Bonus: Mereka Bebas

815 98 16
                                    


Cale lupa bagaimana caranya bernapas, saus tomat mengotori pakaiannya ketika dia baru saja tiba di dapur sayap kanan. Hans, sebagai pelaku bersembunyi di balik punggung tegap Beacrox yang nampaknya menambah warna hitam dibawah matanya.

"Tuan muda Cale, mau pasta?" tanya Hans takut-takut, laki-laki berambut jeruk itu menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Atau anda mau teh lemon?"

Cale berbalik begitu Hans menoleh kebelakang.

Ron tersenyum jinak, dia membawa satu gelas teh lemon seperti biasanya.

"Apa kamu sinting?"

Ron berdalih, "Ini bagus untuk kesehatan jantung anda."

Pelayan tua itu mengira Cale akan membuang teh seperti biasa, tetapi nyatanya dia mengambil dan meminumnya walaupun ekspresi wajah Cale menunjukkan keengganan yang ketara. Ron mengulas senyum tulus, dia mengambil gelas dan memeriksa minuman yang sepenuhnya tandas.

Hans bertepuk tangan, sebuah keajaiban tuan mudanya tidak menghancurkan barang.

"Ngomong-ngomong bisakah kalian memilihkan pakaian?" dia menunjuk saus tomat hasil karya Hans, kemudian berdehem, agak ragu untuk kembali berbicara. "Hari ini sangat penting."

"Kami akan membantu anda tuan muda," Ron mendorong punggung Cale setelah meletakkan gelas.

Beacrox mengikuti dan Hans yang bersiap-siap dengan keterampilan sebagai wakil pelayan yang mumpuni. Mereka sampai ke kamar Cale untuk berganti baju, baju yang mungkin akan super mewah jika Hans yang memilihkan.

"Tunggu! warna hijau saja," kata Cale, dia menunjuk jijik baju berkilau yang dipegang Hans. "Jauhkan benda menusuk mata itu dariku."

Hans memang ekspresi yang dibuat-buat, dia kukuh mengambil baju itu untuk Cale. "Ini lambang kebanggaan Henituse!"

"Omong kosong," cibir Cale.

Beacrox mengambil setelan lain yang dia kira akan cocok, itu jas hijau dengan bordir emas.

Cale mengangguk, "Itu cocok denganku."

Ron mengusir Hans dan Beacrox untuk keluar, Hans masih sedih dan berlagak tersakiti. "Tuan muda Cale membenciku!"

Beacrox melirik sembari menunggu, "Aku juga membencimu."

"Beacrox!"

Beacrox tersebut kecil saat melihat Hans yang mungkin akan benar-benar menangis.

Sementara itu, Ron mengikat kain hitam di leher Cale. Kepala pelayan itu berhati-hati dan telaten, Cale melihat rambut Ron yang nyaris sempurna ditumbuhi uban. Dia ingat kali pertama Cale sadar jika Ron mengurusinya, itu saat dia berumur lima tahun dan masih mengompol.

"Anda terlihat tampan tuan muda."

Cale mengangguk, dia membenarkan tatanan poni rambutnya.

Pintu kamarnya dibuka, dia keluar dengan Ron yang masih mengikut. Beacrox dan Hans kembali ke pekerjaan masing-masing, sementara Cale menuju aula tempat dia dan keluarganya bertemu.

Dia menyusuri lorong.

Para pelayan memberikan hormat dan melempar senyum kecil, Cale mengangguk sebagai sapaan ramah.

Mereka agak memperlambat langkah, Cale bisa melihat Hilsman sedang belajar bermain pedang dengan Edro di bawah sana. Cale agak suka bagaimana wakil ketua prajurit cerewet itu mendapatkan omelan dan beberapa pukulan karena kurang fokus.

"Anda tersenyum," komentar Ron, dia ikut melihat arah yang dilihat Cale. "Apa ada yang menyenangkan?"

"Yah, akhirnya Hilsman punya guru yang cocok." Dia mengatur kembali langkahnya, kemudian sedikit berbelok.

Cale Henituse merapikan bajunya, Ron Molan membantu Cale yang kelihatan agak gugup. Tangan berbalut sarung tangan itu menata rambut Cale yang masih acak-acakan, lalu sedikit mengelus rambut merah tuan muda yang dia rawat dari kecil itu.

"Aku akan masuk, kamu bisa pergi."

Ron mengerti, dia undur diri begitu diperintahkan. Cale menarik napas panjang, dia tersenyum begitu pintu terbuka.

Lily yang menyadari jika dia telah tiba bersemangat menarik tangannya, adik perempuannya membawa dia lebih dekat kearah kursi yang ditata sedemikian rupa. Deruth mengulurkan tangannya, Cale menyambut uluran itu.

"Kamu agak terlambat," Violan menghampirinya, agak menata kembali dasi dan menilik setelan yang dikenakan Cale. "Cepat berdiri di samping Basen."

Cale melihat adik laki-lakinya, kemudian pada kaca patri dibelakang Basen.

Dia menarik napas, melangkah pasti untuk berdiri berbarengan dengan Basen. Senyumnya tidak luntur, mereka melakukan sesuatu yang seharusnya memang dilakukan keluarga.

Berfoto bersama, dengan tidak melupakan satupun anggota keluarga.

"Hyung, apa kamu bahagia?"

Cale melirik Basen yang ragu-ragu bertanya, "Tentu, kehadiranmu dan yang lain itu beharga."

Cahaya blizt dari benda sihir yang menangkap gambar menutup percakapan mereka. Cale Henituse tersenyum di foto itu.

....

"Cale."

Cale melihat kehadiran Choi Han yang membuatnya sakit kepala, laki-laki yang kali ini mengenakan pakaian yang terbilang layak menghampirinya. Itu membuat dia menyrengit, siapa yang dirampok Choi Han untuk mendapatkan pakaian itu.

"Huh, ada apa?"

"Aku, tidak, kami ingin berfoto bersamamu."

Cale melihat Ron dan Beacrox menghampiri mereka, juga Hans yang membawa benda sihir yang sama seperti saat dia berfoto bersama keluarga Henituse lain.

"Ron tua ini ingin memiliki kenangan dengan tuan muda," Ron Molan mengusap matanya dengan sapu tangan, Cale tahu itu akting main-main.

Kemudian Beacrox yang hanya mengangguk.

Lalu Hans, "Jangan malu-malu tuan muda, anda selalu elegan bahkan jika hanya menggunakan baju pengemis milik tuan Choi Han."

Dia tersenyum dan mengikuti Hans yang memandu jalan ke ruangan tempat mereka akan berfoto bersama.

-Fin-

Spesial tag buat Theta_Shi

Tanpa dia kalian bakal digantung sampai tahun depan, dan tahun depannya lagi.

Link- Dark Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang