10. HAIDAR

1 2 0
                                    

Berdasarkan data yang diberikan Pak Randy, sepulang sekolah aku dan teman-temanku akan mengunjungi rumah Kak Ahmad untuk mencari tahu keberadaannya.

Tok tok tok...

Sita mengetuk pintu sesuai alamat yang diberikan. "Bener gak nih rumahnya?" tanya Sita yang tidak mendapat balasan apa-apa dari balik pintu.

"Bener, kok," balasku. "Permisi..." Aku mencoba berseru dan pintu kayu itu akhirnya terbuka. Menampilkan seorang nenek yang menatap kami bingung.

"Selamat siang, Nek. Kami temannya Kak Ahmad. Apakah Kak Ahmadnya ada?" ujar Adia.

Nenek itu menggeleng. "Dia tidak ada di rumah."

"Nek, bolehkah kita ngobrol sebentar?" tanya Sita.

Beruntungnya nenek itu menyuruh kami masuk. Setelah menyuguhkan lima cangkir teh, nenek itu menanyakan kedatangan kami.

"Sudah tiga hari Kak Ahmad tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Kami adik kelasnya, guru BK kami menyuruh untuk menanyai keadaan Kak Ahmad. Kalo boleh tahu, Kak Ahmad sekarang dimana ya, Nek?" ucap Sita.

Nenek menghela napas. "Itu dia yang nenek juga cari. Sejak hari Minggu dia tidak pulang ke rumah."

Mayygaatt, fakta itu jelas mengejutkan kami.

"Apakah orang tuanya sudah mencari, Nek?" ucap Faza.

"Ayahnya sudah meninggal dan ibunya jadi TKW di luar negeri. Dia tinggal sendiri sama nenek."

"Emm, nenek udah lapor polisi?" tanyaku.

Nenek menggeleng, beliau meraih tanganku. "Nenek gak kepikiran sampai ke situ. Tolong laporkan Ahmad ke polisi."

Eliza mengangguk. "Kami akan mencari Kak Ahmad, Nek."

"Nenek tahu apa yang dilakukan Kak Ahmad di hari Minggu itu?" tanya Adia.

"Dia izin sama nenek untuk pergi sama teman-temannya sekitar jam 8 pagi. Setelah itu dia tidak pulang-pulang."

"Izinnya kemana Nenek gak tahu?"

Nenek menggeleng.

"Teman-temannya tidak memberi kabar apa-apa setelah itu, Nek?"

"Tidak ada."

"Apakah Kak Ahmad bawa kendaraan? Motor?"

Nenek menggeleng. "Dia dijemput sama temennya."

"Nenek tahu temannya itu siapa? Ciri-cirinya?"

"Dia dijemput sama satu temannya. Dia sering main ke sini. Namanya Alfa."

Aku menepuk pahaku sendiri. Setidaknya kami mendapat titik terang. Meskipun sedikit.

"Sebelum-sebelumnya, apa nenek ngerasa ada yang aneh dari Kak Ahmad? Perilaku yang mencurigakan." kata Adia.

Nenek menggeleng. "Tidak ada yang aneh dari Ahmad."

Sita mengangguk. "Baik Nek, terima kasih atas informasinya. Semoga Kak Ahmad cepat ketemu. Jika ada  perkembangan, kami akan menghubungi nenek."

"Terima kasih ya sudah mau bantu cari Ahmad."

"Iya Nek, kami pamit dulu."

***

4 Sehat 5 Rebahan 6 Ghibah

Adia: kak Alfa itu siapa dah?

Haidar: itu kakak kelas, koloninya Kak Vando. Dia juga ikut buli Hilman

BBS (5) : FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang