2. ARUL

3 2 0
                                    

"Wei, apa-apaan nih?" Gue terlonjak kaget saat tiba-tiba boncengan motor memantul karena diduduki orang. Takut-takut emak gue yang minta dianterin ke pasar. Bukannya mau jadi anak durhaka, tapi ini udah siang banget, maakkk.

"Udah bro, capcus aja. 15 menit lagi gerbang sekolah bakal ditutup."

Loh? Kok bukan suara emak gue. Diam-diam gue melirik spion yang membuat jantung gue dugun-dugun seketika. Sejak kapan ada bidadari naik motor?

Dengan sedikit gugup, gue mulai tancap gas sesuai perintahnya. Andai kalo gak dikejar waktu, gue pasti memperlambat motor biar lama nyampe sekolah. Kalo perlu pura-pura motor gue mogok. Kan romantis pagi-pagi dorong motor berdua. Ahaaayyy.

"Thank you bro tumpangannya."

Gue mengerjap. Sejak kapan udah sampe sekolah? Dan setelah mengucapkan itu dia langsung ngacir memasuki halaman sekolah.

Gue terkekeh. "Lucu banget, sih. Untung gue suka sama lo."

"Arul! Ngapain masih disitu? Cepat parkirkan motormu dan masuk kelas. Bentar lagi bel masuk berbunyi!"

"Eh, Pak Randy udah nangkring disini aja Pak," sahut gue pada guru BK muda yang jadi inceran anak-anak cewek.

"Tumben gak telat kamu."

Gue nyengir. "Lagi bahagia pak." Sambil mendorong motor menuju parkiran.

"Sana masuk kelas dan jangan bolos!"

Gue memberi hormat. "Siap, Pak. Karena hari ini saya bahagia, saya akan menuruti perintah bapak."

Pak Randy terseyum senang. "Bagus-bagus, lanjutkan."

***

Bel pulang sudah berbunyi beberapa waktu lalu. Dan gue masih disini. Diatas motor sambil ngemper di gerbang sekolah. Buat apa lagi kalo gak nunggu bidadari gue. Siapa tahu dia butuh tumpangan lagi. Kan tadi pagi dia berangkat bareng gue.

Gue senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi pagi. Kalo di novel-novel gue udah jadi pahlawan kali ya. Karena tanpa gue, dia bakal telat ke sekolah. Ahayyy, i'm your hero, girl.

Gue berdeham melihatnya batang hidungnya muncul juga. Gue buru-buru menghampirinya yang berdiri bersama anak-anak yang menunggu jemputan.

"Hai."

Dia mengerutkan kening. "Siapa ya?"

"Oh, gue yang tadi pagi nebengin lo."

Dia mengangguk. "Oowh, makasih ya."

"Emm, kenalin gue Arul 11 IPS 3."

Dia membalas jabatan tangan gue dan tersenyum manis. "Haidar, 11 IPA 5."

Gue diam-diam menahan kesenangan. "Mau balik bareng gak?"

"Gak usah, makasih. Jemputan gue bentar lagi dateng, kok."

Dan benar, tak lama motor ninja hitam dengan pengendara berjaket kulit hitam ditambah helm full-face berhenti di depan kami.

"Duluan ya."

Dan yang membuat gue kaget, Haidar menghampirinya dan duduk di atas boncengan motor keren itu. Meninggalkan gue sendirian lagi. Kalo tadi pagi gue ditinggal dengan senyum berbunga-bunga. Sekarang gue ditinggal dengan hati retak berdarah-darah.

Seriusan nih, cinta gue bertepuk sebelah tangan bahkan belum sampe 5 menit! WAH, GUE SICK HEPAARRR.

BBS (5) : FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang