17. Dimulai (2)

605 104 8
                                    

Alberu Crossman melangkah menuju aula.

Mata birunya memperhatikan perwakilan bangsawan dari tiap rumah tangga. Siapa dan bagaimana dia harus mengajak orang itu untuk bergabung, dia memikirkan sesuatu sebelum pada akhirnya perhatiannya jatuh ke wilayah timur laut.

Dia melihat tuan muda Basen Henituse menggantikan putra tertua lagi.

.
.

"Beacrox, apa yang akan kamu lakukan?" Hans mengintip dari pintu dapur, Beacrox membereskan beberapa peralatan sebelum jadwal biasanya.

Itu aneh mengingat kebiasaan Beacrox yang bekerja tiap malam, walaupun dia selalu membersihkan tiap saat. Hans selalu ingat jika jadwal membersihkan dan menata peralatan masak akan dilakukan orang itu tiap jam malam.

Sementara Beacrox berbalik.

"Aku ingin mengambil cuti."

"Ha?" Hans menganga, ini hal paling aneh daripada Cale yang tidak membuat keributan. Otaknya memikirkan segala kemungkinan yang ada, "A-apa kamu mau kawin lari dengan salah satu wanita yang menarik hatimu?"

Hans tidak menunggu Beacrox merespon ketika dia kembali berbicara, "Tuan Ron akan sangat kecewa! Beacrox, ceritakan pada seniormu ini siapa yang ingin kamu ajak pergi."

Benar kata ayahnya, novel yang beredar di kalangan pelayan tidak seharusnya ada.

Buktinya, orang gila macam Hans ada untuk memaparkan hal-hal aneh efek dari bacaan.

"Tidak," Beacrox menggeleng. Dia menepuk bahu Hans, "Aku hanya ingin cuti."

"Beacrox, aku akan sangat merindukanmu." Hans hampir menangis, dan Beacrox yang mungkin punya keinginan kec untuk menampar Hans yang terlalu menggelikan. "Apa kamu sudah meminta cuti resmi pas tuan muda Basen?"

Beacrox terdiam untuk beberapa saat, "Ya."

Dia pergi setelahnya.

Beberapa jam kemudian Basen kembali, Hans segera menghampiri dengan terburu-buru. Tuan mudanya itu terlihat lelah, Hans menghapus bekas air matanya dan segera memanggil pelayan lain untuk membantu.

Basen Henituse menoleh.

Dia meletakkan surat dari Erick Wheelsman yang dititipkan untuk diserahkan pada Cale, dia tersenyum. Cale membutuhkan orang-orang seperti Erick disisinya. Setidaknya ada yang bisa menunjukkan kekhawatiran dengan terang-terangan.

"Hans, simpan ini di dalam kotak." Dia mendorong surat-surat, Hans mengangguk saat dia selesai menuangkan teh.

Basen melihat Hans yang segera melakukan perintahnya.

Dia mengaduk dan meminum tehnya ketika merasa ada sesuatu yang berbeda, sepertinya ini bukan buatan Beacrox. Basen celingukan, Hans kembali setelahnya dan menyadari raut bingung dari tuan mudanya.

"Tuan muda, apa yang kamu cari?"

Hans merapikan gelas, dia menatap Basen dengan raut penasaran dan bertanya-tanya. Walaupun dia awam dalam membaca suasana dan dominan untuk mengacau, dia mulai menyadari keanehan perilaku dari orang-orang. Tidak berubah banyak sehingga Hans telat untuk menyadarinya.

"Dimana Beacrox?"

Namun, Basen benar-benar aneh.

Bagaimana mungkin mencari seseorang yang katanya sudah mengajukan izin cuti, hanya ada dua kemungkinan dikepala Hans. Beacrox yang berbohong, atau Basen yang memiliki penyakit hilang ingatan ringan.

"Dia mengambil cuti, bukankah anda yang mengizinkannya?"

Hans hanya tau untuk memperhatikan baik-baik, raut kaget Basen terlihat tidak dibuat-buat.

Mungkin, Beacrox berbohong.

"A-aku ...," Basen agak ragu, dia tidak mengingat apapun tentang izin cuti mendadak Beacrox Molan. Dia hanya menyadari satu hal, mungkin saja dia hilang ingatan. "Mungkin."

Pada akhirnya dia memiliki untuk mengangguk.

Jari jemarinya bertaut, dia menggigit bibir bagian bawahnya sebagai bentuk pengalihan.

Apa yang salah dari dirinya?

Dia takut jika secara tidak sadar melukai keluarga ataupun orang terdekatnya.

.
.

"Kebetulan sekali, kami membutuhkan personil tambahan."

Beacrox Molan cemberut ketika menerima seragam dan beberapa perlengkapan, dia bisa dengan pasti melihat debu dan noda diseragam biru gelap itu.

Link- Dark Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang