Rombongan mereka baru saja bersimpangan dengan rombongan Venion Stan, Cale memperhatikan Basen yang menangani pertemuan kecil mereka dengan tepat. Juga Venion Stan yang nyaris tidak memperhatikan ia.
"Apa yang salah dengan dia?" Cale menunjuk kereta kuda milik keluarga Stan yang mulai menjauh. Ada yang aneh dari tindakan seseorang yang terlalu berhati-hati.
"Tuan muda Venion Stan hanya mengunjungi temannya, Neo Tolz." Hans menjawab, dia membawakan handuk setelah Cale memintanya. "Tuan muda Cale, kita akan menginap di sini, Hilsman dan saya sudah mencari penginapan."
"Apa ada bar?"
Hans terdiam sejenak, lalu waspada dan mundur. "S-saya pastikan ada."
Cale tidak tersinggung, dia menyeringai. "Kerja bagus."
.
.Cale memperhatikan bar merangkap penginapan tempat dia berada, ruang tanpa pengunjung selain dia dan rombongannya. Dia yakin Hans bekerja keras untuk mengusir orang lain dari sini agar tuannya merasa nyaman.
Dia bisa melihat Basen mendekat.
Anak itu baru saja melihat-lihat.
"Hyung, tidak ada preman yang bisa kamu ganggu."
Hans dibelakangnya nyaris tertawa, pembicaraan canggung antar saudara mungkin akan terjadi beberapa saat lagi. Dia diam-diam menunggu reaksi Cale, tetapi ekspresi dari Cale hanya biasa saja, nyaris tidak peduli.
"Terimakasih pada pelayan yang merencanakan ini, mungkin dia terlalu malas untuk membereskan kekacauan."
Basen tau itu.
Dia melirik Hans yang secara dramatis memasang ekspresi menangis yang dibuat-buat.
"Aku akan berada di kamar, Hyung bisa memanggilku jika perlu bantuan."
Cale mendengkus, "Tidak perlu, nikmati waktumu."
Dia bisa melihat Cale yang menatap matanya, atau mungkin sesuatu diatas matanya. Basen tidak tau apa itu, dia hanya mengangguk. Memberikan ruang agar Cale merasa nyaman, dan dia yang masih canggung.
.
Choi Han turun ke bar, dia bisa melihat Cale masih duduk di sana. Ini hampir tengah malam dan beberapa prajurit tumbang di meja masing-masing, prajurit lain jatuh kelantai dan mulai menyebutkan hal-hal yang cukup aneh didengar.
Dia menarik kursi di samping Cale.
Cale menyadari keberadaannya, tersenyum mengejek kemudian berbicara kepada bartender, "Aku perlu jus jeruk untuk orang ini," katanya.
Choi Han muram, dia menepis jari Cale yang menunjuk padanya.
"Tidak lucu."
Makin hari, Choi Han merasa terbiasa. Namun, tidak cukup terbiasa dengan hal-hal seperti 'tidak boleh memukul bangsawan terlebih Cale Henituse' dia merasa ada yang kurang.
Dia ingin memukul kepala merah itu.
"Jadi kamu ingin seperti mereka?" Cale menunjuk beberapa prajurit yang Choi Han lihat tadi, ada sisa tawa aneh yang tidak bisa dia mengerti. "Sepertinya akan mengerikan."
Dia memutar bola mata.
Ah, Cale sedikit mabuk.
"Apa semua bangsawan sepertimu?"
Bertingkah sok tegas dan melarikan diri ke eforia semu. Juga tenggelam tanpa ingin meminta bantuan siapapun. Dari awal dia bertemu Cale, penyimpangan karakter si merah itu agak aneh.
Hans mengatakan jika Cale hanya penggertak, tidak pernah benar-benar mengangkat senjata untuk menyakiti orang-orang yang tidak bersalah.
Namun, tidak dengan dia.
"Jika semuanya menjadi sampah sepertiku, kerajaan Roan akan hancur."
Choi Han mengangguk, benar juga. Dia tidak bisa membayangkan ratusan orang dengan sifat seperti Cale. Itu akan membuat siapapun kewalahan, bahkan dewa sekalipun.
"Kamu tidak punya bakat untuk menghancurkan kerajaan."
"Memang, siapa yang peduli."
"Ini mulai menyebalkan." Choi Han berdiri, dia memukul tengkuk Cale yang terkejut karena pergerakan tiba-tiba. Hal yang pernah dia tonton berhasil membuat Cale tidak sadarkan diri.
Dia bisa melihat bartender yang menghela napas lega.
Choi Han membawa Cale, dia menaiki tangga untuk sampai kamar penginapan. Juga, dia berpapasan dengan Beacrox yang mengangguk, pria itu mengikuti Choi Han untuk menata kamar untuk Cale.
"Kerja bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Link- Dark Side
Fiksi PenggemarSaat tirai panggung dibuka, dunia [The Birth of a Hero] hanyalah kepalsuan. Sandiwara kecil antara tuan muda sampah Count Henituse dan Choi Han tidak hanya berakhir dengan sebuah pukulan. Cale Henituse asli lebih dari seseorang yang di kira hanyalah...