Part 1

60 4 3
                                    

"Pagi everyone" suara cempreng itu menggelegar ke seluruh penjuru kelas, gadis manis dengan kulit sawo matang dengan hidung mancungnya itu memang selalu berisik setiap hari, tidak pernah sedikitpun dia bisa diam dengan mulut kecilnya.

"Gersia, Lo berisik banget sih. Gudeg nih kuping gue, bisa gak sih sekali aja Lo gak berisik." Sila, Gadis seksi itu menggosok telinganya karna merasakan pengang yang teramat karna ulah sahabatnya yang berjalan di bersamanya sehabis dari kantin tadi.

"Ya maap sil, hehe" gersia langsung melenggang pergi menuju bangkunya meninggalkan sila yang masih berdiri di ambang pintu kelas sambil menggelengkan kepalanya menghadapi tingkah sahabatnya yang super ajaib itu, lalu ikut melangkahkan kakinya menuju bangku yang berada di sebelah gersia.

"Ada pr gak?" Gersia menepuk bahu gadis yang ada di depannya

"Gak ada ge, emang Lo gak belajar semalam?"

"Dia belajar, hanya mimpi" sahut sila yang kemudian mendudukan diri disebelah gersia

"Ya ampun gue juga sering belajar kali sil, semalam cuma kecapean aja jadi gak sempet belajar" sanggah gersia yang kemudian mengeluarkan buku dari tasnya

"Yaya percaya" sahut Nesya yang duduk di depan sila

Kringggggg.......
Bel sekolah berbunyi menghentikan aktifitas percakapan mereka pagi ini.

Gersia tengah duduk di perpustakaan, membaca buku matematika di depannya, pasalnya dia sangat membenci matematika, sehingga susah untuk memahaminya, didepannya ada bian yang dengan telaten mengajarinya, ya bian adalah salah satu murid terpintar di SMA Darmajati, dia ganteng dan pintar, gersia merasa beruntung memilikinya, kadang sampai sekarang gersia tidak percaya bahwa bian akan sangat tulus mencintai gadis bar-bar sepertinya

"Gimana bisa kan?" Tanya bian sembari memperhatikan jawaban gersia

"Bisa sih bi, tapi asli puisng banget, abis ini makan ya? Matematika benar-benar menguras isi perut aku nih" kata gersia merengek, pasalnya matematika memang menguras tenaganya bagi di yang tidak menyukai matematika

"Yaudah yuk, lanjut nanti aja, kasian my baby laper ya?" Bian merapikan bukunya dan buku gersia dan mengajak gadisnya untuk melantun

"Yuk" angguk gersia antusias dengan senyum yang mengembang di wajahnya, inilah mengapa semakin hari gersia semakin jatuh cinta kepada bian, bian benar-benar mengerti dirinya, dan menerima semua kekurangannya, sejak 5 bulan yang lalu mereka memutuskan untuk menjalin kasih, bian tak pernah mengeluh kepada gersia

Saat memasuki kantin bian langsung mengajak Naya menuju kursi yang sudah di duduki teman-temannya, disana ada bina sodara kembar bian, arka, Lando, Nasya, dan tak lupa si seksi sila, tapi seperti ada yang kurang, Vaya? Ya di mana gadis galak itu, kenapa gak ada disini? Tanpa membuang waktu dia langsung mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang ada di sana

"Diamana Vaya?" Kata gersia kemudian mendudukan dirinya di samping sila, sedangkan bian tengah memesan makan untuk gersia dan bian

"Katanya tadi kepalanya sedikit pusing, lalu istirahat di UKS" kata Nasya yang baru saja mendapat kabar dari Vaya, memang sebenarnya mereka sedari tadi juga mencari Vaya, dan akhirnya mendapatkan balasan juga dari gadis tersebut

"Pantes dari tadi pagi dia diem mulu pas di kelas, biasanya kan gak kalah berisik dari gue" kata gersia nyrocos "eh ka, Lo jangan jahat jahat Napa ke sahabat gue, Lo juga bantuin dong bikin proposal nya, ketua OSIS macam apa si Lo masa semua tugas Lo di limpahin ke Vaya, kan kalo udah sakit gini siapa yang repot, dasar ketua OSIS gak becus" lanjutnya dengan menatap arka dengan tajam

"Lagian dia yang mau, gue gak pernah maksa, klao dia gak sanggup bisa kok kluar dari OSIS" jawab Arka dingin dengan wajah datarnya

"Lo ya-

Kata kata gersia terhenti karena bian yang datang membawa makannya menyela dan mendudukan dirinya di samping gersia

"Udah-udah, lagi makan juga, nanti makannya gak enak" kata bian menghentikan perdebatan gersia, dan arka

Gersia memang selalu begitu, jika ada orang yang berani mengusik orang orang terdekatnya akan mendapat amukan darinya, salah satunya arka karna dia selalu saja membuat Vaya repot, entahlah kenapa Vaya selalu saja menurut dengan arka, padahal arka selalu seenaknya saja kenapada Vaya, tapi Vaya tak pernah menolak, tapi sebagai sahabatnya selain menasehati gersia bisa apa, dia tidak bisa memaksakan kehendak nya kepada orang lain

Setelah selesai makan, arka langsung saja melenggang pergi dari kantin, dan meninggalkan meja tersebut tanap sepatah katapun, mereka yang disana juga hanya diam, karna sudah biasa melihat kelakuan arka tersebut

Yang lainpun ikut meninggalkan kantin, dengan menuju kelas XI IPA 2 dulu, ya kelas-kelas cewek mereka, sedangkan mereka sendiri berada di XI IPS 1

Setelah bel pulang berbunyi gersia, Nasya, dan sila bergegas menuju UKS untuk menjenguk sahabatnya yang katanya sedang skait tersebut, tapi ketika sampai di UKS mereka kesal, pasalnya Vaya sudah tidak ada di sana, mba indah penjaga UKS bilang Vaya sudah di jemput arka, karna ada rapat OSIS, membuat mereka semakin geram dengan arka, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang saja setelah memberikan tasnya kepada Vaya di ruang UKS, karna jika menunggu pasti itu akan lama

Gersia memasuki kamarnya, kemudian membuka hpnya, seutas senyum terbit di wajahnya, bian mengabarinya bahwa bian akan kerumahnya nanti malam, bian bertanya gersia ingin di bawakan martabak kesukaannya apa tidak, bian memang sangat perhatian dengannya, setiap bian ada waktu senggang pasti dia akan datang kerumah gersia untuk mengajari gersia belajar, ini adalah perhatian yang selalu membuat gersia bahagia

Mama gersia sangat senang juga dengan bian, karna sejak gersia berpacaran dengan bian, nilai nilai gersia semakin naik, sebagai seorang ibu tunggal mama gersia tidak cukup waktu untuk mengajari anaknya belajar, dia selalu sibuk di toko roti miliknya, dan kadang tidak memperhatikan nilai akademik gersia dan Gisel adik gersia, namun sejak ada bian, bukan hanya gersia, bian juga mau mengajari adiknya Gisel, itu membuat Galuh mama gersia dan Gisel merasa beruntung anaknya gersia bisa berpacaran dengan bian

Selain pintar Dan tampan, bian bukan lelaki yang neko-neko seperti lelaki jaman sekarang, bian sangat menghormati perempuan, dan bis amenjaganya, Galuh berharap bian bisa mencintai anaknya dengan setulus hati dan menerima kekurangan gersia sampai nanti, Galuh benar benar berharap bian bisa menjadi menantunya.

NaVaGeSiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang