Part 11

30 14 8
                                    




Happy reading
Ini cerita kedua aku, semoga suka ya.

"Kamu harus mengambil risiko, kamu harus menerima perubahan, maka hanya kamu yang akan memahami keajaiban hidup sepenuhnya."

                                           -Aksa Arion Venta


••

Hari ini tepat hari ke tiga Azel tidak sekolah begitu juga Deon dan Aksa, teman temannya sudah mencari mereka kemana mana hingga mereka juga tidak datang ke sekolah.

"Gue capek, beli minum dulu sana!" Tamara memegang kedua lutut nya lelah, ia terus berjalan mengelilingi tempat yang sering Azel datangi. Tapi tidak ada tanda tanda ada Azel dan Aksa di sini.

"Yaudah, gue pergi dulu beli minum. Adrian Lo ikut gue!" Evan menarik tangan Adrian cepat, sedangkan teman yang lain menunggu di sebuah rumah pohon yang pernah mereka buat dulu.

"Semenjak meninggal nya papah Azel, mereka berdua gak pernah aktif!" celetuk Alena khawatir.

"Bahkan beberapa hari lalu pas gue lewat depan rumah Azel, jendela kamar Azel pecah! gue kira akan di benerin tau nya beberapa hari tetep seperti itu, Lo pada liat gak tadi jendelanya?" sahut Tamara yang merasa ada keganjalan, tidak biasanya Azel seperti ini.

"Gue harap mereka gak kenapa napa." Reva memandangi teman nya, ia juga sangat khawatir pada Azel dan Aksa.

"Biasanya Lo pandai ngelacak orang, kenapa ngelacak Azel sama Aksa aja gak bisa?" tanya Mora pada Justin.

"Mana gue tau, mereka tuh kek di luar jangkauan banget!"

"Rafa, Lo tau sesuatu tentang Azel dan Aksa?" tanya Galih pada Rafa, pasalnya Rafa tampak biasa saja. Bahkan Rafa sibuk mementingkan handphone nya dari pada sahabatnya.

"Tau kok!" setelah mengucapkan itu Rafa langsung menutup mulutnya cepat, ia terus mengumpat mulutnya yang hampir saja keceplosan, tapi emang udah keceplosan.

"Raf, mending Lo jujur!" Galih menatap Rafa tajam begitu juga teman temannya.

"Gue gak tau!" elak Rafa berusaha menetralkan wajahnya.

"Na, coba deh Lo umpan si Rafa jujur, kan dia suka tuh sama Lo!" bisik Tamara pada Kinara.

Kinara mengangguk lalu memandangi Rafa,"Raf jujur aja." ucap nya pelan, sedangkan Rafa ia masih menggeleng kepalanya tak tahu.

Kinara tersenyum manis, bahkan senyum pertama yang Rafa lihat."Raf, kalau Lo jujur gue akan terima Lo saat ini lebih tepatnya kita akan pacaran! gimana mau gak?" Kinaramenaik turunkan kedua alisnya bermaksud menggoda Rafa.

Rafa menelan saliva nya kasar, ini hari yang paling ia tunggu tunggu. Tapi ia tidak mau kalau Aksa sampai marah karna dia cepu, Rafa terus berpikir keras. Ini kesempatan untuknya tapi bagaimana dengan Aksa.

'Aksa maafin gue, tapi ini yang gue tunggu tunggu! eh tapi kalau gue jujur gue gak setia temen dong? artinya gue lebih milih cewek di banding temen sendiri?' batin Rafa terus bertanya.

"Udahlah Na, gue gak tertarik lagi sama Lo!" Rafa membuang pandangannya dari arah Kinara percayalah ia sangat sangat terpaksa saat ini, sedangkan temannya pada cengo mendengar jawaban Rafa barusan.

ALDEON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang