wajahnya juga.

"Jannuar dan Jannette," ujar Amie lagi sambil menunjuk Jannuar dan Jannette secara bergantian. Anon mengangguk dan permisi untuk segera menuju lokasi Jannuar dan Jannette.

×××

Setelah bermain bersama teman-teman baru mereka selama sejam, Jannuar dan Jannette merasa lelah. Jadi mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil menyantap kue cokelat lumer kesukaan mereka.

"Jane," Panggil Jannuar tiba-tiba. Tanpa menjelaskan lebih lanjut alasannya memanggil Jannete, Jannette ternyata bisa paham. Ia menoleh dan mengikuti pandangan kakaknya. Di ujung pandangan keduanya, terdapat dua keluarga yang sedang berkumpul dan berbincang.

"Mereka melihat ke sini." Ujar Jannuar lagi sambil terus menyuap makanan ke dalam mulutnya mengomentari ibu mereka tampak menunjuk ke arah mereka saat sedang berbicara pada seorang bocah lelaki.

"Hm." Respon Jannette sekenanya lalu kembali menunduk menghabiskan kuenya.

Setelah itu, anak laki-laki yang tampaknya lebih tua beberapa tahun dari mereka berjalan mendekat.

"Dan dia menuju ke sini~" Jannuar meneruskan narasinya.

"Dia tampan." Komentar Jannette tiba-tiba membuat Jannuar tersedak dan nyaris menjatuhkan piring berisi kue cokelatnya.

"Ah! Kenapa memukulku!?"

"Kamu ini!" Seru Jannuar geram. Setelah itu keduanya terlibat pertengkaran kecil.

"Anu, permisi..." Sebuah suara yang tenang dan lembut membuat keduanya berhenti. Jannette menoleh dan rona merah merebak di pipinya. Dilihat dari dekat, dia semakin tampan!

Jannuar: ....

"Apakah benar kalian Jannuar dan Jannette?" Tanya anak laki-laki itu sambil duduk di sofa empuk di seberang si kembar.

Jannuar dan Jannette mengangguk.

"Dan kau?" Tanya Jannuar.

"Perkenalkan namaku Anon Watson. Senang berkenalan dengan kalian." 😊

"Oh? Anaknya Om Watson??" Seru Jannuar dan Jannette bersamaan disambut anggukan geli Anon. Setelah itu, mereka bertiga menjadi akrab dan membicarakan banyak hal menarik. Keramahan dan kesupelan orang tuanya sepertinya sangat menurun dalam diri Anon.

×××


FYI
- Jannuar dan Jannette 6 tahun

- Anon 9 tahun

OC LAGI WKWKWK 🤕🙏

[HIATUS] Lembaran Baru (Moriarty the Patriot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang