Hari keberangkatan tiba, Choi Han menarik tas selempang berisi obat-obatan dari tabib ketika melihat Cale mengikuti Basen dari belakang. Keduanya saling bertatapan beberapa saat, sebelum Choi Han membuang muka dan pergi ke barisan paling depan.
Sementara Cale kembali mengabaikan Choi Han, ia menaiki kereta kuda bersama Basen, adik tirinya seperti canggung dan hanya diam ketika Cale memperhatikannya.
Dibawah intimidasi, Basen mulai berbicara.
"Jika Hyung ingin, aku akan turun dan tidak ikut perjalanan."
Cale tersenyum.
Jarang sekali, jika saja Basen memegang sendok mungkin dia sudah menjatuhkan dari tadi. Apa otak kakaknya terbentur sesuatu karena si penyusup itu?
"Anggap kita melakukan perjalan sebagai saudara, kamu seharusnya mengajak Lily juga."
Basen tidak bisa menguasai ekspresinya, dia mengangguk ragu dan tidak percaya. Baginya yang tidak memiliki darah dari Deruth, tidak ada tempat baginya di rumah ini. Namun, sejak Cale mengatakan jika dia juga bagian dari Henituse dia hidup dengan harga diri yang sama dengan semua anggota yang ada.
Namun, berkebalikan dengan Basen. Orang-orang merasa Cale tidak layak dan hanya memanfaatkan kebanggaan dari garis keturunan, tetapi bagi Basen itu memang apa yang pantas kakaknya dapat.
Dia bisa melihat Cale yang tidak goyah dengan apapun, dia diam-diam kagum dengan bagaimana Cale tidak melukai keluarga mereka walaupun banyak kesempatan.
"Basen," Cale memanggil.
Basen mendongak untuk menatap mata hazelnut kakaknya.
"Pastikan untuk tidak mendekati Choi Han." Dia memperingati, "Dia bisa saja menggigit."
"Baik Hyung."
Dia tidak akan mengecewakan kakaknya.
_____
Choi Han mulai mengawasi sekeliling, kereta kuda mulai melewati area perbukitan setelah dua hari perjalanan. Laki-laki itu mulai kembali membiasakan matanya, sinar matahari tidak lagi menyakiti matanya seperti kemarin saat dia pertama kali keluar.
Dia melihat wakil kapten agak menjaga jarak setalah kekalahan dipertandingan beberapa minggu lalu.
Choi Han tidak peduli, dia merasakan semilir angin yang membelai rambutnya. Aroma yang hampir mirip dengan hutan yang selalu dia tinggali. Dipikir-pikir dia selalu menjadi anak yang terkurung di zona nyaman. Ketika dia menemukan keluarga di Desa Harris, dia tidak pernah berfikir untuk meninggalkan mereka sampai hari itu tiba.
Masih ada perasaan sesak yang berlarut-larut, mengapa satu-satunya keluarganya di dunia ini bisa mendapatkan akhir tragis.
Dia yakin, ada sangkut pautnya dengan kedatangannya kedunia ini, tetapi mengapa harus.
"ADA BANDIT! BERSIAP-SIAP!"
Dia menarik pedang dari sarungnya.
Tetap saja dia masih kesal dengan perlakuan Cale Henituse yang menghina keluarga dan Desanya. Jadi, dia akan membayangkan bandit-bandit itu sebagai pecahan kecil diri Cale yang menyebalkan.
.
Cale menguap, dia keluar dari kereta kuda dan menemukan kegaduhan yang sangat besar.
Dia menutup mata Basen yang juga ikut keluar bersama dia. Wakil kapten, Hilsman menjaga sisi kereta kuda dan berdehem agak ngeri. Pertunjukan berdarah yang mereka saksikan membuat Cale nyaris mual.
"Tersisa satu."
Dan penyebab dari semua ini baru saja mengarahkan pedang kearahnya.
"Matamu makin tidak berfungsi dengan baik, bajingan."
Daripada tersinggung, Choi Han malah menggenggam lebih erat pedangnya dan bersemangat.
"Ini mirip yang asli."
"Asli?"
"Bahkan berbicara seperti yang asli."
Jangan bilang rasa senang di wajah Choi Han karena berhasil menghabisi bandit-bandit yang dia bayangkan sebagai Cale.
Memikirkan hal itu membuat Cale agak kesal, dia mengulurkan tangan kearah Hilsman, meminta senjata yang malah diganti oleh botol alkohol yang dirampas dari tangan Hans yang baru saja tiba.
Basen menghela napas panjang, dia memutuskan untuk menarik Cale kembali masuk ke kereta.
Cale meronta-ronta setelah botol yang dia terima diambil balik oleh Hans, "Dia harus dipukul lagi!"
Sedangkan Beacrox mengangguk dan menarik Choi Han untuk menjauh.
"Tolong jangan biarkan mereka bertemu untuk saat ini." Semuanya sepakat untuk mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Link- Dark Side
FanfictionSaat tirai panggung dibuka, dunia [The Birth of a Hero] hanyalah kepalsuan. Sandiwara kecil antara tuan muda sampah Count Henituse dan Choi Han tidak hanya berakhir dengan sebuah pukulan. Cale Henituse asli lebih dari seseorang yang di kira hanyalah...