Part 7

56 19 12
                                    




Happy reading
Ini cerita kedua aku, semoga suka ya.
.

••

Dia terduduk lemas di sebelah gundukan tanah, tangannya mulai menyapu nama yang tertulis di nisan itu. Sesekali ia memeluknya ini sangat tidak mungkin.

"Ini tidak nyata, ini semua mimpi!"

Ia menangis setelah itu ia tertawa,"Ini nyata ah tidak ini mimpi! hidup gue penuh dengan mimpi dan gue yakin ini pasti mimpi"

"Hahaha ini hanya mimpi ini tidak nyata!"

Ia terus berucap seperti itu, air matanya lolos begitu saja benar ini semua mimpi ia sangat yakin ini mimpi. Ia terus tertawa sesekali menangis, tangannya menggenggam tanah di makam itu, ia menangis tanpa bersuara. Tangis yang sangat sakit bukan.

"Siapapun tolong bangunin gue dari mimpi sialan ini!"

"D-deon Lo harus sadar, ini bukan mimpi!" Azel memegang kedua bahu Deon lembut.

"Azel, gue boleh pinjam tubuh Lo? gue mau peluk adek gue," ucap Alga. Awal nya Azel ragu tapi tidak apa lah demi Alga.

"Ikut gue bentar." Azel menarik tangan Deon cepat, sedangkan cowok itu hanya pasrah saja.

"Kenapa?" tanya Deon.

"I-tu Alga mau peluk lo melalui tubuh gue."

Deon mengeritkan dahinya bingung,"Emang bisa?"

Azel mengangguk kepalanya, ia juga tidak tahu bisa atau tidak tapi sebaik nya ia coba dulu,"Kata Alga bisa."

Azel menahan nafasnya memejam kan matanya, sedangkan Algaa perlahan memasuki tubuh Azel. Sakit, itu yang Azel rasakan saat Alga memasuki tubuhnya, saat itu juga Azel sudah tidak sadar.

Beberapa menit memejamkan mata Azel membuka matanya, tetapi bukan Azel melainkan Alga.

"Gue rindu Lo." hanya kata itu yang mampu Alga katakan, bertahun tahun ia di pisahkan dari saudara kembarnya. Sedangkan Deon ia menangis, banyak orang yang bilang ia kuat tapi mereka salah! tidak semua orang yang santai itu bahagia.

Bahkan saat ini Deon terisak dalam diam, ia berusaha menahan suaranya yang ingin berteriak itu, apakah ini beneran nyata? mengapa nyata? ia selalu bermimpi dan kenapa saat hal yang tidak di ingin kan menjadi nyata?

"Lo gak rindu gue? sejak kecil gue selalu nyariin Lo." Alga memandangi Deon nanar.

"Gue juga, gue rindu lo!" Deon menghapus air matanya, sesak dadanya tak hilang hilang. Mengapa seperti ini?

"Gue mohon, ceritain semua ke gue," lirih Deon menundukkan kepalanya, ia tak sanggup menahan nya. Deon langsung berlari memeluk Alga walau itu bukan tubuh Alga tetapi itu bisa melepaskan rindunya.

"Hal yang gak pernah gue ingin kan terjadi." Deon melepaskan pelukannya. Ia berpelukan setelah sekian tahun, dulu mereka saudara yang sangat akur dan berbahagia.

"Abang." gumam Deon kembali menundukkan kepalanya mungkin siapa pun yang melihat Deon saat ini mereka akan mengatakan nya lemah! tetapi  saat ini Deon benar benar lemah.

ALDEON Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang